Panduan Lengkap MPASI 6 Bulan Menurut Rekomendasi WHO

Retno Susanti

Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan memulai MPASI pada usia 6 bulan. Namun, merekomendasikan tidak berarti memaksa. Perlu diingat bahwa setiap bayi unik dan perkembangannya berbeda. Artikel ini akan membahas secara detail panduan MPASI 6 bulan menurut WHO, mencakup berbagai aspek penting yang perlu diperhatikan orang tua.

Mengapa 6 Bulan? Persiapan Fisik dan Perkembangan Bayi

WHO merekomendasikan usia 6 bulan sebagai waktu ideal untuk memulai MPASI karena beberapa alasan. Pada usia ini, sistem pencernaan bayi sudah cukup matang untuk memproses makanan padat. Bayi telah mengembangkan kemampuan menelan, mengunyah (walaupun masih terbatas), dan mengontrol kepala dan leher yang diperlukan untuk makan dengan aman. Sebelum 6 bulan, sistem pencernaan bayi masih belum siap, dan pemberian MPASI terlalu dini dapat meningkatkan risiko alergi, obesitas, dan masalah pencernaan lainnya.

Selain kematangan sistem pencernaan, pertumbuhan bayi juga menjadi pertimbangan. Kebutuhan nutrisi bayi meningkat pesat setelah usia 6 bulan, dan ASI saja mungkin tidak lagi mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut. MPASI menyediakan nutrisi tambahan seperti zat besi, vitamin, dan mineral yang penting untuk pertumbuhan otak, pertumbuhan fisik, dan perkembangan motorik. Kekurangan zat besi, misalnya, dapat menyebabkan anemia dan berpengaruh pada perkembangan kognitif. ASI, meskipun kaya nutrisi, mulai menurun kandungan zat besinya setelah usia 6 bulan.

Kemampuan bayi untuk duduk tegak juga menjadi indikator kesiapan. Kemampuan ini membantu bayi mengontrol kepala dan tubuhnya saat makan, mencegah tersedak. Namun, kemampuan duduk tegak bukanlah satu-satunya penentu kesiapan. Bayi yang belum bisa duduk tegak sempurna masih bisa diberikan MPASI dengan bantuan dan posisi yang tepat. Yang terpenting adalah memastikan bayi mampu mengontrol kepala dan lehernya.

BACA JUGA:   MPASI Wortel Setiap Hari: Amankah dan Seberapa Banyak?

Tanda-tanda kesiapan lainnya yang perlu diperhatikan meliputi: bayi menunjukkan minat terhadap makanan yang dimakan orang dewasa, bayi menjangkau makanan, dan bayi mampu membuka mulut dan menerima sendok. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda ini sebelum usia 6 bulan, konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan kesiapannya.

Jenis Makanan Pertama yang Direkomendasikan

WHO menganjurkan untuk memulai MPASI dengan makanan yang lunak, mudah dicerna, dan bergizi. Makanan pendamping pertama ini sebaiknya berupa bubur atau puree yang dibuat dari bahan tunggal. Hal ini membantu memantau kemungkinan alergi makanan. Beberapa pilihan yang direkomendasikan meliputi:

  • Bubur beras: Beras putih yang ditumbuk halus dan dimasak hingga menjadi bubur kental merupakan pilihan yang baik karena mudah dicerna dan hypoallergenic (rendah alergen). Pastikan beras dimasak hingga benar-benar lunak dan teksturnya halus.

  • Bubur singkong: Singkong merupakan sumber karbohidrat yang baik dan mudah dicerna. Sama seperti beras, singkong harus dimasak hingga benar-benar lunak dan dihaluskan.

  • Puree buah: Pisang, alpukat, dan pepaya merupakan pilihan yang baik karena kaya akan vitamin dan mudah dihaluskan. Hindari buah-buahan yang bersifat asam seperti jeruk dan nanas, terutama pada awal pemberian MPASI.

  • Puree sayur: Wortel, kentang, dan labu kuning merupakan pilihan sayur yang baik karena kaya vitamin dan mudah dihaluskan. Sayuran harus dimasak hingga lunak sebelum dihaluskan.

