Imunisasi Penting untuk Anak Usia 2 Tahun: Panduan Lengkap

Dewi Saraswati

Anak usia 2 tahun memasuki tahap perkembangan yang pesat, baik fisik maupun kognitif. Kekebalan tubuh mereka pun masih terus berkembang, sehingga perlindungan ekstra melalui imunisasi sangat krusial untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit infeksius yang berbahaya. Jadwal imunisasi yang tepat dan lengkap di usia ini akan memberikan benteng pertahanan terbaik bagi si kecil menghadapi ancaman penyakit. Artikel ini akan membahas secara detail jenis-jenis imunisasi yang direkomendasikan untuk anak usia 2 tahun, beserta manfaat dan efek samping yang mungkin terjadi. Informasi ini dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia seperti WHO dan CDC, serta berbagai jurnal medis terkemuka.

1. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) Dosis Ketiga dan Keempat

Imunisasi DPT merupakan salah satu imunisasi wajib yang diberikan kepada anak sejak usia 2 bulan. Pada usia 2 tahun, anak umumnya akan menerima dosis ketiga dan keempat. Imunisasi DPT melindungi anak dari tiga penyakit berbahaya:

  • Difteri: Penyakit infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, bahkan kematian.
  • Pertusis (Batuk Rejan): Infeksi saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk keras dan berkepanjangan, yang dapat menyebabkan pneumonia dan kerusakan otak pada bayi.
  • Tetanus (Kaku Leher): Infeksi bakteri yang menyebabkan kejang otot yang parah dan dapat mengancam jiwa.

Manfaat Imunisasi DPT: Imunisasi DPT memberikan perlindungan yang efektif terhadap ketiga penyakit tersebut. Meskipun bukan 100% efektif, imunisasi ini dapat mengurangi risiko keparahan penyakit dan mencegah kematian.

Efek Samping: Efek samping yang umum terjadi meliputi kemerahan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan. Demam ringan juga mungkin terjadi. Reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai.

2. Imunisasi Polio (Poliomyelitis) Dosis Ketiga dan Keempat

Polio merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian. Imunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit ini. Sama seperti DPT, pada usia 2 tahun, anak biasanya menerima dosis ketiga dan keempat imunisasi polio. Terdapat dua jenis vaksin polio yang umum digunakan:

  • Vaksin Polio Injeksi (IPV): Vaksin ini diberikan melalui suntikan dan mengandung virus polio yang telah dilemahkan.
  • Vaksin Polio Oral (OPV): Vaksin ini diberikan melalui oral (tetes) dan mengandung virus polio yang telah dilemahkan. Penggunaan OPV kini semakin terbatas karena potensi risiko terjadinya virus polio vaccine-derived (VDPV).
BACA JUGA:   Pentingnya Imunisasi Tetanus untuk Anak Sekolah Dasar

Manfaat Imunisasi Polio: Imunisasi polio sangat efektif dalam mencegah penyakit polio dan mencegah penyebarannya.

Efek Samping: Efek samping umumnya ringan, seperti nyeri di tempat suntikan atau demam ringan. Reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi.

3. Imunisasi Hepatitis B Dosis Ketiga

Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Imunisasi hepatitis B biasanya dimulai sejak bayi baru lahir. Dosis ketiga diberikan pada usia 2 tahun untuk melengkapi rangkaian imunisasi dan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit ini.

Manfaat Imunisasi Hepatitis B: Imunisasi hepatitis B melindungi anak dari infeksi hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati kronis, sirosis, dan kanker hati.

Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi nyeri, bengkak, dan kemerahan di tempat suntikan. Demam ringan juga mungkin terjadi.

4. Imunisasi Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR) Dosis Pertama

Imunisasi MMR diberikan untuk melindungi anak dari tiga penyakit virus yang sangat menular:

  • Campak (Measles): Penyakit yang dapat menyebabkan ruam, demam tinggi, batuk, dan pilek. Komplikasi serius seperti pneumonia dan ensefalitis juga dapat terjadi.
  • Gondongan (Mumps): Infeksi kelenjar ludah yang dapat menyebabkan pembengkakan pipi dan demam. Komplikasi serius seperti meningitis juga dapat terjadi.
  • Rubella (Campak Jerman): Penyakit yang dapat menyebabkan ruam ringan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jika seorang wanita hamil terinfeksi rubella, hal itu dapat menyebabkan cacat lahir pada bayinya.

Manfaat Imunisasi MMR: Imunisasi MMR sangat efektif dalam mencegah ketiga penyakit tersebut dan komplikasi yang dapat ditimbulkannya.

Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi demam ringan, ruam, dan nyeri sendi. Reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi. Beberapa anak mungkin mengalami demam tinggi beberapa hari setelah imunisasi.

BACA JUGA:   Demam Setelah Imunisasi: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

5. Imunisasi Influenza (Vaksin Flu)

Vaksin influenza (flu) dianjurkan diberikan setiap tahun, termasuk untuk anak usia 2 tahun. Virus influenza bermutasi setiap tahun, sehingga diperlukan vaksinasi tahunan untuk memastikan perlindungan yang optimal.

Manfaat Imunisasi Influenza: Imunisasi influenza dapat mengurangi risiko terkena influenza, mengurangi keparahan penyakit jika terinfeksi, dan mengurangi risiko komplikasi seperti pneumonia.

Efek Samping: Efek samping yang umum meliputi nyeri di tempat suntikan, demam ringan, dan nyeri otot. Reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi.

6. Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

Also Read

Bagikan:

Tags