Tanda Bayi Tidak Cocok Susu Formula (SG/SGM) & Cara Mengatasinya

Siti Hartinah

Memberikan nutrisi terbaik bagi bayi adalah prioritas utama setiap orang tua. Susu formula (SG/SGM) seringkali menjadi pilihan ketika ASI tidak mencukupi atau tidak tersedia. Namun, tidak semua bayi cocok dengan semua jenis susu formula. Reaksi alergi atau intoleransi dapat terjadi, menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan masalah kesehatan yang serius jika diabaikan. Mengetahui tanda-tanda bayi tidak cocok susu formula sangat krusial untuk intervensi dini dan memastikan pertumbuhan bayi yang optimal. Artikel ini akan membahas berbagai tanda tersebut secara detail, serta memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang dapat diambil orang tua.

1. Gangguan Pencernaan: Diare, Muntah, dan Kembung

Salah satu tanda paling umum bayi tidak cocok dengan susu formula adalah gangguan pencernaan. Bayi mungkin mengalami diare, yang ditandai dengan tinja yang encer, lebih sering, dan mungkin mengandung lendir atau darah. Frekuensi buang air besar yang meningkat drastis dari biasanya juga menjadi pertanda. Selain diare, muntah juga sering terjadi. Muntah yang sering dan hebat dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga perlu penanganan medis segera. Kembung juga merupakan gejala umum, ditandai dengan perut bayi yang terlihat membesar dan tegang. Bayi mungkin terlihat rewel dan menangis karena ketidaknyamanan perut.

Beberapa penelitian menunjukkan korelasi antara jenis protein dalam susu formula dan kejadian diare. Susu formula berbasis protein sapi, misalnya, lebih sering menyebabkan diare pada bayi dibandingkan dengan susu formula berbasis protein hidrolisat atau susu formula berbasis protein soya. (Sumber: World Health Organization. (2002). Protein quality in infant formulas. ) Intensitas dan jenis gangguan pencernaan bisa berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan intoleransi atau alergi. Beberapa bayi mungkin hanya mengalami sedikit diare, sementara yang lain mengalami diare yang berat dan membutuhkan perawatan medis intensif.

BACA JUGA:   Bayi ASI 2 Bulan Sering Buang Air Besar: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

2. Reaksi Kulit: Ruam, Eksim, dan Gatal-gatal

Reaksi alergi terhadap susu formula seringkali terlihat pada kulit bayi. Ruam kulit merupakan salah satu tanda yang paling umum. Ruam ini bisa berupa ruam merah, gatal, dan bersisik yang muncul di berbagai bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan bokong. Eksim, atau dermatitis atopik, juga dapat terjadi, ditandai dengan kulit kering, bersisik, dan gatal-gatal yang parah. Bayi mungkin sering menggaruk kulitnya, sehingga menyebabkan luka dan infeksi sekunder.

Komponen dalam susu formula, seperti protein susu sapi (casein dan whey), dapat memicu reaksi alergi pada kulit. (Sumber: Sicherer, S. H., & Sampson, H. A. (2018). Food allergy. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 141(1), 32–38*). Reaksi ini bisa bersifat ringan sampai berat, tergantung pada kepekaan individu bayi. Gatal-gatal yang intens dapat mengganggu tidur bayi dan menyebabkan bayi menjadi rewel dan mudah tersinggung. Jika ruam disertai dengan tanda-tanda infeksi, seperti nanah atau demam, segera konsultasikan dengan dokter.

3. Masalah Pernafasan: Hidung Tersumbat, Batuk, dan Sesak Nafas

Beberapa bayi yang alergi terhadap susu formula mungkin mengalami masalah pernapasan. Hidung tersumbat merupakan gejala umum, yang dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas dan tidur dengan nyenyak. Batuk juga bisa terjadi, baik batuk kering maupun batuk berdahak. Dalam kasus yang lebih parah, bayi mungkin mengalami sesak napas, yaitu kesulitan bernapas yang tampak jelas.