Penting untuk menghindari makanan yang berpotensi menyebabkan alergi pada awal pemberian MPASI, seperti telur, kacang-kacangan, dan seafood. Makanan ini bisa diperkenalkan secara bertahap setelah bayi berumur lebih dari 6 bulan dan setelah memastikan tidak ada reaksi alergi terhadap makanan pendamping sebelumnya. Mulailah dengan satu jenis makanan setiap beberapa hari untuk memantau reaksi bayi.

BACA JUGA:   Menu Sehat Ibu Hamil: Mendukung Kulit Bayi yang Sehat dari Dalam Rahim

Cara Mempersiapkan MPASI yang Aman dan Higienis

Keamanan dan kebersihan makanan sangat penting untuk mencegah infeksi dan penyakit. Berikut beberapa tips untuk mempersiapkan MPASI yang aman dan higienis:

  • Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.

  • Cuci bahan makanan: Cuci semua bahan makanan dengan bersih untuk menghilangkan kotoran dan pestisida.

  • Masak hingga matang: Masak semua bahan makanan hingga benar-benar matang untuk membunuh bakteri dan kuman.

  • Hindari garam dan gula: Hindari menambahkan garam dan gula ke dalam makanan bayi karena dapat membahayakan ginjalnya dan membiasakannya dengan rasa manis.

  • Simpan dengan benar: Simpan sisa makanan dengan benar di dalam wadah tertutup rapat dan segera dinginkan. Hindari menyimpan sisa makanan lebih dari 24 jam.

  • Sterilisasi peralatan: Sterilisasi semua peralatan makan bayi, seperti sendok dan mangkuk, untuk membunuh bakteri dan kuman. Hal ini penting terutama pada awal pemberian MPASI.

  • Suhu makanan: Pastikan makanan telah dingin sebelum diberikan kepada bayi untuk mencegah luka bakar. Uji suhu dengan meneteskan sedikit makanan pada punggung tangan.

Frekuensi dan Porsi MPASI

Pada awalnya, berikan MPASI hanya dalam jumlah sedikit, sekitar 1-2 sendok teh. Tingkatkan secara bertahap jumlahnya seiring dengan bertambahnya usia dan kebutuhan bayi. Pada usia 6-8 bulan, bayi umumnya membutuhkan 2-3 kali pemberian MPASI per hari, dengan porsi sekitar 100-150 gram. Selalu pastikan bayi masih mendapatkan ASI sebagai makanan utama.

Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan seluruh makanan yang diberikan. Biarkan bayi makan sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Jika bayi menolak makan, jangan dipaksa. Cobalah lagi di lain waktu. Perhatikan pula tanda-tanda kenyang pada bayi, seperti menutup mulut, menolak sendok, atau memalingkan muka.

BACA JUGA:   Nutrisi Penting untuk Tumbuh Kembang Bayi 10 Bulan

Memperkenalkan Berbagai Tekstur dan Rasa

Setelah bayi terbiasa dengan makanan bertekstur halus, secara bertahap perkenalkan makanan dengan tekstur yang lebih kasar. Hal ini membantu bayi belajar mengunyah dan meningkatkan perkembangan motorik oralnya. Anda dapat mulai dengan memberikan makanan yang sedikit lebih kental, kemudian potongan-potongan kecil makanan yang lunak, dan akhirnya potongan-potongan makanan yang lebih besar sesuai dengan kemampuan bayi.

Penting juga untuk memperkenalkan berbagai rasa dan jenis makanan untuk meningkatkan penerimaan makanan bayi. Jangan takut untuk mencoba berbagai kombinasi rasa dan bahan makanan. Namun, tetap perhatikan reaksi bayi terhadap makanan baru. Jika bayi menunjukkan reaksi alergi, segera hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter.

Pentingnya Konsultasi dengan Dokter atau Tenaga Kesehatan

Informasi di atas merupakan panduan umum. Setiap bayi berbeda, dan kebutuhan nutrisinya juga berbeda. Sebelum memulai MPASI, konsultasikan selalu dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi bayi anda. Mereka dapat memberikan saran mengenai jenis makanan, frekuensi pemberian, dan porsi yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bayi anda. Mereka juga dapat membantu mendeteksi dini jika ada masalah kesehatan yang berkaitan dengan pemberian MPASI. Jangan ragu untuk berkonsultasi jika ada kekhawatiran atau pertanyaan mengenai MPASI. Kesehatan dan tumbuh kembang bayi merupakan hal yang paling penting.

Also Read

Bagikan:

Tags