Memberi Susu Formula pada Bayi Prematur: Panduan Komprehensif

Dewi Saraswati

Bayi prematur, yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dari bayi cukup bulan. Sistem pencernaan mereka masih belum berkembang sempurna, dan kemampuan mereka untuk mencerna dan menyerap nutrisi juga terbatas. Oleh karena itu, pemilihan jenis susu formula yang tepat dan cara pemberiannya menjadi sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan mereka. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai pemberian susu formula pada bayi prematur, mulai dari jenis formula yang direkomendasikan hingga potensi tantangan dan solusinya.

1. Jenis Susu Formula untuk Bayi Prematur

Tidak semua susu formula cocok untuk bayi prematur. Susu formula standar yang dirancang untuk bayi cukup bulan mungkin terlalu pekat dan sulit dicerna oleh bayi prematur. Oleh karena itu, bayi prematur biasanya membutuhkan susu formula khusus yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka yang unik. Jenis-jenis susu formula ini umumnya terbagi menjadi beberapa kategori:

  • Susu formula prematur: Susu formula ini mengandung konsentrasi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi daripada susu formula standar. Kandungannya disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi bayi prematur yang masih dalam tahap perkembangan. Komposisi susu formula prematur juga seringkali mengandung asam lemak rantai panjang (LCPUFA) seperti ARA (asam arachidonat) dan DHA (asam dokosaheksaenoat), yang penting untuk perkembangan otak dan mata. Beberapa merek juga menambahkan nukleotida, prebiotik, dan probiotik untuk mendukung perkembangan sistem imun dan pencernaan.

  • Susu formula dengan protein whey terhidrolisis: Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terhadap alergi susu sapi. Bagi bayi prematur yang memiliki riwayat alergi atau memiliki risiko tinggi alergi, dokter mungkin akan merekomendasikan susu formula dengan protein whey terhidrolisis sebagian atau sepenuhnya. Protein whey yang telah dihidrolisis menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga lebih mudah dicerna dan mengurangi risiko reaksi alergi.

  • Susu formula berbasis kedelai: Susu formula berbasis kedelai merupakan alternatif bagi bayi prematur yang alergi terhadap protein susu sapi. Namun, perlu diingat bahwa susu formula kedelai juga dapat menyebabkan alergi pada beberapa bayi. Penggunaan susu formula kedelai harus selalu dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

BACA JUGA:   Susu Alternatif Terbaik untuk Bayi Usia 1 Tahun dengan Alergi Susu Sapi

Penting untuk diingat bahwa pemilihan jenis susu formula yang tepat harus dilakukan oleh dokter atau ahli gizi berdasarkan usia kehamilan bayi, berat badan lahir, dan kondisi kesehatan bayi. Tidak ada satu jenis susu formula yang cocok untuk semua bayi prematur.

2. Cara Pemberian Susu Formula pada Bayi Prematur

Pemberian susu formula pada bayi prematur tidak sama dengan pemberian susu pada bayi cukup bulan. Bayi prematur seringkali memiliki kesulitan dalam menyusu, baik secara langsung maupun dengan botol. Oleh karena itu, cara pemberian susu formula harus disesuaikan dengan kemampuan bayi. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain:

  • Penyusuan dengan sendok: Metode ini sering digunakan pada bayi prematur yang sangat kecil atau lemah, yang belum mampu menyusu dengan baik. Susu diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok kecil.

  • Penyusuan dengan botol: Botol susu yang digunakan untuk bayi prematur harus memiliki puting yang lunak dan berlubang kecil, agar aliran susu tidak terlalu cepat dan bayi tidak mudah lelah. Botol dengan sistem aliran lambat (slow flow) sangat direkomendasikan.

  • Pemberian melalui sonde: Pada bayi prematur yang sangat lemah atau memiliki masalah menelan, susu formula dapat diberikan melalui sonde (selang kecil yang dimasukkan ke dalam lambung). Metode ini memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang cukup, meskipun belum mampu menyusu sendiri.

Frekuensi dan jumlah pemberian susu formula juga harus disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Dokter atau ahli gizi akan memberikan panduan mengenai jumlah susu yang harus diberikan dan interval pemberiannya. Penting untuk memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang pada bayi, dan tidak memaksakan bayi untuk minum lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

BACA JUGA:   Pilihan Nutrisi Terbaik untuk Si Kecil: Susu Dancow

3. Pentingnya Monitoring Pertumbuhan dan Perkembangan

Setelah memulai pemberian susu formula, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur sangatlah krusial. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan tumbuh sesuai dengan harapan. Pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala secara berkala sangat penting. Dokter akan mengevaluasi pertumbuhan bayi dan melakukan penyesuaian terhadap jenis dan jumlah susu formula yang diberikan jika diperlukan.

Selain itu, pemantauan terhadap tanda-tanda alergi atau intoleransi terhadap susu formula juga penting. Tanda-tanda alergi dapat berupa ruam kulit, diare, muntah, atau kolik. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda alergi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

4. Tantangan dalam Memberi Susu Formula pada Bayi Prematur

Memberi susu formula pada bayi prematur dapat dihadapkan pada beberapa tantangan, antara lain:

  • Refluks gastroesofageal (GER): Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terhadap GER, yaitu kondisi dimana isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan muntah dan kesulitan dalam menambah berat badan. Pengaturan posisi bayi setelah menyusu dan pemberian susu formula dengan frekuensi lebih kecil dan volume lebih sedikit dapat membantu mengatasi masalah ini.

  • Nekrosis intestinal: Nekrosis intestinal adalah kondisi yang serius dimana terjadi kematian jaringan pada usus. Meskipun jarang terjadi, bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi ini. Pemberian susu formula yang tepat dan pemantauan kesehatan bayi sangat penting untuk mencegahnya.

  • Hiperbilirubinemia: Kondisi dimana kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi. Beberapa jenis susu formula dapat meningkatkan risiko hiperbilirubinemia pada bayi prematur. Dokter akan mempertimbangkan faktor ini dalam memilih jenis susu formula yang tepat.

5. Peran Orang Tua dan Dukungan Medis

Peran orang tua dalam memberikan susu formula pada bayi prematur sangat penting. Orang tua harus memahami cara pemberian susu yang benar, mengenali tanda-tanda masalah pada bayi, dan mengikuti petunjuk dari dokter atau ahli gizi. Dukungan emosional juga penting, baik bagi bayi maupun orang tua.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap Suhu Ideal Susu Formula untuk Bayi

Dukungan medis yang komprehensif juga sangat penting. Konsultasi rutin dengan dokter dan ahli gizi akan membantu memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang tepat dan tumbuh dengan baik. Dokter dapat memberikan saran dan panduan mengenai jenis susu formula, frekuensi pemberian, dan penanganan masalah yang mungkin terjadi.

6. Pentingnya Informasi yang Akurat dan Terpercaya

Informasi yang akurat dan terpercaya sangat penting dalam memberikan susu formula pada bayi prematur. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kondisi bayi Anda. Hindari informasi yang tidak valid atau tidak berdasarkan bukti ilmiah. Sumber informasi yang terpercaya antara lain dokter anak, ahli gizi, dan organisasi kesehatan seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) atau World Health Organization (WHO). Memilih sumber informasi yang tepat akan membantu Anda dalam membuat keputusan yang terbaik untuk kesehatan dan perkembangan bayi prematur Anda.

Also Read

Bagikan:

Tags