Diare pada bayi, terutama bayi berusia 10 bulan, merupakan kondisi yang perlu ditangani dengan hati-hati. Selain memberikan perawatan medis yang tepat jika diperlukan, pemilihan makanan yang tepat sangat krusial dalam membantu proses pemulihan dan mencegah dehidrasi. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna, kaya nutrisi, dan membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam tubuh si kecil. Berikut penjelasan detail mengenai pilihan makanan yang tepat untuk bayi 10 bulan yang mengalami diare, berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya seperti pedoman dari WHO, American Academy of Pediatrics (AAP), dan berbagai jurnal medis.
Pentingnya Rehidrasi: Dasar Penanganan Diare
Sebelum membahas menu makanan, perlu ditekankan bahwa rehidrasi merupakan langkah paling penting dalam menangani diare pada bayi. Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan, yang dapat berujung pada dehidrasi, kondisi yang sangat berbahaya bagi bayi. Oleh karena itu, pemberian cairan pengganti elektrolit (oralit) atau larutan rehidrasi oral (LRO) sangat direkomendasikan. Anda dapat memperoleh LRO di apotek. Ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan dengan cermat. Jangan memberikan minuman manis seperti jus atau soda, karena justru dapat memperburuk diare. Air putih juga penting, namun LRO lebih efektif karena mengandung elektrolit yang hilang. Frekuensi pemberian cairan harus sering, sedikit demi sedikit, untuk menghindari muntah. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung, mulut kering, air mata sedikit, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Jika dehidrasi parah, segera bawa bayi ke dokter.
Makanan yang Direkomendasikan untuk Pemulihan
Setelah rehidrasi teratasi, pemilihan makanan yang tepat sangat penting untuk membantu pemulihan dan mencegah kekurangan nutrisi. Berikut beberapa pilihan makanan yang aman dan mudah dicerna untuk bayi 10 bulan yang mengalami diare:
-
Air Susu Ibu (ASI): ASI tetap menjadi pilihan terbaik untuk bayi yang mengalami diare. ASI mengandung antibodi yang membantu melawan infeksi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jika bayi masih menyusu ASI, lanjutkan pemberian ASI sesering mungkin.
-
Bubur Beras Putih: Bubur beras putih yang dimasak hingga lembut dan encer merupakan pilihan yang baik. Beras putih mudah dicerna dan rendah serat, sehingga tidak akan memperparah diare. Hindari menambahkan gula atau garam.
-
Pisang yang sudah matang sempurna: Pisang mengandung kalium, elektrolit penting yang hilang akibat diare. Pastikan pisang benar-benar matang dan lembut, lalu haluskan sebelum diberikan kepada bayi.
-
Apel yang sudah dimasak: Apel yang sudah dikukus atau direbus hingga lunak, lalu dihaluskan, dapat menjadi pilihan lain. Apel mengandung pektin, serat larut yang dapat membantu mengentalkan feses.
-
Wortel yang sudah dimasak: Wortel yang dikukus atau direbus hingga lunak dan dihaluskan juga merupakan sumber nutrisi yang baik dan mudah dicerna.
-
Kentang yang sudah dimasak: Kentang yang sudah dikukus atau direbus hingga lunak dan dihaluskan, tanpa tambahan garam atau bumbu, merupakan sumber karbohidrat dan energi yang baik.
Makanan yang Harus Dihindari
Beberapa jenis makanan justru dapat memperburuk diare pada bayi. Oleh karena itu, hindari makanan berikut ini selama bayi masih mengalami diare:
-
Makanan tinggi serat: Makanan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran mentah, biji-bijian, dan kacang-kacangan dapat memperparah diare karena sulit dicerna.
-
Makanan berlemak: Makanan berlemak tinggi dapat memperlambat proses pencernaan dan memperparah diare.
-
Makanan manis: Makanan dan minuman manis seperti jus, soda, dan permen dapat memperburuk diare dan mengganggu keseimbangan bakteri usus.
-
Produk susu sapi (kecuali jika sudah diperkenalkan sebelumnya dan ditoleransi dengan baik): Beberapa bayi mungkin mengalami intoleransi laktosa yang dapat memperparah diare. Namun, jika bayi telah terbiasa mengonsumsi susu sapi dan tidak memperlihatkan gejala intoleransi, pemberiannya dapat dipertimbangkan. Konsultasikan dengan dokter.
-
Makanan pedas atau asam: Makanan pedas atau asam dapat mengiritasi saluran pencernaan dan memperburuk diare.
Mengatur Porsi dan Frekuensi Makan
Selama bayi mengalami diare, penting untuk memberikan makanan dalam porsi kecil namun sering. Ini membantu mencegah kelebihan beban pada sistem pencernaan dan mencegah muntah. Awali dengan memberikan sedikit makanan, dan amati reaksi bayi. Jika tidak ada masalah, secara perlahan tingkatkan jumlah makanan. Jangan memaksa bayi untuk makan jika ia tidak mau.
Kapan Harus ke Dokter
Meskipun Anda telah memberikan perawatan di rumah, penting untuk segera membawa bayi ke dokter jika diare berlangsung lebih dari 24 jam, disertai demam tinggi, muntah yang hebat, darah dalam tinja, tanda-tanda dehidrasi, atau bayi tampak lesu dan tidak aktif. Dokter dapat mendiagnosis penyebab diare dan memberikan penanganan yang tepat.
Pemantauan dan Pemberian Makanan Setelah Diare Mereda
Setelah diare mereda, secara bertahap perkenalkan kembali makanan lain ke dalam menu bayi. Mulailah dengan makanan yang mudah dicerna dan amati reaksi bayi. Jika tidak ada masalah, Anda dapat menambahkan makanan lain secara bertahap. Penting untuk tetap memberikan makanan yang bergizi dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi anak untuk mendapatkan rekomendasi menu yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi Anda. Ingat, setiap bayi berbeda, dan penting untuk selalu memantau kondisi bayi dan menyesuaikan pola makannya sesuai kebutuhan.