Memahami Batas Waktu Aqiqah untuk Anak Perempuan

Siti Hartinah

Aqiqah merupakan salah satu tradisi yang dijalankan oleh umat Islam untuk menyambut kelahiran seorang anak. Khusus untuk anak perempuan, terdapat ketentuan-ketentuan khusus mengenai waktu pelaksanaan aqiqah yang telah dijelaskan oleh para ulama. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang batas waktu aqiqah untuk anak perempuan berdasarkan berbagai sumber dan pandangan ulama.

Pengertian Aqiqah

Aqiqah adalah prosesi penyembelihan hewan ternak yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak dalam Islam. Prosesi ini memiliki makna mendalam dan dijalankan berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Waktu Aqiqah yang Dianjurkan

Menurut sunnah, waktu yang paling dianjurkan untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Namun, jika tidak memungkinkan, pelaksanaan aqiqah dapat ditunda hingga hari ke-14 atau ke-21.

Pendapat Para Ulama

Para ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai batas waktu aqiqah. Sebagian besar ulama Syafi’iyyah dan Hambali berpendapat bahwa aqiqah dapat dilakukan kapan saja sebelum anak mencapai usia baligh. Sementara itu, ulama Hanafiyah dan Malikiyah menekankan bahwa aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran.

Batas Waktu Aqiqah Menurut Madzhab Syafi’i

Di Indonesia, mayoritas umat Islam mengikuti madzhab Imam Syafi’i. Menurut madzhab ini, aqiqah diperbolehkan dilakukan mulai dari kelahiran anak hingga sebelum anak mencapai usia baligh. Untuk anak perempuan, usia baligh biasanya ditandai dengan datangnya menstruasi pertama, yang rata-rata terjadi pada usia 12 tahun.

Hikmah Aqiqah

Aqiqah tidak hanya merupakan bentuk syukur, tetapi juga memiliki hikmah sebagai perlindungan bagi anak dari gangguan syaitan. Selain itu, aqiqah juga dianggap sebagai tebusan hutang anak yang memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya di akhirat.

Praktik Aqiqah di Masyarakat

Dalam praktiknya, banyak masyarakat muslim di Indonesia yang menyembelih hewan aqiqah setelah dewasa dengan alasan belum diaqiqahi saat kecil. Hal ini menunjukkan adanya fleksibilitas dalam pelaksanaan aqiqah yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing keluarga.

BACA JUGA:   Perayaan Aqiqah Anak Nassar dan Selfi: Tradisi dan Kebahagiaan

Dengan memahami berbagai pandangan dan hikmah di balik aqiqah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan aqiqah dengan penuh makna dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Aqiqah merupakan salah satu cara untuk menghidupkan sunnah Nabi dan mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS dalam mensyukuri nikmat kelahiran seorang anak.

Also Read

Bagikan: