Imunisasi Polio pada Anak: Jadwal, Jenis, dan Hal Penting yang Perlu Diketahui

Ibu Nani

Polio, penyakit yang disebabkan oleh virus poliovirus, merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian. Beruntung, penyakit ini dapat dicegah melalui imunisasi. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: kapan waktu yang tepat untuk memberikan imunisasi polio pada anak? Artikel ini akan membahas secara detail jadwal imunisasi polio, jenis vaksin yang digunakan, serta hal-hal penting yang perlu diketahui orang tua terkait imunisasi polio untuk anak-anak mereka.

1. Jadwal Imunisasi Polio di Indonesia

Di Indonesia, jadwal imunisasi polio mengikuti program imunisasi nasional yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Jadwal ini dirancang untuk memberikan perlindungan optimal sejak usia dini. Tidak ada perbedaan jadwal imunisasi polio yang signifikan antara bayi laki-laki dan perempuan.

Jadwal imunisasi polio di Indonesia umumnya terbagi dalam beberapa tahap, meliputi:

  • Imunisasi Polio 0 bulan: Walaupun tidak tercantum dalam jadwal imunisasi nasional secara eksplisit, beberapa sumber medis merekomendasikan pemberian imunisasi polio pada bayi segera setelah lahir, terutama di daerah endemis polio. Hal ini karena perlindungan antibodi dari ibu yang diberikan melalui plasenta hanya bersifat sementara. Pemberian imunisasi sedini mungkin dapat membantu melindungi bayi dari infeksi polio sebelum sistem kekebalannya berkembang sepenuhnya. Namun, hal ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

  • Imunisasi Polio 2 bulan: Pada usia 2 bulan, bayi akan menerima dosis pertama imunisasi polio sebagai bagian dari imunisasi dasar. Biasanya, imunisasi ini diberikan bersamaan dengan imunisasi lain seperti BCG, Hepatitis B, dan DPT.

  • Imunisasi Polio 3 bulan: Dosis kedua imunisasi polio diberikan pada usia 3 bulan, juga bersamaan dengan imunisasi lain.

  • Imunisasi Polio 4 bulan: Dosis ketiga imunisasi polio diberikan pada usia 4 bulan, masih bersamaan dengan imunisasi lainnya.

  • Imunisasi Polio 18 bulan: Pada usia 18 bulan, bayi akan menerima dosis booster (penguat) imunisasi polio. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperpanjang daya tahan tubuh terhadap virus polio.

  • Imunisasi Polio 5 tahun: Dosis booster selanjutnya diberikan pada anak usia 5 tahun. Dosis ini sangat penting dalam menjaga kekebalan jangka panjang.

BACA JUGA:   Pentingnya Imunisasi Tetanus untuk Anak: Jadwal dan Manfaat

Penting untuk diingat bahwa jadwal ini dapat sedikit berbeda tergantung pada rekomendasi dokter dan kondisi kesehatan anak. Orang tua harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk memastikan jadwal imunisasi yang tepat untuk anak mereka. Keterlambatan imunisasi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit polio. Jika ada keterlambatan, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya. Jangan menunda imunisasi!

2. Jenis Vaksin Polio yang Digunakan

Terdapat dua jenis vaksin polio yang umum digunakan, yaitu:

  • Vaksin Polio Inaktif (IPV): Vaksin ini mengandung virus polio yang telah dimatikan. Vaksin IPV diberikan melalui suntikan intramuskuler (di otot). Vaksin ini sangat aman dan efektif, dan hampir tidak menimbulkan efek samping yang serius. Karena virusnya sudah dimatikan, vaksin IPV tidak dapat menyebabkan polio.

  • Vaksin Polio Oral (OPV): Vaksin ini mengandung virus polio yang dilemahkan (hidup, tetapi dilemahkan). Vaksin OPV diberikan melalui oral (mulut). Vaksin OPV memberikan kekebalan yang baik dan dapat melindungi orang lain di sekitarnya melalui mekanisme "herd immunity". Namun, terdapat risiko kecil terjadinya Vaccine-Associated Paralytic Poliomyelitis (VAPP), yaitu kelumpuhan akibat vaksin itu sendiri. Karena risiko ini, penggunaan OPV secara global semakin dikurangi, dan kebanyakan negara sekarang menggunakan IPV atau kombinasi IPV dan OPV (bOPV). Di Indonesia, saat ini umumnya digunakan vaksin IPV.

