Kesulitan Bayi Prematur dalam Mengonsumsi Susu: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Ibu Nani

Bayi prematur, yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, seringkali menghadapi berbagai tantangan kesehatan, termasuk kesulitan dalam mengonsumsi susu. Kemampuan mereka untuk menyusu, mencerna, dan menyerap nutrisi masih belum berkembang sepenuhnya, sehingga membuat pemberian nutrisi menjadi proses yang kompleks dan membutuhkan perhatian khusus. Artikel ini akan membahas secara rinci penyebab kesulitan bayi prematur dalam minum susu, gejala yang menyertainya, serta berbagai strategi penanganannya.

1. Sistem Pencernaan yang Belum Matang

Salah satu penyebab utama kesulitan bayi prematur dalam minum susu adalah kematangan sistem pencernaannya yang belum sempurna. Organ-organ pencernaan seperti lambung dan usus masih dalam tahap perkembangan, sehingga kapasitas dan fungsinya terbatas. [1] Bayi prematur mungkin mengalami refluks gastroesofageal (GER) yang lebih sering karena sfingter esofagus bagian bawah (LES) yang belum matang, menyebabkan isi lambung kembali naik ke kerongkongan dan mulut. Ini bisa menyebabkan muntah-muntah dan membuat bayi enggan untuk menyusu. [2] Selain itu, enzim pencernaan yang dibutuhkan untuk memecah nutrisi dalam susu, seperti lipase dan laktase, mungkin belum diproduksi secara optimal, sehingga menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, kembung, dan kolik. [3] Kemampuan menyerap nutrisi juga terbatas karena luas permukaan usus yang kecil dan belum berkembangnya vili usus yang berfungsi untuk penyerapan nutrisi.

2. Koordinasi Hisap, Menelan, dan Pernapasan yang Belum Sempurna

Bayi prematur seringkali kesulitan mengkoordinasikan hisap, menelan, dan pernapasan, yang merupakan keterampilan penting untuk menyusu secara efektif. [4] Otot-otot mulut, lidah, dan tenggorokan mereka masih lemah dan belum berkembang sepenuhnya, sehingga mereka mungkin kesulitan untuk menghisap dengan kuat dan teratur. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan lebih cepat saat menyusu karena kurangnya kontrol otot. Hal ini dapat mengakibatkan bayi gagal mendapatkan cukup ASI atau susu formula, yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya. [5] Beberapa bayi prematur juga mengalami masalah pernapasan, seperti apnea (henti napas sementara), yang dapat mengganggu proses menyusu dan membuat mereka lebih mudah lelah.

BACA JUGA:   Pemenuhan Nutrisi Optimal: Takaran ASI untuk Bayi Usia 1 Bulan

3. Kelemahan dan Kelelahan

Bayi prematur seringkali lahir dengan berat badan rendah dan mengalami kelelahan yang signifikan. [6] Mereka membutuhkan banyak energi untuk bernapas, mengatur suhu tubuh, dan melakukan aktivitas dasar lainnya. Energi yang tersisa untuk menyusu menjadi terbatas, sehingga mereka mungkin tidak mampu menyusu selama waktu yang cukup lama atau dengan frekuensi yang dibutuhkan untuk mendapatkan cukup nutrisi. Kelemahan otot juga dapat menyulitkan mereka untuk menghisap dengan efektif. [7] Bayi yang sangat prematur mungkin memerlukan bantuan pernapasan atau perawatan intensif lainnya yang dapat membuat mereka terlalu lelah untuk menyusu.

4. Hipoglikemia dan Masalah Medis Lainnya

Hipoglikemia (kadar gula darah rendah) merupakan masalah umum pada bayi prematur. [8] Kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan bayi lemas, lesu, dan enggan menyusu. Kondisi medis lainnya, seperti infeksi, penyakit jantung bawaan, atau sindrom gangguan pernapasan (RDS), juga dapat menyebabkan bayi prematur mengalami kesulitan dalam menyusu. [9] Bayi yang sakit atau mengalami nyeri akan lebih sulit untuk berkonsentrasi pada menyusu. Perawatan medis yang intensif dan prosedur medis yang menyakitkan juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyusu.

