Imunisasi Wajib dan Opsional untuk Bayi: Panduan Lengkap

Siti Hartinah

Imunisasi merupakan salah satu langkah paling efektif dalam melindungi bayi dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Jadwal imunisasi bayi yang direkomendasikan bervariasi sedikit tergantung pada negara dan pedoman kesehatan setempat, namun umumnya mencakup serangkaian vaksin yang diberikan dalam beberapa dosis pada periode tertentu. Pemahaman yang mendalam tentang imunisasi yang diberikan kepada bayi sangat penting bagi orang tua untuk membuat keputusan yang tepat dan terinformasi bagi kesehatan anak mereka. Artikel ini akan membahas secara detail imunisasi yang umumnya diberikan kepada bayi, manfaatnya, jadwal pemberian, serta efek samping yang mungkin terjadi.

1. Vaksin Hepatitis B (HBV)

Vaksin Hepatitis B merupakan vaksin pertama yang biasanya diberikan kepada bayi, idealnya dalam 24 jam pertama setelah lahir. Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV), yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius, sirosis, dan kanker hati. Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi HBV.

  • Cara Kerja: Vaksin HBV mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B yang telah dilemahkan atau tidak aktif. Ini menstimulasi sistem imun bayi untuk menghasilkan antibodi terhadap virus HBV, sehingga melindungi bayi dari infeksi di masa mendatang.
  • Jadwal Pemberian: Biasanya diberikan dalam tiga dosis: dosis pertama segera setelah lahir, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dan dosis ketiga pada usia 6-18 bulan.
  • Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi kemerahan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan. Reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi.

2. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin)

Vaksin BCG diberikan untuk mencegah tuberkulosis (TB), penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun prevalensi TB bervariasi antar negara, vaksin ini tetap direkomendasikan di banyak negara, terutama di daerah dengan angka kejadian TB yang tinggi.

  • Cara Kerja: Vaksin BCG mengandung bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan. Vaksin ini merangsang respon imun seluler untuk membantu mencegah perkembangan penyakit TB yang aktif. Perlu diingat bahwa vaksin BCG tidak menjamin perlindungan 100% terhadap TB.
  • Jadwal Pemberian: Biasanya diberikan dalam satu dosis, pada usia bayi antara 0-6 bulan. Waktu pemberian yang tepat dapat berbeda-beda tergantung pedoman kesehatan setempat.
  • Efek Samping: Efek samping yang paling umum adalah pembentukan benjolan kecil di tempat suntikan yang dapat bertahan selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Kadang-kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di dekat tempat suntikan. Reaksi serius sangat jarang terjadi.
BACA JUGA:   Imunisasi Lengkap untuk Bayi Usia 1 Tahun: Panduan Komprehensif

3. Vaksin DTaP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Vaksin DTaP melindungi bayi dari tiga penyakit berbahaya: difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan).

  • Difteri: Infeksi pernapasan serius yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan bahkan kematian.

  • Tetanus: Infeksi bakteri yang menyebabkan kejang otot yang menyakitkan, dan dapat menyebabkan kematian.

  • Pertusis (Batuk Rejan): Infeksi pernapasan yang sangat menular yang dapat menyebabkan batuk hebat dan dapat menyebabkan pneumonia, kejang, dan kerusakan otak, terutama pada bayi.

  • Cara Kerja: Vaksin DTaP mengandung toksin yang dilemahkan atau tidak aktif dari bakteri penyebab difteri dan tetanus, serta bakteri Bordetella pertussis yang dilemahkan.

  • Jadwal Pemberian: Biasanya diberikan dalam lima dosis: dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis kedua pada usia 4 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan, dosis keempat pada usia 15-18 bulan, dan dosis kelima pada usia 4-6 tahun.

  • Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi kemerahan, bengkak, nyeri di tempat suntikan, demam ringan, dan mudah mengantuk. Reaksi alergi yang serius jarang terjadi.

4. Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe b)

Vaksin Hib melindungi bayi dari infeksi Haemophilus influenzae tipe b (Hib), bakteri yang dapat menyebabkan meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang), pneumonia, dan infeksi serius lainnya.

  • Cara Kerja: Vaksin Hib mengandung bagian dari bakteri Hib yang telah dilemahkan atau tidak aktif.
  • Jadwal Pemberian: Biasanya diberikan dalam beberapa dosis, sesuai dengan jadwal DTaP.
  • Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi kemerahan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan. Demam ringan juga mungkin terjadi.

5. Vaksin Polio (Poliomyelitis)

Vaksin Polio melindungi bayi dari polio, penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Ada dua jenis vaksin polio yang digunakan: vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV). Kebanyakan negara saat ini menggunakan IPV.

  • Cara Kerja: IPV mengandung virus polio yang telah diinaktifkan, yang merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi tanpa menyebabkan penyakit.
  • Jadwal Pemberian: Biasanya diberikan dalam beberapa dosis sesuai dengan jadwal DTaP.
  • Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi kemerahan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan. Demam ringan mungkin terjadi.
BACA JUGA:   Imunisasi pada Anak Bayi: Perlindungan Awal untuk Masa Depan yang Sehat

6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Vaksin MMR melindungi bayi dari campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella (campak Jerman). Vaksin MMR biasanya diberikan mulai usia 6 bulan, terutama jika ada risiko penularan yang tinggi.

  • Campak: Infeksi virus yang sangat menular yang dapat menyebabkan ruam, demam tinggi, batuk, dan komplikasi serius seperti pneumonia dan ensefalitis.

  • Gondongan: Infeksi virus yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar parotis (kelenjar ludah di pipi).

  • Rubella: Infeksi virus yang dapat menyebabkan ruam ringan, tetapi sangat berbahaya bagi wanita hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir pada janin.

  • Cara Kerja: Vaksin MMR mengandung virus campak, gondongan, dan rubella yang telah dilemahkan.

  • Jadwal Pemberian: Biasanya diberikan dalam dua dosis, dosis pertama pada usia 6 bulan (jika diperlukan) dan dosis kedua pada usia 12-15 bulan.

  • Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi demam ringan, ruam, nyeri sendi. Reaksi alergi yang serius jarang terjadi.

Catatan Penting: Informasi di atas merupakan informasi umum dan tidak menggantikan konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan. Jadwal imunisasi dan vaksin yang direkomendasikan dapat bervariasi tergantung pada pedoman kesehatan setempat dan riwayat kesehatan bayi. Orang tua harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk mendapatkan informasi yang paling akurat dan sesuai dengan kebutuhan bayi mereka. Mereka juga harus menanyakan tentang vaksin opsional yang mungkin direkomendasikan berdasarkan kondisi kesehatan tertentu atau risiko lingkungan. Vaksinasi merupakan investasi yang sangat penting bagi kesehatan jangka panjang bayi.

Also Read

Bagikan:

Tags