Protein susu formula dapat memicu reaksi inflamasi pada saluran pernapasan, menyebabkan pembengkakan dan produksi lendir yang berlebihan. (Sumber: Arshad, S. H. (2006). Allergic rhinitis in infants and young children. Allergy, 61(1), 13-17*). Jika bayi Anda mengalami masalah pernapasan yang signifikan, seperti sesak napas atau kesulitan bernapas yang berat, segera cari pertolongan medis. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.

BACA JUGA:   Pola Menyusui Bayi ASI: Berapa Kali Sehari Bayi Anda Perlu Menyusu?

4. Pertumbuhan yang Tidak Optimal: Berat Badan Tidak Naik dan Panjang Badan Tidak Meningkat

Bayi yang tidak cocok dengan susu formula mungkin mengalami kesulitan menyerap nutrisi dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal, ditandai dengan berat badan yang tidak naik sesuai dengan kurva pertumbuhan atau bahkan menurun. Panjang badan juga mungkin tidak meningkat secara signifikan.

Penyerapan nutrisi yang buruk dapat disebabkan oleh gangguan pencernaan, seperti diare dan muntah, yang mengakibatkan kehilangan nutrisi penting. Alergi atau intoleransi terhadap susu formula juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi tertentu. (Sumber: Koletzko, B., et al. (2007). The effects of cow’s milk protein allergy on growth and development. Allergy, 62(S77), 14-20*). Monitoring pertumbuhan bayi secara teratur sangat penting untuk mendeteksi masalah ini sedini mungkin. Jika pertumbuhan bayi Anda terhambat, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi anak.

5. Gejala Lainnya: Rewel, Sulit Tidur, dan Perubahan Mood

Selain gejala-gejala di atas, bayi yang tidak cocok dengan susu formula juga mungkin menunjukkan gejala lain, seperti rewel yang berlebihan, kesulitan tidur, dan perubahan mood yang drastis. Bayi mungkin menangis tanpa alasan yang jelas, mudah tersinggung, dan sulit untuk ditenangkan. Gangguan tidur juga dapat menjadi indikator bahwa sesuatu tidak beres dengan sistem pencernaan atau kekebalan tubuh bayi.

Gejala-gejala ini seringkali merupakan manifestasi dari ketidaknyamanan dan rasa sakit yang dialami bayi akibat reaksi alergi atau intoleransi terhadap susu formula. (Sumber: Hill, D. J., et al. (2008). Cow’s milk allergy: a review of current diagnostic and therapeutic practices. Allergy, 63(7), 786-798*) Meskipun tidak spesifik, gejala-gejala ini dapat menjadi indikator penting yang perlu diperhatikan dan dihubungkan dengan gejala lain. Perhatikan pola perilaku bayi dan hubungkan dengan waktu pemberian susu formula untuk mengidentifikasi kemungkinan hubungan sebab-akibat.

BACA JUGA:   Pilihan Terbaik Susu Formula untuk Bayi dengan Intoleransi Laktosa

6. Mengganti Susu Formula dan Mencari Alternatif

Jika Anda mencurigai bayi Anda tidak cocok dengan susu formula tertentu, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin melakukan tes alergi untuk mengidentifikasi penyebab masalah. Setelah penyebabnya teridentifikasi, dokter dapat merekomendasikan perubahan jenis susu formula. Ada berbagai pilihan susu formula, termasuk susu formula berbasis hidrolisat protein, susu formula berbasis soya, atau susu formula dengan formula khusus untuk bayi dengan alergi atau intoleransi tertentu.

Memilih susu formula alternatif harus dilakukan dengan arahan dan pengawasan dokter. Mengganti susu formula secara tiba-tiba dapat memperburuk kondisi bayi. Dokter akan memonitor perkembangan bayi setelah perubahan susu formula dilakukan dan membuat penyesuaian jika perlu. Penting untuk bersabar dan memberikan waktu bagi bayi untuk beradaptasi dengan susu formula baru. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan ASI eksklusif atau pemberian ASI bersamaan dengan susu formula alternatif, tergantung pada kebutuhan bayi dan kondisi medisnya. Jangan ragu untuk meminta dukungan dari dokter, ahli gizi anak, atau konselor laktasi untuk memastikan bayi Anda mendapatkan nutrisi yang tepat.

Also Read

Bagikan:

Tags