Makanan Elak Bayi Cirit-birit: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Dewi Saraswati

Cirit-birit pada bayi merupakan kondisi yang mengkhawatirkan bagi setiap orang tua. Selain membuat bayi tidak nyaman, diare juga dapat menyebabkan dehidrasi yang mengancam jiwa. Salah satu cara penting untuk membantu bayi pulih adalah dengan mengatur asupan makanannya. Mengetahui makanan yang harus dihindari sangat krusial dalam proses penyembuhan. Artikel ini akan membahas secara detail makanan yang sebaiknya dielakkan saat bayi mengalami cirit-birit, disertai penjelasan ilmiah dan rujukan dari berbagai sumber terpercaya.

1. Produk Susu: Sumber Laktosa yang Memicu Diare

Salah satu penyebab utama cirit-birit pada bayi adalah intoleransi laktosa. Laktosa, gula alami dalam susu sapi dan produk olahannya, dapat sulit dicerna oleh bayi yang mengalami diare. Enzim laktase, yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa, dapat berkurang produksinya selama diare, sehingga laktosa yang tidak tercerna akan menggerakkan usus dan memperburuk diare. (1)

Oleh karena itu, hindari memberikan susu formula berbasis susu sapi, susu ibu (jika bayi mengalami intoleransi laktosa), yogurt, keju, dan produk susu lainnya selama bayi mengalami cirit-birit. Sebagai gantinya, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan alternatif pengganti yang tepat, seperti susu formula bebas laktosa atau susu kedelai (dengan pengawasan ketat karena potensi alergi). Pemberian ASI tetap direkomendasikan, kecuali jika terbukti menyebabkan peningkatan diare.

(1) Sumber: American Academy of Pediatrics. (Referensi spesifik perlu ditambahkan berdasarkan sumber terpercaya yang Anda temukan)

2. Makanan Tinggi Serat: Potensi Memperparah Gejala

Meskipun serat penting untuk kesehatan pencernaan secara umum, makanan tinggi serat dapat memperparah cirit-birit pada bayi. Serat yang tidak tercerna dapat meningkatkan volume tinja dan frekuensi buang air besar, sehingga memperburuk diare. (2)

BACA JUGA:   Menu Nutrisi Ibu Hamil untuk Rambut Bayi yang Lebat

Makanan tinggi serat yang harus dihindari meliputi buah-buahan dan sayuran mentah dengan kulit yang keras (seperti apel, pir, dan jagung), biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan produk gandum utuh. Makanan ini sebaiknya dihindari sementara waktu hingga diare mereda. Setelah cirit-birit membaik, Anda dapat secara bertahap memperkenalkan kembali makanan berserat dengan porsi kecil dan memantau reaksi bayi.

(2) Sumber: (Referensi spesifik perlu ditambahkan berdasarkan sumber terpercaya yang Anda temukan)

3. Makanan Manis dan Olahan: Gangguan Keseimbangan Flora Usus

Makanan manis dan olahan, seperti permen, minuman bersoda, dan makanan cepat saji, mengandung gula sederhana yang dapat memperburuk diare. Gula sederhana ini dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri jahat di usus dan mengganggu keseimbangan flora usus yang sehat. (3) Hal ini dapat memperpanjang durasi diare dan menyebabkan dehidrasi.

Selain itu, makanan olahan seringkali rendah nutrisi dan tinggi lemak, yang dapat menambah beban kerja pada sistem pencernaan yang sudah lemah. Pemberian makanan bergizi tinggi dan mudah dicerna jauh lebih penting selama masa pemulihan.

(3) Sumber: (Referensi spesifik perlu ditambahkan berdasarkan sumber terpercaya yang Anda temukan)

4. Makanan Pedas dan Berlemak: Iritasi Saluran Pencernaan

Makanan pedas dan berlemak dapat mengiritasi saluran pencernaan yang sudah sensitif akibat diare. Bumbu-bumbu pedas dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan frekuensi buang air besar. Makanan berlemak juga sulit dicerna dan dapat memperlambat proses penyembuhan. (4)

Oleh karena itu, hindari memberikan makanan pedas seperti cabai, kari, dan rempah-rempah lainnya. Batasi juga asupan makanan berlemak tinggi seperti gorengan, makanan cepat saji, dan makanan yang mengandung banyak krim atau saus. Pilih makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak selama masa pemulihan.

BACA JUGA:   MPASI Fortif: Panduan Lengkap Menu Pendamping ASI yang Diperkaya Nutrisi

(4) Sumber: (Referensi spesifik perlu ditambahkan berdasarkan sumber terpercaya yang Anda temukan)

5. Jus Buah: Kandungan Tinggi Gula dan Asam

Meskipun jus buah terlihat sebagai pilihan yang menyegarkan, kandungan gula dan asam yang tinggi di dalamnya dapat memperburuk diare. Gula dalam jus buah dapat memperparah pertumbuhan bakteri yang tidak menguntungkan di usus dan menyebabkan peningkatan frekuensi buang air besar. (5) Asam dalam jus buah juga dapat mengiritasi saluran pencernaan yang sensitif.

Lebih baik berikan cairan elektrolit yang direkomendasikan dokter atau air putih untuk mencegah dehidrasi. Jika ingin memberikan jus buah, pilih jus yang rendah gula dan encerkan dengan air. Namun, tetap prioritaskan cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.

(5) Sumber: (Referensi spesifik perlu ditambahkan berdasarkan sumber terpercaya yang Anda temukan)

6. Makanan yang Potensi Memicu Alergi: Identifikasi dan Hindari

Bayi yang rentan alergi mungkin mengalami diare yang diperparah oleh makanan tertentu. Jika Anda mencurigai adanya alergi makanan, segera konsultasikan dengan dokter. Beberapa makanan yang umum memicu alergi pada bayi termasuk susu sapi, telur, kedelai, kacang tanah, dan gandum. (6)

Menghindari makanan yang berpotensi memicu alergi sangat penting untuk mencegah perburukan diare dan masalah kesehatan lainnya. Catat makanan yang diberikan pada bayi dan perhatikan reaksi tubuhnya. Jika muncul gejala alergi seperti ruam kulit, sesak napas, atau pembengkakan, segera hubungi dokter.

(6) Sumber: (Referensi spesifik perlu ditambahkan berdasarkan sumber terpercaya yang Anda temukan)

Catatan Penting: Informasi di atas bersifat umum dan tidak dapat menggantikan saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi anak sebelum membuat perubahan pada pola makan bayi yang mengalami cirit-birit. Dehidrasi merupakan komplikasi serius diare pada bayi, jadi segera cari pertolongan medis jika bayi mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, mata cekung, air mata sedikit, dan penurunan frekuensi buang air kecil.

Also Read

Bagikan:

Tags