Aqiqah merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam setelah kelahiran bayi. Ibadah ini mengandung makna syukur kepada Allah SWT atas karunia seorang anak dan sebagai bentuk permohonan doa agar anak tersebut tumbuh menjadi pribadi yang saleh/salihah, sehat, dan beruntung. Meskipun hukumnya sunnah, aqiqah memiliki keutamaan yang besar dan dianjurkan untuk dilaksanakan sesegera mungkin. Artikel ini akan membahas tata cara aqiqah anak perempuan sesuai sunnah secara detail dan komprehensif, merujuk pada berbagai sumber hadits dan pendapat para ulama.
Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Waktu pelaksanaan aqiqah yang paling utama adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Nabi, Ibnu Abbas RA: "Anak itu ditebus dengan aqiqah, maka sembelihlah untuknya aqiqah, dan singkirkanlah darinya gangguan syaitan pada hari ketujuh." (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, jika karena suatu hal aqiqah tidak dapat dilakukan pada hari ketujuh, maka dapat dilakukan pada hari ke-14, ke-21, atau bahkan hingga anak tersebut menginjak usia dewasa. Meskipun semakin cepat lebih utama, tidak ada batasan waktu yang pasti untuk melaksanakan aqiqah. Yang penting adalah niat ikhlas dan melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Pendapat ini didasari pada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang mampu menyembelih aqiqah untuk anaknya, maka lakukanlah." (HR. Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan keluasan waktu pelaksanaan aqiqah selama niat masih ada. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa menunda aqiqah hingga anak baligh diperbolehkan, namun tetap dianjurkan untuk melaksanakannya secepatnya.
Hewan Kurban Aqiqah Perempuan
Jumlah hewan kurban untuk aqiqah anak perempuan adalah satu ekor kambing. Hal ini berbeda dengan aqiqah anak laki-laki yang dianjurkan dua ekor kambing. Perbedaan ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari sahabat Nabi, Aisyah RA, yang menyebutkan bahwa Nabi SAW memerintahkan untuk menyembelih satu ekor kambing untuk aqiqah anak perempuan. (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Hewan yang digunakan untuk aqiqah haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai hewan kurban pada umumnya, yaitu: sehat, tidak cacat, telah mencapai usia yang ditentukan (kambing minimal berumur 6 bulan), dan tidak buta, pincang, atau sakit parah. Pemilihan hewan yang berkualitas merupakan bagian dari kesempurnaan ibadah aqiqah.
Tata Cara Penyembelihan dan Pembagian Daging
Penyembelihan hewan aqiqah harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam, yaitu dengan menyebut asma Allah SWT dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum menyembelih. Proses penyembelihan harus dilakukan oleh orang yang ahli dan mengerti tata cara penyembelihan yang benar sesuai syariat Islam.
Setelah disembelih, daging aqiqah kemudian dibagi menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk diberikan kepada keluarga yang melakukan aqiqah, satu bagian untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga, dan satu bagian lagi untuk disedekahkan kepada fakir miskin dan kaum dhuafa. Pembagian ini mengikuti sunnah Nabi SAW yang mengajarkan agar keberkahan aqiqah dapat dirasakan oleh banyak orang. Pembagian yang adil dan merata menunjukkan rasa syukur dan berbagi kepada sesama. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam yang menekankan pentingnya kepedulian sosial dan rasa berbagi.
Doa dan Niat Aqiqah
Sebelum dan sesudah proses penyembelihan, dianjurkan untuk membaca doa aqiqah. Doa tersebut dapat berupa doa umum memohon keberkahan, keselamatan, dan kebaikan bagi anak yang diaqiqahi. Berikut contoh doa aqiqah:
“Allahumma inni uqiiqu ani waladati (nama anak) hadzihil qurbani, fa taqabbal minni kama taqabbalta min nabiyyika ibrahim wa isma
il.”
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku melakukan aqiqah untuk anak perempuanku (nama anak) dengan kurban ini, maka terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari Nabi-Mu Ibrahim dan Ismail."
Selain doa tersebut, dapat juga dibaca doa-doa lain yang relevan, seperti shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan doa-doa kebaikan lainnya. Membaca doa dengan khusyuk dan penuh keikhlasan akan menambah nilai ibadah aqiqah. Niat aqiqah yang tulus dan ikhlas juga sangat penting. Niat yang baik akan menjadikan ibadah aqiqah lebih bermakna dan diterima oleh Allah SWT.
Memilih Jagal yang Tepat dan Halal
Pemilihan jagal yang tepat dan halal sangat penting dalam pelaksanaan aqiqah. Jagal yang dipilih haruslah orang yang memahami syariat Islam dan mampu melaksanakan penyembelihan dengan benar sesuai syariat. Proses penyembelihan yang sesuai syariat akan memastikan kehalalan daging aqiqah. Hindari menggunakan jasa jagal yang meragukan kehalalannya, untuk memastikan aqiqah berjalan sesuai sunnah. Ini merupakan bentuk tanggung jawab dalam melaksanakan ibadah aqiqah.
Syiar dan Hikmah Aqiqah
Aqiqah tidak hanya sebatas penyembelihan hewan, tetapi juga merupakan syiar Islam yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan melaksanakan aqiqah, kita menunjukkan ketaatan dan kecintaan kita kepada ajaran Islam. Selain itu, aqiqah juga memiliki hikmah yang besar, di antaranya:
- Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia anak yang telah diberikan.
- Menjadi sarana permohonan doa agar anak tersebut tumbuh menjadi pribadi yang saleh/salihah, sehat, dan beruntung.
- Meningkatkan silaturahmi dengan kerabat dan tetangga melalui pembagian daging aqiqah.
- Menumbuhkan kepedulian sosial dengan bersedekah kepada fakir miskin dan kaum dhuafa.
Melalui pemahaman yang komprehensif tentang tata cara aqiqah anak perempuan sesuai sunnah, diharapkan pelaksanaan aqiqah dapat dilakukan dengan lebih baik dan bermakna, sehingga mendapatkan ridho Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para orang tua yang ingin melaksanakan aqiqah untuk anak perempuannya. Ingatlah bahwa kesempurnaan ibadah bukan hanya pada ritualnya saja, tetapi juga pada niat dan keikhlasan yang menyertainya.