Mengatasi Demam pada Anak Pasca Imunisasi DPT

Ratna Dewi

Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan anak. Namun, demam setelah imunisasi sering kali menjadi kekhawatiran bagi orang tua. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang demam pasca imunisasi DPT dan cara mengatasinya.

Pengertian Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah vaksinasi yang diberikan untuk mencegah tiga penyakit berbahaya: difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Vaksin ini biasanya diberikan dalam beberapa dosis pada anak usia 2 bulan hingga 6 tahun.

Mengapa Demam Terjadi?

Demam setelah imunisasi DPT adalah reaksi umum yang terjadi karena sistem imun tubuh anak merespons komponen vaksin. Ini merupakan tanda bahwa vaksin sedang bekerja dalam tubuh anak.

Memeriksa Suhu Tubuh Anak

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa suhu tubuh anak dengan termometer. Demam dianggap terjadi jika suhu tubuh anak lebih dari 38°C.

Cara Mengatasi Demam

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam pada anak setelah imunisasi DPT antara lain:

1. Pemberian Obat Penurun Panas

Obat seperti asetaminofen atau ibuprofen dapat diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan dokter untuk menurunkan demam.

2. Kompres Hangat

Menggunakan kompres hangat di dahi anak dapat membantu menurunkan suhu tubuhnya.

3. Pemantauan dan Perawatan

Pantau kondisi anak dan pastikan mereka mendapatkan istirahat yang cukup serta asupan cairan yang adekuat.

Kapan Harus Khawatir?

Jika demam berlangsung lebih dari 48 jam atau disertai gejala serius seperti kejang, kesulitan bernapas, atau reaksi alergi, segera bawa anak ke dokter.

Pertimbangan Sebelum Imunisasi

Sebelum melakukan imunisasi, diskusikan dengan dokter mengenai kondisi kesehatan anak dan kemungkinan reaksi yang dapat terjadi.

Kesimpulan

Demam setelah imunisasi DPT adalah hal yang umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Namun, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengatasi demam dan kapan harus mencari bantuan medis.

BACA JUGA:   Panduan Umur Imunisasi Campak Lanjutan: Perlindungan Optimal di Setiap Tahap

Also Read

Bagikan: