Tanda-Tanda Alergi Susu Formula pada Bayi Baru Lahir: Panduan Komprehensif

Retno Susanti

Alergi susu formula pada bayi baru lahir merupakan masalah yang cukup umum dan dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Penting untuk mengenali tanda-tandanya agar bayi dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat. Gejala alergi ini bisa ringan hingga berat, dan diagnosis yang akurat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai tanda alergi susu formula pada bayi baru lahir berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya, seperti American Academy of Allergy, Asthma & Immunology (AAAAI), dan situs-situs kesehatan terkemuka.

1. Gejala Pencernaan: Si Kecil Tak Nyaman

Gejala alergi susu formula yang paling umum terlihat pada bayi adalah gangguan pencernaan. Bayi yang alergi terhadap protein susu sapi (cow’s milk protein allergy/CMPA) seringkali mengalami:

  • Diare: Bukan hanya buang air besar yang lebih sering dari biasanya, tetapi juga feses yang encer, berair, dan mungkin berlendir atau berdarah. Konsistensi feses ini berbeda dari feses bayi yang sehat yang umumnya berbentuk pasta. Frekuensi buang air besar yang meningkat juga dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga perlu diwaspadai.

  • Sembelit: Paradoksnya, beberapa bayi dengan alergi susu formula juga dapat mengalami sembelit. Feses keras dan sulit dikeluarkan dapat menyebabkan bayi rewel dan menangis saat buang air besar.

  • Muntah: Muntah bisa bervariasi, mulai dari muntah sedikit setelah minum susu hingga muntah hebat yang menyemprot. Muntah yang terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.

  • Kembung dan kolik: Perut bayi yang alergi susu formula seringkali tampak kembung dan keras. Bayi juga mungkin mengalami kolik, yaitu menangis hebat dan tak terhibur selama berjam-jam, terutama di sore atau malam hari. Kolik ini sering dikaitkan dengan ketidaknyamanan pencernaan.

  • Refluks gastroesofageal (GER): Bayi dengan alergi susu formula lebih rentan mengalami GER, yaitu naiknya asam lambung ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan bayi sering memuntahkan susu dan terlihat gelisah. Meskipun GER sering terjadi pada bayi, jika disertai gejala alergi lain, perlu diwaspadai kemungkinan alergi susu formula.

BACA JUGA:   Frisolac dan Sembelit Bayi: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Penting untuk diingat bahwa tidak semua bayi yang mengalami kolik atau muntah memiliki alergi susu formula. Namun, jika gejala-gejala pencernaan ini berlangsung lama dan disertai gejala lain, konsultasikan dengan dokter.

2. Gejala Kulit: Ruam dan Eksim

Reaksi alergi pada kulit merupakan tanda yang cukup umum pada bayi yang alergi susu formula. Gejala-gejala kulit yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Eksim (Dermatitis atopik): Eksim ditandai dengan kulit kering, merah, gatal, dan bersisik. Ruam biasanya muncul di lipatan kulit, seperti siku, lutut, dan pergelangan tangan. Bayi dengan eksim seringkali menggaruk kulitnya, yang dapat menyebabkan infeksi sekunder. Eksim seringkali dikaitkan dengan alergi, termasuk alergi susu formula.

  • Urtikaria (biduran): Urtikaria ditandai dengan munculnya bentol-bentol merah pada kulit yang gatal dan terasa seperti terbakar. Bentol-bentol ini dapat muncul dan menghilang dengan cepat.

  • Dermatitis kontak: Reaksi alergi langsung pada kulit yang bersentuhan dengan susu formula. Ini mungkin terlihat sebagai kemerahan, bengkak, dan gatal pada area kulit yang terkena susu formula.

3. Gejala Pernapasan: Sesak Napas dan Batuk

Pada beberapa kasus, alergi susu formula juga dapat menimbulkan gejala pernapasan, seperti:

  • Hidung tersumbat: Bayi mungkin mengalami hidung tersumbat yang menyebabkan kesulitan bernapas dan tidur.

  • Batuk: Batuk dapat terjadi karena iritasi saluran pernapasan akibat reaksi alergi.

  • Mengi (wheezing): Suara siulan saat bernapas yang mengindikasikan penyempitan saluran udara. Ini merupakan tanda yang cukup serius dan memerlukan perhatian medis segera.

  • Sesak napas: Sulit bernapas yang dapat terlihat dari tarikan dada yang cepat dan dalam.

Gejala pernapasan ini seringkali dikaitkan dengan asma atau reaksi alergi yang lebih berat. Jika bayi mengalami gejala pernapasan ini, segera hubungi dokter.

BACA JUGA:   Bayi ASI Tidak BAB 4 Hari Tapi Kentut: Penyebab, Tanda Bahaya, dan Cara Mengatasinya

4. Gejala Sistemik: Demam dan Letargi

Meskipun kurang umum, alergi susu formula juga dapat menyebabkan gejala sistemik, seperti:

  • Demam: Demam dapat terjadi sebagai respons terhadap reaksi alergi.

  • Letargi: Bayi tampak lesu, kurang aktif, dan sulit dibangunkan.

  • Penurunan berat badan: Kehilangan berat badan yang signifikan dapat terjadi karena kesulitan mencerna makanan dan penyerapan nutrisi yang buruk.

Gejala sistemik ini merupakan tanda yang serius dan memerlukan perawatan medis segera.

5. Reaksi Alergi yang Berat: Anafilaksis

Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi susu formula dapat menyebabkan reaksi alergi yang berat, yaitu anafilaksis. Anafilaksis merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera. Tanda-tanda anafilaksis meliputi:

  • Sesak napas berat
  • Bengkak pada wajah, bibir, atau lidah
  • Rasa pusing atau pingsan
  • Tekanan darah rendah
  • Syok

Anafilaksis memerlukan penanganan medis segera dengan suntikan epinefrin (adrenalin) dan perawatan di rumah sakit.

6. Diagnosis dan Pengobatan Alergi Susu Formula

Diagnosis alergi susu formula biasanya dilakukan oleh dokter anak berdasarkan riwayat gejala bayi dan pemeriksaan fisik. Tes alergi, seperti tes kulit atau tes darah, mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Pengobatan utama untuk alergi susu formula adalah menghindari paparan terhadap protein susu sapi. Ini berarti mengganti susu formula dengan formula berbasis hidrolisat protein susu sapi atau formula berbasis protein kedelai (dengan mempertimbangkan potensi alergi kedelai). Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengurangi gejala, seperti antihistamin untuk mengurangi gatal dan bengkak, atau kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat apa pun kepada bayi. Penggunaan formula khusus harus selalu dibawah pengawasan dokter untuk memastikan nutrisi bayi tetap terpenuhi.

BACA JUGA:   Apakah ASI Kena Mata Bayi Berbahaya? Panduan Lengkap untuk Ibu

Penting untuk diingat bahwa informasi di atas hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran medis profesional. Jika Anda mencurigai bayi Anda alergi terhadap susu formula, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Penanganan dini dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan kesehatan dan pertumbuhan bayi Anda.

Also Read

Bagikan:

Tags