Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara berkala merevisi pedoman pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Meskipun belum ada pedoman resmi WHO 2024 yang secara eksplisit dirilis sebagai dokumen terpisah, pedoman-pedoman terbaru yang relevan dan terus diperbaharui dari WHO dan badan kesehatan lainnya seperti UNICEF, memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk panduan MPASI yang ideal. Artikel ini akan membahas aspek-aspek penting pemberian MPASI berdasarkan rekomendasi terbaru, dengan tetap menekankan pentingnya menyusui sebagai sumber nutrisi utama bayi hingga usia 2 tahun atau lebih.
1. Inisiasi MPASI: Kapan Waktu yang Tepat?
Rekomendasi umum WHO adalah memulai MPASI sekitar usia 6 bulan (26 minggu). Namun, hal ini bukan angka yang kaku. Beberapa bayi mungkin siap lebih awal, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Tanda-tanda kesiapan bayi untuk MPASI meliputi:
- Kemampuan duduk tegak dengan bantuan: Bayi harus mampu duduk tegak dan menjaga kepalanya tetap tegak untuk mencegah tersedak.
- Hilangnya refleks ekstrusi: Refleks ekstrusi adalah refleks alami bayi untuk mendorong keluar benda asing dari mulut. Jika refleks ini sudah mulai menghilang, bayi lebih mampu menelan makanan padat.
- Menunjukkan minat terhadap makanan: Bayi mungkin mulai menunjukkan minat terhadap makanan yang dimakan orang dewasa, seperti meraih sendok atau mencoba mengambil makanan dari piring.
- Daya genggam yang lebih kuat: Bayi yang lebih tua memiliki daya genggam yang lebih baik untuk memegang makanan sendiri dan membawanya ke mulut.
- Ganda berat badan lahir: Bayi perlu mencapai dua kali lipat berat badan lahir sebelum diperkenalkan dengan MPASI.
Perhatian: Memulai MPASI terlalu dini dapat meningkatkan risiko alergi, obesitas, dan masalah pencernaan. Sebaliknya, menunda MPASI terlalu lama dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk menentukan waktu yang tepat untuk memulai MPASI pada bayi Anda.
2. Jenis Makanan Pendamping ASI yang Direkomendasikan
WHO menekankan pentingnya memberikan makanan bergizi dan beragam kepada bayi. Makanan pendamping ASI sebaiknya mencakup berbagai macam kelompok makanan, termasuk:
- Buah-buahan: Pisang, apel, pepaya, mangga, alpukat, dan lainnya. Berikan buah-buahan yang matang dan lembut untuk memudahkan pencernaan.
- Sayuran: Wortel, kentang, labu siam, brokoli, bayam (setelah usia 8 bulan), dan lainnya. Sayuran dapat dikukus, direbus, atau dihaluskan.
- Biji-bijian: Nasi, gandum, jagung, dan lainnya. Biji-bijian dapat diolah menjadi bubur atau nasi tim. Pilihlah biji-bijian yang kaya serat.
- Protein hewani: Daging ayam, ikan, telur (kuning telur setelah usia 6 bulan, putih telur setelah usia 1 tahun), kedelai (tahu, tempe). Sumber protein hewani penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
- Lemak sehat: Minyak zaitun, minyak kelapa, alpukat. Lemak sehat penting untuk penyerapan vitamin dan mineral.
Hindari memberikan makanan yang berpotensi menyebabkan alergi pada tahap awal, seperti kacang-kacangan, seafood, telur putih, dan susu sapi. Perkenalkan satu jenis makanan baru setiap beberapa hari untuk memantau reaksi alergi. Makanan manis seperti gula dan madu harus dihindari karena dapat meningkatkan risiko karies gigi.
3. Tekstur dan Konsistensi MPASI
Konsistensi MPASI harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi. Pada awalnya, MPASI harus berbentuk puree atau bubur yang halus dan mudah ditelan. Seiring bertambahnya usia, tekstur MPASI dapat secara bertahap diperkenalkan dengan konsistensi yang lebih kasar, seperti potongan kecil makanan yang mudah dikunyah.
- Usia 6-8 bulan: Puree atau bubur halus.
- Usia 8-10 bulan: Bubur dengan potongan kecil.
- Usia 10-12 bulan: Makanan yang lebih kasar, potongan kecil yang mudah dikunyah.
- Usia 12 bulan ke atas: Makanan keluarga yang lembut dan mudah dikunyah, dengan pengawasan ketat untuk mencegah tersedak.
Perhatikan selalu respons bayi terhadap tekstur makanan. Jika bayi mengalami kesulitan menelan, kembali ke tekstur yang lebih halus.
4. Frekuensi dan Porsi MPASI
Jumlah MPASI yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan selera makan bayi. Mulailah dengan porsi kecil (1-2 sendok makan) dan secara bertahap tingkatkan porsi sesuai kebutuhan. Jangan memaksa bayi untuk makan jika ia tidak lapar.
Frekuensi pemberian MPASI juga harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan bayi. Pada awal pemberian MPASI, satu sampai dua kali sehari sudah cukup. Seiring bertambahnya usia, frekuensi pemberian MPASI dapat ditingkatkan menjadi tiga kali sehari.
Selalu pastikan bayi tetap mendapatkan ASI sebagai sumber nutrisi utama, minimal sampai usia 2 tahun atau lebih. MPASI merupakan makanan pelengkap, bukan pengganti ASI.
5. Pentingnya Kebersihan dan Keamanan Pangan
Kebersihan dan keamanan pangan sangat penting untuk mencegah infeksi dan penyakit pada bayi. Pastikan semua peralatan yang digunakan untuk menyiapkan MPASI bersih dan steril. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah menyiapkan MPASI. Simpan sisa makanan dengan benar dan buang makanan yang sudah basi.
Pilih bahan makanan yang segar dan berkualitas baik. Hindari memberikan makanan yang sudah basi atau terkontaminasi. Ikuti panduan keamanan pangan yang direkomendasikan untuk memastikan keamanan dan kualitas MPASI.
6. Menangani Masalah Umum Selama MPASI
Beberapa masalah umum yang mungkin terjadi selama pemberian MPASI meliputi:
- Alergi: Jika bayi menunjukkan reaksi alergi terhadap suatu makanan, hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter.
- Sembelit: Pastikan bayi mendapatkan cukup cairan dan serat. Berikan makanan yang kaya serat, seperti buah dan sayur.
- Diare: Jika bayi mengalami diare, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat.
- Penolakan makanan: Jangan paksa bayi untuk makan. Coba tawarkan berbagai macam makanan dengan cara yang menarik dan menyenangkan.
- Tersedak: Awasi bayi dengan saksama selama makan dan pastikan makanan yang diberikan sesuai dengan kemampuan menelan bayi. Potong makanan menjadi potongan kecil-kecil dan hindari makanan yang licin atau lengket.
Memberikan MPASI merupakan proses belajar bagi bayi dan orang tua. Bersabarlah, dan selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran. Ingatlah bahwa setiap bayi berbeda, dan pendekatan individual diperlukan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang optimal. Dengan pemahaman yang baik mengenai panduan terbaru, anda dapat memberikan MPASI yang aman, bergizi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi Anda secara optimal.