Pup bayi seringkali menjadi indikator kesehatan si kecil. Konsistensi, warna, dan frekuensi buang air besar dapat memberikan petunjuk tentang kondisi kesehatan pencernaannya. Salah satu kondisi yang seringkali membuat orang tua khawatir adalah pup bayi encer berwarna kuning. Artikel ini akan membahas secara detail penyebab, penanganan, dan kapan Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter terkait pup bayi encer kuning.
1. Warna Kuning pada Pup Bayi: Normal atau Tidak?
Warna kuning pada pup bayi, khususnya pada bayi yang masih ASI eksklusif, sebenarnya cukup umum dan seringkali merupakan pertanda yang baik. Pigmen bilirubin, hasil pemecahan sel darah merah, memberi warna kuning pada feses. Bayi yang baru lahir umumnya memiliki pup berwarna hitam kehijauan (mekonium) pada hari-hari pertama kehidupan, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi kuning kehijauan, dan akhirnya menjadi kuning mustard yang lembut ketika ASI sudah terserap sempurna. Konsistensi pup pun bervariasi, dari pasta hingga encer.
Namun, warna kuning pada pup bayi yang disertai dengan konsistensi encer, frekuensi yang sangat sering (lebih dari 6 kali sehari), dan gejala lain seperti demam, muntah, lemah, rewel berlebihan, atau adanya darah dalam pup, menunjukkan kemungkinan adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Warna kuning pucat juga bisa mengindikasikan masalah penyerapan lemak, sementara warna kuning yang sangat pekat bisa menandakan adanya infeksi. Kunci di sini adalah memperhatikan konteks keseluruhan, bukan hanya warna saja.