Jadwal Imunisasi Bayi: Panduan Lengkap Hingga Usia 2 Tahun dan Selanjutnya

Ratna Dewi

Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksius yang berbahaya. Jadwal imunisasi yang tepat dan lengkap sangat krusial untuk membangun kekebalan tubuh si kecil sejak dini. Namun, banyak orang tua yang masih bingung mengenai rentang waktu imunisasi yang ideal. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai jadwal imunisasi bayi hingga usia 2 tahun dan seterusnya, dengan mengacu pada berbagai sumber terpercaya dan pedoman dari organisasi kesehatan dunia. Informasi ini bertujuan untuk edukasi dan bukan pengganti konsultasi langsung dengan dokter anak.

1. Imunisasi Pada Bulan Pertama Kehidupan (0-1 Bulan)

Pada periode ini, bayi masih sangat rentan terhadap infeksi. Sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sepenuhnya, sehingga perlindungan dari imunisasi sangat diperlukan. Walaupun jadwal imunisasi mungkin sedikit bervariasi antar negara dan pedoman, namun umumnya fokus pada perlindungan awal dari penyakit yang paling mematikan. Imunisasi yang biasanya diberikan pada bulan pertama kehidupan meliputi:

  • Hepatitis B (HB): Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi Hepatitis B, sebuah penyakit serius yang dapat menyebabkan kerusakan hati permanen. Biasanya dosis pertama diberikan di rumah sakit segera setelah lahir, jika kondisi bayi memungkinkan. Dosis selanjutnya akan mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.

  • Vitamin K: Walaupun bukan vaksin, Vitamin K sangat penting diberikan pada bayi baru lahir. Vitamin ini berperan penting dalam pembekuan darah, mencegah terjadinya perdarahan pada bayi. Pemberiannya biasanya dilakukan secara injeksi di rumah sakit.

2. Imunisasi Pada Usia 2 Bulan

Usia 2 bulan menandai dimulainya rangkaian imunisasi yang lebih intensif. Pada usia ini, sistem kekebalan tubuh bayi mulai berkembang, tetapi masih belum cukup kuat untuk melawan berbagai penyakit menular. Berikut imunisasi yang umumnya diberikan:

  • DTaP (Difteri, Tetanus, Pertusis): Vaksin DTaP melindungi bayi dari difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Ketiga penyakit ini sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa, terutama pada bayi.

  • Hib (Haemophilus influenzae tipe b): Vaksin Hib melindungi bayi dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe b, yang dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi serius lainnya.

  • IPV (Polio Inactivated): Vaksin IPV melindungi bayi dari polio, penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan.

  • PCV (Pneumokokus Konjugat): Vaksin PCV melindungi bayi dari infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah.

BACA JUGA:   Layanan Kesehatan Anak di Puskesmas: Panduan Komprehensif

Pada usia 2 bulan ini, biasanya bayi akan mendapatkan semua imunisasi di atas sekaligus, tetapi dengan jadwal pemberian yang berbeda-beda antar produsen vaksin. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jadwal yang tepat dan jenis vaksin yang akan diberikan.

3. Imunisasi Pada Usia 4 Bulan dan 6 Bulan

Pada usia 4 dan 6 bulan, bayi akan menerima dosis berikutnya dari vaksin-vaksin yang telah diberikan pada usia 2 bulan. Ini bertujuan untuk memperkuat respon imun dan memastikan perlindungan yang optimal. Jadwal imunisasi pada usia ini umumnya meliputi:

  • Dosis kedua DTaP, Hib, IPV, dan PCV. Pengulangan pemberian vaksin-vaksin ini penting untuk memastikan pembentukan antibodi yang cukup untuk melawan penyakit-penyakit yang ditargetkan.

Pada beberapa negara, atau menurut pedoman dokter, pada usia 6 bulan bayi juga akan mendapatkan imunisasi tambahan seperti :

  • Rotavirus: Vaksin rotavirus melindungi bayi dari infeksi rotavirus, penyebab diare yang serius, terutama pada bayi dan anak-anak kecil.

