Memberi susu formula pada bayi baru lahir merupakan tanggung jawab besar yang membutuhkan pengetahuan dan ketelitian. Proses ini berbeda dengan menyusui, dan memerlukan perhatian ekstra untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan tetap sehat. Artikel ini akan membahas secara detail cara memberi susu formula pada bayi baru lahir, mulai dari persiapan hingga mengatasi masalah yang mungkin muncul.
1. Persiapan Sebelum Memberi Susu Formula
Sebelum memulai pemberian susu formula, beberapa persiapan penting harus dilakukan untuk memastikan kebersihan dan keamanan bayi. Berikut langkah-langkahnya:
-
Cuci tangan: Ini adalah langkah paling krusial. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat selama minimal 20 detik sebelum menyentuh apapun yang berkaitan dengan proses pemberian susu, termasuk botol, dot, dan bayi. Pastikan untuk membersihkan di bawah kuku. Jika memungkinkan, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol setelah mencuci tangan. Sumber terpercaya seperti CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menekankan pentingnya kebersihan tangan untuk mencegah infeksi pada bayi.
-
Sterilisasi peralatan: Semua peralatan yang akan bersentuhan dengan susu formula, termasuk botol, dot, dan tutupnya, harus disterilisasi dengan benar. Metode sterilisasi dapat berupa perebusan (mendidihkan dalam air selama 5-10 menit), penggunaan sterilisator uap, atau dengan menggunakan cairan sterilisasi khusus bayi yang tersedia di pasaran. Ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan produk sterilisasi yang Anda pilih. Sterilisasi bertujuan untuk membunuh bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit pada bayi.
-
Siapkan air matang: Gunakan air minum kemasan yang sudah disterilkan atau air matang yang dididihkan selama 1 menit dan didinginkan hingga suhu ruangan sebelum digunakan untuk membuat susu formula. Air yang digunakan harus bebas dari kontaminasi bakteri. Jangan gunakan air keran langsung, karena mungkin mengandung bakteri berbahaya bagi bayi. Informasi ini sejalan dengan rekomendasi WHO (World Health Organization) dan berbagai organisasi kesehatan lainnya.
-
Siapkan susu formula: Ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan susu formula secara teliti. Penggunaan takaran air dan bubuk susu yang salah dapat menyebabkan bayi kekurangan atau kelebihan nutrisi. Gunakan sendok takar yang disertakan dalam kemasan dan jangan menggunakan sendok makan biasa. Campuran yang terlalu encer atau terlalu kental dapat mengganggu pencernaan bayi.
-
Ukur suhu susu: Setelah susu formula siap, periksa suhunya dengan meneteskan sedikit susu pada bagian dalam pergelangan tangan. Suhu susu harus hangat, tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu yang terlalu panas dapat melukai mulut bayi, sedangkan suhu yang terlalu dingin dapat membuat bayi tidak nyaman.
2. Teknik Pemberian Susu Formula yang Benar
Memberikan susu formula dengan teknik yang tepat akan membantu bayi mencerna susu dengan baik dan mencegah masalah seperti kembung dan kolik. Berikut beberapa poin penting:
-
Posisi bayi: Posisikan bayi dengan nyaman, baik dalam posisi semi duduk atau terlentang dengan kepala sedikit ditinggikan. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian saat sedang minum susu. Posisi yang tepat membantu mencegah bayi tersedak.
-
Pegang botol dengan benar: Pegang botol sedemikian rupa sehingga dot selalu terisi susu dan bayi tidak menelan udara. Miringkan botol agar dot terisi penuh. Hindari menggoyang-goyang botol terlalu keras yang dapat membuat bayi menelan udara.
-
Kecepatan pemberian susu: Biarkan bayi minum dengan kecepatannya sendiri. Jangan memaksa bayi untuk minum lebih cepat. Amati isyarat bayi, seperti berhenti menghisap atau menolak botol, sebagai tanda ia sudah kenyang.
-
Istirahat selama pemberian susu: Berikan bayi istirahat sebentar selama pemberian susu, agar bayi dapat bernapas dan mencegah bayi tersedak. Anda dapat mengeluarkan dot sebentar dan memberikan kesempatan bayi untuk beristirahat.
-
Bersendawa: Setelah pemberian susu selesai, sendawakan bayi dengan cara menepuk-nepuk punggungnya atau dengan cara membawanya duduk tegak dan menepuk-nepuk punggungnya secara perlahan. Hal ini membantu mengeluarkan gas yang tertelan selama minum susu, dan mencegah bayi mengalami kembung.
3. Mengenali Tanda Bayi Kenyang dan Lapar
Mengenali tanda bayi kenyang dan lapar sangat penting untuk mencegah pemberian susu yang berlebihan atau kekurangan. Berikut beberapa tanda-tanda yang perlu diperhatikan:
-
Tanda kenyang: Bayi berhenti menghisap, tertidur, atau menolak botol. Bayi mungkin juga terlihat tenang dan puas.
-
Tanda lapar: Bayi gelisah, menangis, menghisap tangan atau jari, atau mendekatkan mulut ke payudara/botol. Bayi juga mungkin terlihat aktif dan mencari makanan.
Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan seluruh isi botol jika ia sudah menunjukkan tanda-tanda kenyang. Pemberian susu yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan.
4. Menentukan Jumlah dan Frekuensi Pemberian Susu
Jumlah dan frekuensi pemberian susu formula bervariasi tergantung pada usia dan berat badan bayi. Konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan untuk menentukan jumlah yang tepat untuk bayi Anda. Sebagai panduan umum, bayi baru lahir biasanya diberi susu setiap 2-3 jam, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan individu bayi. Jangan ragu untuk meminta arahan lebih lanjut dari tenaga medis yang berpengalaman. Mereka akan mampu memberikan rekomendasi yang paling tepat untuk perkembangan dan kesehatan bayi Anda.
5. Memilih Jenis Susu Formula yang Tepat
Pasar menawarkan berbagai jenis susu formula, mulai dari susu formula standar hingga susu formula khusus untuk bayi dengan kebutuhan nutrisi tertentu, seperti bayi prematur atau bayi dengan alergi. Konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan untuk menentukan jenis susu formula yang paling tepat untuk bayi Anda. Pertimbangkan faktor-faktor seperti alergi keluarga, riwayat kesehatan bayi, dan kebutuhan nutrisi spesifik. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter atau tenaga medis lain untuk mendapatkan saran dan rekomendasi susu formula yang terbaik untuk bayi Anda.
6. Mengatasi Masalah yang Mungkin Muncul
Beberapa masalah yang mungkin muncul selama pemberian susu formula termasuk kolik, sembelit, atau diare. Jika bayi Anda mengalami masalah tersebut, konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan. Jangan mencoba mengobati sendiri tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Mereka akan dapat mendiagnosis masalah dan memberikan solusi yang tepat. Jangan ragu untuk mendiskusikan masalah yang muncul, termasuk perubahan perilaku makan, kegelisahan yang berlebihan, atau tanda-tanda masalah pencernaan lainnya. Informasi dan saran yang tepat waktu dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjamin kesehatan bayi.