Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, terlepas dari usia kehamilan. Karena kondisi fisiknya yang rentan, pemberian susu pada bayi BBLR memerlukan perhatian khusus dan takaran yang tepat. Pemberian susu yang kurang atau berlebihan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, menentukan takaran susu yang tepat untuk bayi BBLR sangat krusial dan harus dilakukan dengan bimbingan tenaga medis profesional. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai takaran susu untuk bayi BBLR, berdasarkan berbagai sumber dan penelitian ilmiah.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Takaran Susu Bayi BBLR
Takaran susu untuk bayi BBLR bukan angka pasti yang berlaku untuk semua bayi. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan takaran yang tepat, termasuk:
-
Berat badan lahir: Berat badan lahir merupakan faktor utama dalam menentukan takaran awal susu. Bayi yang lahir dengan berat badan semakin rendah, biasanya membutuhkan asupan susu yang lebih sedikit per pemberian.
-
Usia kehamilan: Bayi prematur (lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu) memiliki sistem pencernaan yang belum matang, sehingga membutuhkan takaran susu yang lebih kecil dan lebih sering. Bayi postmatur (lahir setelah usia kehamilan 42 minggu) mungkin memerlukan takaran yang sedikit lebih besar, namun tetap harus dipantau dengan cermat.
-
Tingkat kematangan organ: Kematangan organ pencernaan, ginjal, dan hati sangat berpengaruh pada kemampuan bayi mencerna dan memproses susu. Bayi dengan kematangan organ yang rendah membutuhkan takaran susu yang lebih kecil dan sering.
-
Kemampuan minum: Kemampuan bayi untuk menyusu atau minum dari botol juga harus dipertimbangkan. Bayi yang lelah atau lesu mungkin tidak mampu minum banyak sekaligus. Tenaga medis akan memantau kemampuan hisap, menelan, dan bernapas bayi untuk menentukan takaran yang sesuai.
-
Kondisi kesehatan: Bayi dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung bawaan atau gangguan pencernaan, mungkin memerlukan penyesuaian takaran susu yang lebih spesifik berdasarkan rekomendasi dokter spesialis anak.
-
Jenis susu: Apakah bayi mendapat ASI atau susu formula juga akan mempengaruhi takaran. ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula, sehingga bayi mungkin membutuhkan lebih sedikit ASI dibandingkan susu formula untuk mendapatkan nutrisi yang sama. Komposisi nutrisi dalam susu formula juga beragam, sehingga takarannya perlu disesuaikan dengan rekomendasi pada kemasan dan anjuran dokter.
-
Kecepatan pertumbuhan: Pemantauan pertumbuhan berat badan bayi sangat penting. Jika berat badan bayi tidak naik sesuai harapan, dokter mungkin akan merekomendasikan penyesuaian takaran susu. Sebaliknya, jika berat badan naik terlalu cepat, mungkin perlu dilakukan penyesuaian takaran untuk mencegah obesitas.
2. Takaran Susu Awal untuk Bayi BBLR
Pada tahap awal, takaran susu untuk bayi BBLR biasanya sangat kecil, seringkali hanya beberapa mililiter saja per pemberian. Takaran ini akan ditingkatkan secara bertahap seiring dengan kemampuan bayi untuk minum dan pertumbuhannya. Biasanya, tenaga medis akan menentukan takaran awal berdasarkan berat badan lahir dan kondisi bayi. Mereka mungkin akan memulai dengan takaran 5-10 ml per pemberian, dengan frekuensi pemberian yang lebih sering, misalnya setiap 2-3 jam. Penting untuk diingat bahwa ini hanyalah takaran awal dan akan disesuaikan berdasarkan perkembangan bayi.
Pemberian susu dengan volume kecil dan sering akan mengurangi beban kerja pada sistem pencernaan bayi yang masih belum matang. Hal ini juga akan meminimalkan risiko muntah dan diare. Penting untuk selalu memantau tanda-tanda vital bayi, seperti suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan, selama dan setelah pemberian susu.
3. Metode Pemberian Susu pada Bayi BBLR
Metode pemberian susu pada bayi BBLR juga perlu diperhatikan. Bayi BBLR seringkali membutuhkan bantuan untuk menyusu, baik melalui ASI langsung maupun susu formula. Metode pemberian yang umum digunakan antara lain:
-
ASI langsung (breastfeeding): Jika memungkinkan, ASI langsung adalah cara terbaik untuk memberikan nutrisi pada bayi BBLR. Namun, bayi BBLR mungkin membutuhkan bantuan untuk menyusu karena kelelahan atau kurangnya refleks hisap yang kuat. Ibu perlu dibimbing oleh tenaga medis untuk teknik menyusui yang tepat.
-
ASI perah (expressed breast milk): Jika bayi kesulitan menyusu langsung, ASI perah dapat diberikan melalui sendok, pipet, atau botol dengan puting susu khusus untuk bayi BBLR.
-
Susu formula: Jika ASI tidak tersedia atau tidak cukup, susu formula khusus untuk bayi BBLR dapat digunakan. Susu formula ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi khusus bayi BBLR, dengan kandungan protein, lemak, dan kalori yang lebih tinggi.
-
Feeding tube: Dalam beberapa kasus, terutama untuk bayi BBLR dengan kondisi kesehatan yang serius, pemberian susu melalui selang (feeding tube) mungkin diperlukan. Metode ini memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa harus bekerja keras untuk menyusu.
4. Pemantauan Pertumbuhan dan Penyesuaian Takaran Susu
Pemantauan pertumbuhan berat badan bayi BBLR sangat penting untuk memastikan takaran susu yang diberikan sudah tepat. Berat badan bayi akan diukur secara rutin oleh tenaga medis, biasanya setiap hari atau beberapa hari sekali, di awal kelahiran. Berdasarkan hasil pengukuran, tenaga medis akan menyesuaikan takaran susu agar sesuai dengan kebutuhan bayi.
Jika berat badan bayi tidak naik sesuai harapan, dokter mungkin akan merekomendasikan peningkatan takaran susu secara bertahap. Namun, jika berat badan naik terlalu cepat, mungkin perlu dilakukan pengurangan takaran. Selain berat badan, pemantauan panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas juga penting untuk menilai pertumbuhan bayi secara menyeluruh.
5. Peran Tenaga Medis dalam Menentukan Takaran Susu
Perlu ditekankan bahwa penentuan takaran susu untuk bayi BBLR harus selalu dilakukan di bawah bimbingan tenaga medis yang berpengalaman, seperti dokter spesialis anak dan perawat neonatologi. Mereka akan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah disebutkan di atas dan memantau perkembangan bayi secara ketat. Jangan pernah mencoba menentukan takaran susu sendiri tanpa konsultasi dengan tenaga medis.
Tenaga medis akan memberikan panduan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan tumbuh dengan baik. Mereka juga akan mengajarkan orang tua cara memberikan susu yang tepat dan mengenali tanda-tanda masalah, seperti muntah berlebihan, diare, atau kesulitan bernapas.