4. Imunisasi Pada Usia 9 Bulan, 12 Bulan, dan 18 Bulan

Setelah imunisasi pada usia 6 bulan, terdapat beberapa imunisasi susulan yang penting diberikan pada usia 9 bulan, 12 bulan, dan 18 bulan, antara lain:

  • Dosis ketiga DTaP, Hib, dan PCV (pada usia 9 bulan): Dosis tambahan ini bertujuan untuk memperkuat respon imun tubuh dan melindungi bayi dari penyakit-penyakit berbahaya. Jadwal pemberian ini bervariasi dan mengikuti petunjuk dokter.

  • MMR (Measles, Mumps, Rubella): Imunisasi MMR melindungi bayi dari campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella (campak Jerman). Vaksin MMR biasanya diberikan pada usia 12 bulan, meskipun ada beberapa negara yang memberinya pada usia 9 bulan.

  • Varisela (cacar air): Vaksin varicella melindungi dari cacar air, penyakit yang umumnya ringan pada anak-anak, namun dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

  • Hepatitis A: Vaksin Hepatitis A melindungi dari infeksi virus Hepatitis A, yang dapat menyebabkan penyakit hati. Pemberiannya bervariasi antar negara.

  • Dosis keempat DTaP dan IPV (pada usia 18 bulan): Merupakan dosis penguat untuk memastikan perlindungan optimal dari difteri, tetanus, pertusis, dan polio.

BACA JUGA:   Imunisasi HPV: Perlindungan Penting untuk Anak SD di Indonesia

5. Imunisasi Pada Usia 4-6 Tahun

Setelah melewati serangkaian imunisasi pada usia di bawah 2 tahun, ada beberapa imunisasi booster (penguat) yang perlu diberikan pada usia prasekolah. Ini untuk memastikan imunitas tetap terjaga hingga anak memasuki masa sekolah. Imunisasi booster ini biasanya mencakup :

  • Dosis penguat MMR: Memberikan perlindungan tambahan terhadap campak, gondongan, dan rubella.

  • Dosis penguat DTaP: Memastikan perlindungan terus menerus terhadap difteri, tetanus, dan pertusis.

  • Vaksin influenza (flu): Meskipun tidak wajib, vaksin flu dianjurkan untuk diberikan setiap tahun, terutama pada anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang memiliki risiko tinggi terhadap komplikasi flu.

Perlu diingat bahwa jadwal dan jenis vaksin dapat bervariasi tergantung pada pedoman kesehatan setempat dan kondisi kesehatan anak. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan jadwal imunisasi yang paling tepat.

6. Imunisasi Setelah Usia 6 Tahun dan Seterusnya

Setelah usia 6 tahun, jadwal imunisasi akan bergeser ke imunisasi rutin yang direkomendasikan untuk anak-anak dan remaja, serta vaksin-vaksin lain sesuai dengan kebutuhan individu. Ini mungkin termasuk:

  • Vaksin HPV (Human Papillomavirus): Mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks dan jenis kanker lainnya.

  • Vaksin Meningokokus: Melindungi dari penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.

  • Vaksin Influenza (tiap tahun): Tetap penting diberikan setiap tahun untuk perlindungan optimal terhadap virus influenza yang terus bermutasi.

  • Vaksin COVID-19: Sesuai rekomendasi dari badan kesehatan terkait.

Selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk menentukan jadwal imunisasi yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan anak Anda. Dokter akan dapat memberikan informasi yang paling tepat dan akurat berdasarkan pedoman kesehatan terbaru dan kondisi kesehatan spesifik anak Anda. Jangan ragu untuk menanyakan segala hal yang masih belum dipahami mengenai imunisasi. Informasi yang akurat dan komprehensif sangat penting untuk melindungi kesehatan anak Anda. Ingatlah bahwa imunisasi merupakan investasi berharga untuk masa depan yang sehat.

Also Read

Bagikan:

Tags