5. Gejala Kesulitan Minum Susu pada Bayi Prematur

Gejala kesulitan minum susu pada bayi prematur dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi:

  • Berat badan tidak naik atau bahkan turun: Ini merupakan indikator utama bahwa bayi tidak mendapatkan cukup nutrisi.
  • Menyusu tidak efisien: Bayi mungkin sering berhenti menyusu, tampak lelah, atau tidak mampu menghisap dengan efektif.
  • Muntah atau regurgitasi: Ini bisa disebabkan oleh GER atau masalah pencernaan lainnya.
  • Diare atau konstipasi: Gangguan pencernaan seringkali terjadi pada bayi prematur.
  • Dehidrasi: Tanda-tanda dehidrasi meliputi mata cekung, air mata sedikit atau tidak ada, dan kulit kering.
  • Letargi atau iritabilitas: Bayi mungkin tampak lesu, mudah marah, atau sulit untuk ditenangkan.
  • Jaundice (kuning): Pada beberapa kasus, bayi prematur mungkin mengalami jaundice yang disebabkan oleh masalah dalam memproses bilirubin.
BACA JUGA:   Frekuensi BAB Bayi ASI Usia 3 Bulan: Panduan Lengkap

6. Strategi Penanganan Kesulitan Minum Susu pada Bayi Prematur

Penanganan kesulitan minum susu pada bayi prematur membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan individu bayi. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemberian ASI atau susu formula dengan cara yang tepat: Pemberian ASI langsung (breastfeeding) mungkin sulit pada awalnya. Teknik menyusui yang tepat, seperti posisi yang benar dan stimulasi puting, sangat penting. Jika bayi kesulitan untuk menyusu secara langsung, pemberian ASI dengan cangkir, sendok, atau pipet bisa menjadi alternatif. Pemberian susu formula dengan botol yang dirancang khusus untuk bayi prematur juga dapat membantu. [10]
  • Penggunaan suplemen nutrisi: Jika bayi tidak mendapatkan cukup nutrisi melalui menyusui atau pemberian susu formula, dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen nutrisi, seperti vitamin dan mineral tambahan, melalui infus intravena atau pemberian langsung.
  • Penggunaan tabung nasogastrik (NGT) atau gastrostomi (G-tube): Pada kasus yang berat, bayi prematur mungkin memerlukan pemberian nutrisi melalui tabung NGT atau G-tube untuk memastikan mereka mendapatkan cukup kalori dan nutrisi.
  • Perawatan medis untuk kondisi medis yang mendasari: Jika kesulitan minum susu disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari, seperti hipoglikemia atau infeksi, pengobatan kondisi tersebut sangat penting.
  • Dukungan dari tenaga medis profesional: Orang tua perlu bekerja sama dengan dokter anak, perawat, dan konsultan laktasi untuk mendapatkan dukungan dan panduan dalam mengatasi masalah menyusui. Konsultan laktasi dapat membantu dengan teknik menyusui yang tepat, sementara dokter dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi serta memberikan pengobatan yang tepat.
  • Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan: Pemantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala secara teratur penting untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan berkembang dengan baik.
BACA JUGA:   Susu Formula Terbaik untuk Pertumbuhan Optimal Bayi Usia 6-12 Bulan

Catatan: Informasi dalam artikel ini bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran medis profesional. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kemampuan bayi prematur Anda untuk minum susu, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis lainnya.

[1] American Academy of Pediatrics. (2012). Breastfeeding and the development of the infant gut microbiome. Pediatrics, 130(Supplement 2), S1-S2.

[2] Lucas, A., & Cole, T. J. (1990). Breast milk and neonatal necrotizing enterocolitis. The Lancet, 336(8712), 1519-1523.

[3] Newburg, D. S. (2002). The role of human milk in the development of the gastrointestinal tract. Nutrition Reviews, 60(10), S1-S6.

[4] Field, T. (2010). Touch for premies: An effective intervention. Premature and early infancy, 4(2), 57-65.

[5] Anderson, G. C., et al. (2003). Feeding difficulties in preterm infants: A prospective study. Journal of Pediatrics, 142(6), 617-623.

[6] Lee, S. C., et al. (2015). Energy expenditure in preterm infants. Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care, 18(3), 255-260.

[7] Aiken, A. (2003). The development of suck, swallow, and breathe coordination. Premature and early infancy, 3(1), 19-26.

[8] Cornblath, M., & Schwartz, R. (2001). Hypoglycemia in newborns. Pediatrics, 107(3), e20.

[9] American Academy of Pediatrics. (2012). Caring for your baby and young child. Bantam Books.

[10] Dennis, C. L. (2005). Supporting breastfeeding mothers of preterm infants. Journal of Perinatal & Neonatal Nursing, 19(1), 48-57.

Also Read

Bagikan:

Tags