Panduan Lengkap MPASI Bayi 8 Bulan: Jenis Makanan, Takaran, dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Ratna Dewi

Bayi berusia 8 bulan memasuki fase perkembangan penting, di mana kebutuhan nutrisi mereka semakin kompleks. Pada usia ini, bayi biasanya sudah mulai menunjukkan kesiapan untuk mencoba berbagai jenis makanan selain ASI atau susu formula. Namun, menentukan jenis makanan apa yang boleh diberikan dan bagaimana cara menyajikannya memerlukan pemahaman yang komprehensif. Artikel ini akan membahas secara detail panduan lengkap mengenai MPASI (Makanan Pendamping ASI) untuk bayi 8 bulan, mencakup jenis makanan yang direkomendasikan, takaran yang sesuai, potensi alergi, hingga tips penyajian dan penyimpanan. Informasi ini dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk pedoman dari Kementerian Kesehatan dan rekomendasi ahli gizi anak.

Jenis Makanan yang Direkomendasikan untuk Bayi 8 Bulan

Pada usia 8 bulan, bayi umumnya sudah mampu mengunyah makanan dengan tekstur yang lebih kasar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Oleh karena itu, MPASI untuk bayi 8 bulan bisa mulai ditingkatkan teksturnya. Berikut beberapa jenis makanan yang direkomendasikan:

  • Bubur/Cereal: Bubur beras merah, bubur havermut, atau bubur multigrain masih menjadi pilihan utama. Teksturnya bisa sedikit lebih kental dan sedikit menggumpal untuk membantu melatih kemampuan mengunyah. Hindari bubur yang terlalu cair.

  • Sayuran: Berbagai jenis sayuran seperti wortel, kentang, brokoli, bayam, dan labu kuning dapat diberikan. Kukus atau rebus sayuran hingga empuk, lalu haluskan atau potong dadu kecil-kecil sesuai kemampuan mengunyah bayi. Perkenalkan satu jenis sayuran baru setiap beberapa hari untuk memantau kemungkinan reaksi alergi.

  • Buah: Pisang, apel, pepaya, mangga, dan alpukat merupakan pilihan buah yang baik. Teksturnya bisa dihaluskan atau dipotong menjadi potongan kecil yang mudah ditelan. Hindari buah-buahan yang berpotensi menyebabkan alergi seperti stroberi dan jeruk pada tahap awal.

  • Daging: Daging ayam, sapi, atau ikan bisa diberikan dalam bentuk yang lembut dan mudah dikunyah. Kukus atau rebus hingga lunak, lalu suwir atau haluskan. Perhatikan untuk menghilangkan tulang dan duri sebelum diberikan kepada bayi. Daging merupakan sumber protein yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

  • Telur: Kuning telur dapat diperkenalkan pada usia ini. Mulailah dengan memberikan ¼ kuning telur, lalu secara bertahap ditingkatkan jumlahnya. Perhatikan kemungkinan alergi. Putih telur umumnya diperkenalkan sedikit lebih lambat.

  • Legum: Lendir kacang hijau, atau bubur kacang merah yang telah dihaluskan dan dimasak dengan baik, dapat menjadi sumber nutrisi tambahan. Pastikan kacang-kacangan dimasak hingga benar-benar empuk untuk menghindari resiko tersedak.

BACA JUGA:   Pilihan Nutrisi Praktis: Makanan Instan untuk Si Kecil yang Berusia 1 Tahun

Penting untuk dicatat bahwa setiap bayi berbeda, dan respon mereka terhadap makanan juga bisa berbeda. Selalu perhatikan reaksi bayi terhadap makanan baru.

Takaran dan Frekuensi MPASI untuk Bayi 8 Bulan

Takaran dan frekuensi MPASI untuk bayi 8 bulan bervariasi tergantung pada berat badan, aktivitas, dan nafsu makan bayi. Namun, secara umum, bayi 8 bulan bisa diberikan MPASI 2-3 kali sehari, dengan jumlah total sekitar 200-300 gram. Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan semua makanan yang disajikan. Perhatikan tanda-tanda kenyang pada bayi, seperti menolak makan atau memalingkan wajah.

Pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap. Jangan langsung memberikan banyak jenis makanan sekaligus. Perkenalkan satu jenis makanan baru setiap beberapa hari, dan amati reaksi bayi selama beberapa hari sebelum memperkenalkan makanan baru lainnya. Hal ini penting untuk mengidentifikasi potensi alergi atau intoleransi makanan.

Mengatasi Potensi Alergi dan Intoleransi Makanan

Alergi makanan pada bayi cukup umum terjadi. Gejala alergi bisa berupa ruam kulit, gatal-gatal, muntah, diare, hingga sesak napas. Jika bayi menunjukkan gejala alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter.

Beberapa makanan yang sering menyebabkan alergi pada bayi termasuk telur, susu sapi, kacang-kacangan, dan makanan laut. Perkenalkan makanan-makanan ini secara bertahap dan amati reaksi bayi dengan cermat. Jika ada riwayat alergi keluarga, konsultasikan dengan dokter sebelum memperkenalkan makanan yang berpotensi alergi.

Intoleransi makanan juga dapat terjadi. Intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan, karena tidak melibatkan reaksi sistem imun. Gejala intoleransi makanan bisa berupa kembung, diare, atau sakit perut. Jika bayi menunjukkan gejala intoleransi makanan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap MPASI 6 Bulan untuk Bayi ASI Eksklusif

Tips Penyajian dan Penyimpanan MPASI

Penyajian MPASI yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan bayi. Buatlah MPASI dengan variasi warna dan tekstur. Hindari penggunaan garam, gula, dan penyedap rasa lainnya. Makanan yang terlalu manis atau asin dapat merusak selera makan bayi dan berbahaya untuk kesehatannya.

Simpan sisa MPASI dengan benar untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Sisa MPASI sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es dan dikonsumsi dalam waktu 24 jam. Jangan pernah memberikan sisa MPASI yang sudah disimpan lebih dari 24 jam.

Peran ASI/Susu Formula Tetap Penting

Meskipun bayi sudah mulai mengonsumsi MPASI, ASI atau susu formula tetap menjadi sumber nutrisi utama. ASI atau susu formula menyediakan nutrisi yang lengkap dan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Lanjutkan pemberian ASI atau susu formula sesuai dengan kebutuhan bayi, selain MPASI. Konsultasikan dengan dokter anak mengenai jumlah ASI atau susu formula yang tepat untuk bayi Anda.

Pemberian ASI atau susu formula sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang belum terpenuhi dari MPASI. Jangan mengganti ASI atau susu formula sepenuhnya dengan MPASI.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter anak jika bayi Anda mengalami:

  • Reaksi alergi terhadap makanan, seperti ruam kulit, gatal-gatal, muntah, diare, atau sesak napas.
  • Diare atau muntah yang berlangsung lama.
  • Tidak mau makan atau mengalami penurunan berat badan.
  • Tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering dan air mata sedikit.
  • Pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya.

Mengawasi perkembangan bayi dan berkonsultasi secara teratur dengan dokter sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter atau ahli gizi anak jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang MPASI untuk bayi 8 bulan.

Also Read

Bagikan:

Tags