Penyebab Bayi ASI Berat Badan Seret: Panduan Komprehensif

Dewi Saraswati

Berat badan bayi yang lahir normal umumnya akan meningkat secara bertahap. Namun, beberapa bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami kenaikan berat badan yang lebih lambat dari yang diharapkan, suatu kondisi yang disebut bayi ASI berat badan seret atau failure to thrive (FTT). Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua dan memerlukan perhatian medis yang segera. Penyebab bayi ASI berat badan seret sangat beragam dan perlu ditelusuri secara menyeluruh. Artikel ini akan membahas beberapa faktor kunci yang mungkin berperan.

1. Asupan ASI yang Tidak Cukup

Salah satu penyebab paling umum bayi ASI berat badan seret adalah asupan ASI yang tidak mencukupi kebutuhan kalori bayi. Meskipun ibu merasa sudah memberikan ASI yang cukup, beberapa faktor dapat memengaruhi jumlah ASI yang diterima bayi:

  • Teknik Menyusui yang Salah: Posisi dan lekatan yang salah dapat menyebabkan bayi kesulitan menghisap ASI secara efektif. Bayi mungkin hanya mendapatkan sedikit ASI atau bahkan tidak mendapatkan ASI sama sekali. Lidah yang pendek atau frenulum lidah yang pendek (ankyloglossia) juga dapat menghambat kemampuan bayi untuk menghisap dengan baik. Konsultasi dengan konselor laktasi sangat penting untuk memastikan teknik menyusui yang benar.

  • Produksi ASI yang Rendah: Beberapa ibu mungkin mengalami produksi ASI yang rendah karena berbagai faktor, seperti kurangnya stimulasi payudara, ketidakseimbangan hormon, penyakit tertentu, atau kurangnya asupan nutrisi dan cairan yang cukup. Kekurangan nutrisi ibu seperti protein, vitamin, dan mineral penting dapat mengurangi kualitas dan kuantitas ASI.

  • Puting Susu Datar atau Terbenam: Bentuk puting susu yang datar atau terbenam dapat menyulitkan bayi untuk melekat dengan benar dan menghisap ASI secara efektif. Terapi untuk mengatasi ini, seperti penggunaan nipple shield atau teknik khusus menyusui, mungkin diperlukan.

  • Frekuensi Menyusui yang Jarang: Menyusui terlalu jarang atau waktu menyusui yang terlalu singkat dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan cukup ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Bayi perlu disusui sesuai dengan permintaannya, yang bisa berarti beberapa kali dalam satu jam, terutama pada minggu-minggu pertama kehidupan.

  • Bayi Tidur Terlalu Lama Saat Menyusui: Bayi yang sering tidur selama menyusui mungkin tidak mendapatkan cukup ASI karena mereka tidak menghisap secara aktif. Merangsang bayi untuk tetap terjaga selama menyusui dapat membantu.

  • Penyakit atau Kondisi Medis pada Ibu: Penyakit atau kondisi medis ibu seperti mastitis, tiroid, atau diabetes dapat memengaruhi produksi dan komposisi ASI.

BACA JUGA:   Pilihan Susu Formula untuk Bayi dengan Penyakit Hirschsprung

2. Masalah Pencernaan pada Bayi

Gangguan pencernaan pada bayi juga dapat berkontribusi pada berat badan seret. Beberapa kondisi yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi meliputi:

  • Refluks Gastroesofageal (GER): Refluks dapat menyebabkan bayi memuntahkan sebagian besar ASI yang telah diminum, sehingga mengurangi asupan nutrisi yang diserap.

  • Alergi Protein Susu Sapi (APMS): APMS merupakan reaksi imun terhadap protein susu sapi yang terdapat dalam ASI ibu jika ibu mengonsumsi produk susu sapi. Gejala dapat berupa diare, muntah, dan ruam kulit, yang semuanya dapat mengganggu penyerapan nutrisi. Jika dicurigai APMS, eliminasi produk susu sapi dari makanan ibu mungkin diperlukan, dan dokter mungkin merekomendasikan formula hypoallergenic.

  • Intoleransi Laktosa: Beberapa bayi memiliki kesulitan mencerna laktosa, gula yang terdapat dalam ASI. Hal ini dapat menyebabkan diare, gas, dan perut kembung, sehingga mengurangi penyerapan nutrisi.

  • Malabsorpsi: Beberapa kondisi medis langka dapat menyebabkan malabsorpsi nutrisi, yang berarti bayi tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi, termasuk ASI.

3. Penyakit atau Kondisi Medis pada Bayi

Beberapa penyakit atau kondisi medis pada bayi dapat menyebabkan berat badan seret, termasuk:

  • Infeksi: Infeksi seperti pneumonia, gastroenteritis, atau infeksi saluran kemih dapat menyebabkan bayi kehilangan nafsu makan dan mengalami dehidrasi, sehingga mengganggu pertumbuhan.

  • Kelainan Jantung Bawaan: Kelainan jantung bawaan dapat membuat bayi sulit menerima oksigen dan nutrisi yang cukup, yang dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat.

  • Gangguan Genetik: Beberapa gangguan genetik langka dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan nutrisi atau metabolisme, yang dapat menyebabkan berat badan seret.

  • Hipotiroidisme Kongenital: Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid bayi tidak memproduksi cukup hormon tiroid, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.

BACA JUGA:   Susu Formula dan Jaundice pada Bayi: Panduan Lengkap

4. Faktor Psikologis dan Sosial

Faktor psikososial juga dapat berpengaruh pada berat badan bayi. Stres pada ibu, depresi pasca melahirkan, atau kurangnya ikatan antara ibu dan bayi dapat memengaruhi produksi ASI dan pola menyusui. Ketidakcukupan dukungan sosial dan kurangnya informasi mengenai menyusui juga dapat menjadi faktor penyebab.

5. Penggunaan Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu oleh ibu dapat memengaruhi produksi ASI atau penyerapan nutrisi oleh bayi. Beberapa obat dapat mengurangi produksi ASI, sementara yang lain dapat mengganggu pencernaan bayi. Penting untuk mendiskusikan semua obat yang dikonsumsi oleh ibu dengan dokter untuk mengevaluasi potensi dampaknya pada menyusui dan pertumbuhan bayi.

6. Faktor Lainnya yang Perlu Dipertimbangkan

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa faktor lainnya juga perlu dipertimbangkan, antara lain:

  • Prematuritas: Bayi prematur seringkali memiliki kesulitan dalam menyusui dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai berat badan ideal.
  • Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat penyakit keluarga tertentu bisa meningkatkan risiko bayi mengalami masalah pertumbuhan.
  • Kurangnya Monitoring Pertumbuhan: Pemantauan berat badan bayi secara teratur sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak dini. Konsultasi rutin dengan dokter anak sangat dianjurkan.

Penting untuk diingat bahwa berat badan seret pada bayi yang diberi ASI bukanlah hal yang sepele dan memerlukan evaluasi medis yang komprehensif. Diagnosis yang tepat sangat bergantung pada riwayat kesehatan ibu dan bayi, pemeriksaan fisik, serta tes laboratorium jika diperlukan. Kerjasama yang baik antara orang tua, dokter anak, dan konselor laktasi sangat penting untuk membantu bayi mencapai berat badan yang ideal dan tumbuh kembang yang optimal. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda khawatir tentang berat badan bayi Anda.

Also Read

Bagikan:

Tags