Panduan Lengkap MPASI Rekomendasi WHO: Menu, Nutrisi, dan Praktik Terbaik

Sri Wulandari

Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) kepada bayi merupakan langkah penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pendekatan yang komprehensif untuk MPASI, menekankan pentingnya nutrisi yang tepat, keamanan pangan, dan praktik pemberian makan yang responsif. Artikel ini akan membahas secara detail rekomendasi WHO tentang MPASI, termasuk jenis makanan, jadwal pemberian, nutrisi penting, dan tips praktis untuk orang tua.

Waktu yang Tepat Memulai MPASI Menurut WHO

WHO merekomendasikan pemberian MPASI eksklusif ASI hingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, ASI tetap menjadi sumber nutrisi utama, namun MPASI harus diperkenalkan secara bertahap dan konsisten. Pemberian MPASI sebelum 6 bulan tidak dianjurkan, karena sistem pencernaan bayi belum siap dan dapat meningkatkan risiko alergi dan infeksi. Setelah 6 bulan, bayi mulai membutuhkan nutrisi tambahan yang tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh ASI saja. Namun, perlu diingat bahwa setiap bayi berbeda, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk menentukan waktu yang tepat memulai MPASI sesuai kondisi bayi. Faktor-faktor seperti berat badan, pertumbuhan, dan kesiapan bayi untuk makan harus dipertimbangkan.

Jenis Makanan dan Tekstur yang Direkomendasikan

WHO menekankan pentingnya keragaman makanan dalam MPASI. Makanan yang diberikan harus beragam dan meliputi berbagai kelompok makanan untuk memastikan bayi mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan. Rekomendasi makanan meliputi:

  • Bubur: Bubur bertekstur lembut dari berbagai jenis sereal, seperti beras, jagung, gandum, dan oat. Bubur dapat dibuat dengan air atau ASI/suplemen ASI.
  • Sayuran: Berbagai sayuran seperti wortel, kentang, brokoli, bayam, dan labu harus diperkenalkan secara bertahap. Sayuran sebaiknya dikukus atau direbus hingga lunak dan dihaluskan.
  • Buah-buahan: Buah-buahan seperti pisang, apel, pepaya, dan mangga merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik. Buah-buahan yang matang dan lunak sebaiknya dihaluskan atau dipotong kecil-kecil.
  • Daging dan unggas: Daging ayam, sapi, ikan, dan hati ayam merupakan sumber protein, zat besi, dan seng yang penting. Daging sebaiknya dikukus atau direbus hingga lunak dan dicincang halus.
  • Kacang-kacangan (sesudah usia 8 bulan): Kacang-kacangan seperti kacang hijau, lentil, dan buncis merupakan sumber protein dan serat yang baik. Kacang-kacangan harus dimasak hingga lunak dan dihaluskan.
  • Telur (sesudah usia 6 bulan): Telur merupakan sumber protein, zat besi, dan kolin yang baik. Telur sebaiknya dimasak hingga matang dan dihaluskan.
  • Minyak sehat: Penambahan sedikit minyak nabati, seperti minyak kelapa atau minyak zaitun, dapat membantu bayi menyerap vitamin yang larut dalam lemak.
BACA JUGA:   Menu Makanan Bayi 8 Bulan yang Mendukung Pertumbuhan Gigi Sehat

Perkembangan Tekstur: WHO juga merekomendasikan perubahan bertahap dalam tekstur makanan seiring dengan pertumbuhan bayi. Mulai dari tekstur halus seperti bubur, kemudian secara bertahap diperkenalkan tekstur yang lebih kasar seperti potongan-potongan kecil makanan yang lunak. Hal ini membantu bayi mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan.

Nutrisi Penting dalam MPASI

MPASI harus menyediakan berbagai nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Beberapa nutrisi penting yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Zat Besi: Zat besi sangat penting untuk mencegah anemia. Sumber zat besi yang baik termasuk daging merah, hati ayam, dan sereal yang diperkaya zat besi.
  • Zink: Zink berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel. Sumber zink yang baik termasuk daging, unggas, dan kacang-kacangan.
  • Vitamin A: Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan sistem imun. Sumber vitamin A yang baik termasuk sayuran berwarna oranye dan kuning, serta hati ayam.
  • Iodin: Iodin penting untuk fungsi kelenjar tiroid. Sumber iodin yang baik termasuk garam beryodium.
  • Kalsium: Kalsium penting untuk kesehatan tulang. Sumber kalsium yang baik termasuk ASI, susu, dan produk susu.

Penting untuk memastikan bayi mendapatkan cukup nutrisi melalui diet yang bervariasi. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menentukan kebutuhan nutrisi spesifik bayi dan merencanakan menu MPASI yang sesuai.

Praktik Pemberian Makan yang Responsif

WHO menekankan pentingnya praktik pemberian makan yang responsif. Ini berarti memperhatikan isyarat lapar dan kenyang bayi, memberikan makanan dalam suasana yang tenang dan nyaman, dan memungkinkan bayi untuk makan dengan kecepatannya sendiri. Hindari memaksa bayi untuk makan atau menyelesaikan semua makanan yang disajikan. Biarkan bayi mengeksplorasi makanan dengan tangannya dan mengembangkan kemampuan makan sendiri. Interaksi positif selama makan dapat membantu membangun kebiasaan makan yang sehat dan positif.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap MPASI Menu 6 Bulan: Nutrisi Optimal untuk Si Kecil

Keamanan Pangan dan Hygiene

Keamanan pangan sangat penting untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh makanan. Berikut beberapa tips untuk memastikan keamanan pangan saat menyiapkan MPASI:

  • Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.
  • Cuci bahan makanan: Cuci semua buah dan sayuran dengan air bersih sebelum digunakan.
  • Masak makanan hingga matang: Pastikan semua makanan dimasak hingga matang untuk membunuh bakteri berbahaya.
  • Simpan makanan dengan aman: Simpan makanan yang sudah dimasak di dalam lemari es dan gunakan dalam waktu 24 jam.
  • Hindari makanan yang berpotensi menyebabkan alergi: Beberapa makanan, seperti kacang-kacangan, telur, dan susu sapi, dapat menyebabkan alergi pada bayi. Perkenalkan makanan ini secara bertahap dan perhatikan reaksi bayi.

Menangani Masalah dan Tantangan dalam Pemberian MPASI

Saat memulai MPASI, orangtua mungkin menghadapi beberapa tantangan seperti:

  • Bayi menolak makanan baru: Cobalah menawarkan makanan baru beberapa kali sebelum menyerah. Campur makanan baru dengan makanan yang sudah disukai bayi.
  • Bayi mengalami sembelit atau diare: Perhatikan jenis makanan yang diberikan dan konsultasikan dengan dokter jika masalah berlanjut.
  • Bayi mengalami alergi makanan: Perhatikan gejala alergi seperti ruam, gatal-gatal, atau sesak napas. Konsultasikan dengan dokter jika bayi menunjukkan gejala alergi.

Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mengatasi tantangan saat memberikan MPASI. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan informasi dari sumber yang terpercaya. Ingat, kesabaran dan konsistensi adalah kunci keberhasilan dalam memberikan MPASI kepada bayi.

Also Read

Bagikan:

Tags