Lafaz Niat Aqiqah Anak Perempuan: Panduan Lengkap dan Rujukan Hukum

Siti Hartinah

Aqiqah merupakan sunnah muakkadah yang dianjurkan bagi setiap muslim yang dikaruniai seorang anak. Aqiqah memiliki banyak keutamaan, di antaranya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran sang buah hati, serta sebagai bentuk penyucian dan pembersihan diri bagi bayi yang baru lahir. Untuk anak perempuan, pelaksanaan aqiqah memiliki beberapa perbedaan, terutama dalam hal jumlah hewan kurban dan lafaz niat yang diucapkan. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai lafaz niat aqiqah anak perempuan, beserta penjelasan hukum dan tata cara pelaksanaannya berdasarkan berbagai sumber rujukan agama Islam.

Hukum Aqiqah Anak Perempuan

Sebelum membahas lafaz niat, penting untuk memahami hukum aqiqah itu sendiri. Aqiqah hukumnya sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan untuk dilakukan. Meskipun tidak wajib seperti sholat lima waktu, meninggalkan aqiqah termasuk meninggalkan amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini didukung oleh berbagai hadits yang diriwayatkan oleh berbagai sahabat, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Jabir bin Abdullah yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Meskipun hukumnya sunnah muakkadah, meninggalkan aqiqah tanpa alasan yang syar’i tetaplah kurang baik. Keutamaan aqiqah begitu besar, baik bagi orang tua maupun sang anak. Bagi orang tua, aqiqah menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh pahala yang berlimpah. Sedangkan bagi anak, aqiqah diharapkan dapat menjadi berkah dan perlindungan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, hendaknya para orang tua berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan aqiqah bagi anak-anak mereka, terutama apabila kondisi ekonomi memungkinkan.

BACA JUGA:   Durian dan Ibu Menyusui: Manfaat dan Batasan

Perbedaan Aqiqah Anak Laki-laki dan Perempuan

Salah satu perbedaan penting antara aqiqah anak laki-laki dan perempuan terletak pada jumlah hewan yang disembelih. Untuk anak laki-laki, dianjurkan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan, satu ekor kambing saja. Perbedaan ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Perlu ditekankan bahwa perbedaan ini hanya berlaku pada jumlah hewan kurban. Tata cara pelaksanaan aqiqah pada dasarnya sama, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Semua proses, dari penyembelihan hingga pembagian daging, harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Keutamaan aqiqah tetap sama, hanya saja jumlah hewan kurban yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak.

Lafaz Niat Aqiqah Anak Perempuan: Berbagai Rumusan

Lafaz niat aqiqah, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan, tidaklah baku dan kaku. Yang terpenting adalah niat yang tulus ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Namun, beberapa rumusan lafaz niat yang umum digunakan dapat menjadi panduan. Berikut beberapa contoh lafaz niat aqiqah anak perempuan:

Rumusan 1 (Singkat dan Padat):

“Nawaitu an usyabiha hadzihil hadzihi aqiqatanani Ibntī (nama anak), fardlan lillahi ta`ala.”

Artinya: "Saya niat menyembelih kambing ini sebagai aqiqah untuk anak perempuanku (nama anak), karena Allah Ta’ala."

Rumusan 2 (Lebih Detail):

“Nawaitu an usyabiha hadzihil hadzihi aqiqatanani Ibntī (nama anak), sunnatan lillahi taala, lillahi taala, wa sunnatan rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam.”

Artinya: "Saya niat menyembelih kambing ini sebagai aqiqah untuk anak perempuanku (nama anak), sunnah karena Allah Ta’ala, dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam."

BACA JUGA:   Ibu Menyusui dengan Cacar Air: Panduan Lengkap untuk Menjaga Kesehatan Bayi dan Ibu

Rumusan 3 (Mencantumkan Waktu):

"Bismillahirrahmanirrahim. Nawaitu an usyabiha hadzihil hadzihi aqiqatanani Ibntī (nama anak) fi yawmi hadza, sunnatan lillahi ta`ala."

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Saya niat menyembelih kambing ini sebagai aqiqah untuk anak perempuanku (nama anak) pada hari ini, sebagai sunnah karena Allah Ta’ala."

Perlu diingat, gantilah "(nama anak)" dengan nama anak perempuan Anda. Anda juga bisa menambahkan doa-doa lain yang baik setelah mengucapkan niat. Yang terpenting adalah keikhlasan dalam melaksanakan aqiqah.

Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah

Setelah memahami lafaz niat, penting juga untuk mengetahui tata cara pelaksanaan aqiqah yang benar. Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  1. Waktu Pelaksanaan: Waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Jika terlambat, boleh dilakukan kapan saja setelah itu.

  2. Hewan Kurban: Hewan yang disembelih adalah kambing atau domba yang memenuhi syarat syar’i, yaitu sehat, cukup umur, dan tidak cacat.

  3. Proses Penyembelihan: Penyembelihan harus dilakukan oleh orang yang ahli dan memahami syariat Islam. Hewan harus disembelih dengan menyebut nama Allah SWT.

  4. Pembagian Daging: Daging aqiqah dibagi menjadi tiga bagian: sepertiga untuk keluarga yang melakukan aqiqah, sepertiga untuk diberikan kepada kerabat dan tetangga, dan sepertiga untuk diberikan kepada fakir miskin.

  5. Mencukur Rambut Bayi: Setelah aqiqah, rambut bayi dicukur dan beratnya ditimbang dengan emas atau perak yang sepadan dengan berat rambutnya, lalu disedekahkan.

  6. Memberi Nama: Memberi nama yang baik kepada bayi juga merupakan bagian dari sunnah aqiqah.

Menentukan Jenis Hewan Qurban

Meskipun kambing atau domba merupakan hewan yang paling umum digunakan untuk aqiqah, penting untuk memastikan hewan tersebut memenuhi syarat syariat. Hewan yang akan disembelih harus sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia yang cukup untuk disembelih. Konsultasikan dengan pihak yang berwenang atau ahli dalam menentukan jenis dan kualitas hewan qurban yang sesuai. Pemilihan hewan yang berkualitas baik menunjukan kesungguhan dan keseriusan dalam menjalankan sunnah aqiqah.

BACA JUGA:   Gejala Cacar Air pada Bayi: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Menggabungkan Niat Aqiqah dengan Niat Kurban

Pada beberapa kondisi, orangtua mungkin menggabungkan niat aqiqah dengan niat kurban, khususnya jika pelaksanaan aqiqah bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Hal ini diperbolehkan dalam syariat Islam, asalkan niat tersebut dipisahkan dengan jelas dan masing-masing memenuhi syarat. Misalnya, jika ingin menggabungkan niat aqiqah dan kurban, maka seseorang harus menyembelih minimal dua ekor kambing, satu untuk aqiqah dan satu untuk kurban. Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap niat harus diucapkan secara terpisah. Hal ini untuk menghindari kerancuan dan memastikan kesesuaian dengan syariat.

Semoga penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai lafaz niat aqiqah anak perempuan dan tata cara pelaksanaannya. Ingatlah bahwa keikhlasan dan niat yang tulus adalah kunci utama dalam menjalankan ibadah aqiqah. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua.

Also Read

Bagikan:

Tags