Panduan Lengkap Takaran MPASI 6 Bulan Menurut WHO & Rekomendasi Ahli

Siti Hartinah

Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada bayi usia 6 bulan merupakan langkah penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan inisiasi MPASI pada usia 6 bulan, namun takaran yang tepat seringkali menjadi pertanyaan bagi para orang tua. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai panduan takaran MPASI 6 bulan menurut WHO, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang optimal. Informasi ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya, termasuk rekomendasi WHO dan berbagai jurnal ilmiah terkait.

Rekomendasi WHO untuk Inisiasi MPASI Usia 6 Bulan

WHO menekankan pentingnya ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Setelah usia tersebut, dibutuhkan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang semakin meningkat. Rekomendasi WHO bukan hanya tentang kapan memulai MPASI, tetapi juga bagaimana. Mereka menganjurkan pendekatan yang bertahap dan responsif terhadap kebutuhan individu bayi. Ini berarti tidak ada takaran MPASI yang baku dan terpaku pada angka, melainkan lebih kepada panduan umum yang perlu disesuaikan dengan perkembangan dan selera bayi.

WHO tidak memberikan angka pasti dalam gram atau sendok makan untuk takaran MPASI 6 bulan. Fokusnya lebih pada konsistensi makanan yang sesuai dengan kemampuan bayi menelan dan mencerna, serta keragaman makanan yang diberikan untuk memastikan asupan nutrisi seimbang. Pada tahap awal, tekstur makanan harus lembut dan halus, seperti bubur yang mudah ditelan. Secara bertahap, tekstur makanan dapat dipertebal dan variasi makanan diperluas.

Rekomendasi utama WHO untuk MPASI 6 bulan adalah:

  • ASI tetap menjadi makanan utama: ASI atau susu ibu tetap menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi, bahkan setelah memulai MPASI.
  • Mulai dengan porsi kecil: Awali dengan porsi sangat kecil, sekitar 1-2 sendok teh makanan pendamping ASI, kemudian secara bertahap tingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan bayi.
  • Konsistensi makanan: Tekstur makanan harus lembut dan halus, mudah ditelan, dan disesuaikan dengan kemampuan menelan bayi.
  • Frekuensi pemberian MPASI: Frekuensi pemberian MPASI bergantung pada perkembangan dan nafsu makan bayi. Mulailah dengan 1-2 kali sehari, dan dapat ditingkatkan secara bertahap.
  • Keragaman makanan: Berikan variasi makanan untuk memastikan bayi mendapatkan berbagai nutrisi penting. Jangan terpaku pada satu jenis makanan.
BACA JUGA:   Panduan Lengkap Makanan Bayi 7 Bulan: Resepi Mudah dan Bergizi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Takaran MPASI

Takaran MPASI 6 bulan tidak bisa ditentukan secara pasti. Beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan meliputi:

  • Berat badan bayi: Bayi dengan berat badan lahir rendah atau pertumbuhan lambat mungkin membutuhkan lebih banyak kalori dan nutrisi. Konsultasikan dengan dokter anak untuk menentukan takaran yang tepat.
  • Aktivitas bayi: Bayi yang lebih aktif mungkin membutuhkan lebih banyak energi dan karenanya memerlukan asupan MPASI yang lebih banyak.
  • Nafsu makan bayi: Perhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang pada bayi. Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan makanan jika ia sudah merasa kenyang.
  • Jenis makanan: Nilai gizi setiap makanan berbeda. Makanan yang kaya kalori seperti bubur beras akan memberikan rasa kenyang lebih lama dibandingkan dengan makanan yang rendah kalori.
  • Perkembangan motorik: Kemampuan menelan dan mengunyah bayi akan mempengaruhi tekstur dan jumlah makanan yang dapat dikonsumsi.

Contoh Menu dan Takaran MPASI 6 Bulan (Sebagai Panduan)

Meskipun WHO tidak memberikan angka pasti, kita dapat memberikan contoh menu dan takaran sebagai panduan. Ingat, ini hanya contoh dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan respon bayi. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi anak untuk mendapatkan panduan yang lebih personal.

Berikut contoh menu untuk satu hari:

  • Pagi (sekitar pukul 8): Bubur beras merah 2-3 sendok makan, dicampur dengan ASI/susu formula secukupnya hingga mencapai konsistensi bubur yang lembut. Ditambahkan 1/2 sendok teh pure buah pisang atau alpukat.
  • Siang (sekitar pukul 12): Pure sayuran (wortel, brokoli, kentang) 2-3 sendok makan, dicampur dengan ASI/susu formula secukupnya hingga mencapai konsistensi bubur yang lembut.
  • Sore (sekitar pukul 16): Bubur singkong 2-3 sendok makan, dicampur dengan ASI/susu formula secukupnya hingga mencapai konsistensi bubur yang lembut. Ditambahkan beberapa tetes VCO (virgin coconut oil).
  • Malam (Sebelum tidur): ASI atau susu formula.
BACA JUGA:   Makanan Bayi 6 Bulan untuk Mengatasi Sembelit

Catatan: Porsi ini hanya contoh. Jumlah yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan bayi. Perhatikan respons bayi terhadap makanan yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak untuk panduan yang lebih personal.

Pentingnya Keragaman Makanan dalam MPASI

Keragaman makanan sangat penting dalam MPASI untuk memastikan bayi mendapatkan berbagai nutrisi penting. WHO merekomendasikan agar bayi diperkenalkan pada berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, dan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan (haluskan) dan tahu yang dilumatkan. Jangan terlalu cepat memberikan makanan yang berpotensi alergi seperti telur, kacang tanah, dan seafood, sebelum bayi berusia 1 tahun. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan makanan-makanan ini.

Pemberian variasi makanan juga membantu bayi untuk mengembangkan preferensi rasa dan tekstur yang sehat, serta mencegah picky eating di kemudian hari. Tawarkan berbagai macam rasa dan tekstur, dan jangan pernah memaksa bayi untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Menangani Masalah dalam Pemberian MPASI

Beberapa masalah umum yang mungkin terjadi saat memberikan MPASI adalah:

  • Bayi menolak makanan: Cobalah menawarkan makanan dengan berbagai cara, seperti mengubah tekstur atau rasa. Jangan memaksa bayi untuk makan.
  • Bayi mengalami alergi: Jika bayi mengalami reaksi alergi seperti ruam kulit, sesak napas, atau muntah, hentikan pemberian makanan tersebut dan segera konsultasikan dengan dokter.
  • Bayi mengalami sembelit atau diare: Perhatikan konsistensi feses bayi. Jika mengalami sembelit, coba tingkatkan asupan cairan dan serat. Jika mengalami diare, konsultasikan dengan dokter.

Peran Dokter dan Ahli Gizi dalam Pemberian MPASI

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak sangat penting, terutama untuk bayi dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang memiliki riwayat alergi. Mereka dapat memberikan panduan yang personal dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dokter atau ahli gizi dapat membantu menentukan takaran MPASI yang sesuai dengan kebutuhan individu bayi, serta memberikan saran mengenai jenis makanan dan jadwal pemberian MPASI yang tepat. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta saran kepada mereka. Kesehatan dan pertumbuhan optimal bayi merupakan prioritas utama.

Also Read

Bagikan:

Tags