Pemilihan jenis vaksin polio akan ditentukan oleh petugas kesehatan berdasarkan rekomendasi dan program imunisasi nasional. Orang tua tidak perlu khawatir karena kedua jenis vaksin ini sama-sama efektif dalam mencegah penyakit polio.

3. Efek Samping Imunisasi Polio

Seperti imunisasi lainnya, imunisasi polio juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, meskipun biasanya ringan dan sementara. Efek samping yang umum terjadi meliputi:

  • Reaksi di Tempat Suntikan: Nyeri, bengkak, kemerahan, atau benjolan kecil di tempat suntikan. Biasanya, reaksi ini akan hilang dalam beberapa hari.

  • Demam Ringan: Beberapa anak mungkin mengalami demam ringan setelah imunisasi. Demam ini biasanya dapat ditangani dengan pemberian obat penurun panas yang sesuai dengan dosis untuk usia anak.

  • Mual dan Muntah (jarang): Efek samping ini jarang terjadi dan biasanya ringan.

BACA JUGA:   Jadwal Imunisasi Lengkap Bayi Usia 1 Tahun: Panduan Komprehensif

Efek samping yang serius sangat jarang terjadi. Jika anak mengalami reaksi alergi seperti kesulitan bernapas, bengkak di wajah atau tenggorokan, atau ruam yang parah, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat.

4. Pentingnya Imunisasi Polio dan Herd Immunity

Imunisasi polio sangat penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Tingkat kekebalan tinggi di suatu populasi, yang dikenal sebagai "herd immunity" atau kekebalan kelompok, juga penting untuk melindungi individu yang tidak dapat menerima vaksin karena alasan medis. Ketika sebagian besar populasi telah divaksinasi, penyebaran virus polio menjadi terhambat, sehingga melindungi bahkan mereka yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, partisipasi aktif dalam program imunisasi nasional sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.

5. Mengatasi Keraguan dan Misinformasi tentang Imunisasi Polio

Sayangnya, masih banyak misinformasi dan keraguan yang beredar mengenai keamanan dan efektivitas imunisasi polio. Beberapa orang percaya bahwa imunisasi polio menyebabkan autisme atau penyakit lainnya, namun klaim tersebut telah dibantah oleh banyak penelitian ilmiah yang kredibel. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai lembaga kesehatan lainnya secara konsisten menekankan keamanan dan manfaat imunisasi polio. Orang tua perlu mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya dari sumber-sumber yang kredibel seperti dokter, petugas kesehatan, dan situs web resmi Kementerian Kesehatan. Jangan mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya dan dapat membahayakan kesehatan anak.

6. Peran Orang Tua dalam Suksesnya Imunisasi Polio

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi polio. Orang tua harus:

  • Memastikan anak mendapatkan imunisasi polio sesuai jadwal. Catat jadwal imunisasi dan pastikan untuk mengikuti semua dosis.

  • Mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya tentang imunisasi polio. Bertanya kepada dokter atau petugas kesehatan jika ada pertanyaan atau keraguan.

  • Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam program imunisasi. Jelaskan pentingnya imunisasi untuk kesehatan anak.

  • Memantau kesehatan anak setelah imunisasi. Perhatikan kemungkinan efek samping dan segera hubungi dokter jika ada sesuatu yang mengkhawatirkan.

BACA JUGA:   Imunisasi Polio untuk Anak Usia 5 Tahun: Panduan Lengkap dan Rekomendasi

Dengan kerjasama antara orang tua, petugas kesehatan, dan pemerintah, kita dapat memberantas polio dan melindungi generasi mendatang dari penyakit yang menghancurkan ini. Imunisasi polio merupakan investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan bebas dari polio.

Also Read

Bagikan:

Tags