Bayi yang diberi susu formula terkadang mengalami masalah pencernaan atau reaksi alergi setelah mengonsumsi susu formula tertentu. Ketidakcocokan ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi bayi dan menyebabkan kekhawatiran bagi orang tua. Memahami penyebab ketidakcocokan susu formula sangat penting untuk memilih formula yang tepat dan memastikan tumbuh kembang bayi yang optimal. Berikut penjelasan detail mengenai berbagai faktor yang menyebabkan bayi tidak cocok dengan susu formula:
1. Protein Susu Sapi: Alergi dan Intoleransi
Salah satu penyebab paling umum ketidakcocokan susu formula adalah protein susu sapi. Bayi dapat mengalami reaksi alergi atau intoleransi terhadap protein ini. Perbedaan utama antara alergi dan intoleransi terletak pada mekanisme reaksi tubuh.
Alergi susu sapi merupakan reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap protein susu sapi. Sistem imun keliru mengidentifikasi protein susu sapi sebagai zat berbahaya dan melepaskan antibodi untuk melawannya. Reaksi ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat, mulai dari ruam kulit, muntah, dan diare hingga reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa. Gejala alergi susu sapi biasanya muncul dalam beberapa jam setelah mengonsumsi susu formula berbasis susu sapi.
Intoleransi laktosa, di sisi lain, bukanlah reaksi imun. Ini adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula alami dalam susu. Tubuh kekurangan enzim laktase yang dibutuhkan untuk memecah laktosa. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna fermentasi di usus besar, menyebabkan gejala seperti kembung, gas, diare, dan sakit perut. Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul segera setelah mengonsumsi susu formula yang mengandung laktosa.
Diagnosis alergi atau intoleransi susu sapi dilakukan oleh dokter berdasarkan riwayat gejala, pemeriksaan fisik, dan tes alergi jika diperlukan. Pengobatannya meliputi penghindaran susu sapi dan penggunaan formula berbasis hidrolisat protein susu sapi atau formula berbasis protein soya (dengan catatan tidak ada alergi soya). Namun, perlu diingat bahwa formula soya juga dapat menyebabkan alergi pada beberapa bayi.
2. Komponen Lain dalam Susu Formula: Gula, Lemak, dan Aditif
Selain protein susu sapi, komponen lain dalam susu formula juga dapat menyebabkan ketidakcocokan. Beberapa bayi mungkin sensitif terhadap jenis gula tertentu, seperti sukrosa atau maltodekstrin, yang dapat menyebabkan gas, kembung, dan diare. Demikian pula, beberapa jenis lemak dalam susu formula dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi tertentu.
Aditif dalam susu formula, seperti pewarna, perasa, dan pengawet, juga dapat menjadi penyebab reaksi alergi atau intoleransi pada beberapa bayi. Meskipun konsentrasi aditif ini umumnya rendah, beberapa bayi mungkin lebih sensitif terhadapnya. Penting untuk memperhatikan label susu formula dan memilih formula yang minimal mengandung aditif. Formula organik seringkali dipilih karena kandungan aditifnya yang lebih sedikit.
3. Formula yang Tidak Tepat untuk Usia dan Kebutuhan Bayi
Memberikan susu formula yang tidak sesuai dengan usia dan kebutuhan nutrisi bayi juga dapat menyebabkan masalah. Susu formula yang dirancang untuk bayi baru lahir berbeda komposisinya dengan susu formula untuk bayi yang lebih besar. Memberikan susu formula yang salah dapat menyebabkan masalah pencernaan, kekurangan nutrisi, atau kelebihan nutrisi. Selalu ikuti petunjuk usia yang tertera pada kemasan susu formula.
4. Perubahan Formula Secara Mendadak
Mengganti formula secara tiba-tiba tanpa transisi bertahap juga dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi. Sistem pencernaan bayi masih berkembang dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan dalam komposisi susu formula. Jika perlu mengganti formula, lakukan secara bertahap dengan mencampurkan formula lama dan baru secara perlahan selama beberapa hari hingga beberapa minggu, untuk memberikan waktu bagi sistem pencernaan bayi menyesuaikan diri.
5. Teknik Pemberian Susu yang Salah
Teknik pemberian susu yang salah juga dapat berkontribusi pada masalah pencernaan pada bayi. Memberi susu terlalu cepat, terlalu banyak, atau dengan posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan bayi menelan udara berlebih, yang dapat menyebabkan kembung, gas, dan kolik. Pastikan untuk mengikuti teknik pemberian susu yang tepat dan perhatikan tanda-tanda bayi kenyang. Posisi menyusui yang benar, baik dengan botol maupun payudara, sangat penting untuk mencegah bayi menelan udara berlebihan.
6. Kondisi Medis yang Mendasarinya
Pada beberapa kasus, ketidakcocokan susu formula dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari, seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD), intoleransi terhadap beberapa gula (misalnya, fruktosa, galaktosa), sindrom usus irritable, atau penyakit celiac. Kondisi-kondisi ini dapat mengganggu pencernaan dan menyebabkan gejala yang mirip dengan reaksi alergi atau intoleransi terhadap susu formula. Jika bayi mengalami gejala yang persisten atau berat meskipun sudah berganti formula, konsultasikan dengan dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis yang mendasari. Pemeriksaan medis yang menyeluruh dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang sebenarnya dan merencanakan pengobatan yang tepat.