Imunisasi pada Anak: Penyebab Demam dan Penanganannya

Sri Wulandari

Demam setelah imunisasi pada anak merupakan reaksi yang umum terjadi dan biasanya merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh anak sedang bekerja untuk membangun perlindungan terhadap penyakit. Meskipun sebagian besar demam pasca-imunisasi ringan dan dapat dikelola di rumah, penting untuk memahami penyebabnya, gejalanya, dan kapan harus mencari bantuan medis. Artikel ini akan membahas secara detail hubungan antara imunisasi dan demam pada anak, memberikan informasi yang komprehensif berdasarkan berbagai sumber terpercaya.

Mekanisme Demam Pasca Imunisasi

Demam pasca imunisasi bukanlah efek samping yang berbahaya, melainkan respons normal tubuh terhadap vaksin. Vaksin, baik yang berupa virus hidup yang dilemahkan atau antigen (bagian dari virus atau bakteri), merangsang sistem imun anak untuk menghasilkan antibodi. Proses ini melibatkan aktivasi sel-sel imun, termasuk pelepasan sitokin—molekul sinyal yang memicu respons inflamasi. Sitokin ini dapat meningkatkan suhu tubuh, mengakibatkan demam.

Tingkat keparahan demam bervariasi tergantung pada jenis vaksin, usia anak, dan respons imun individu. Vaksin yang mengandung virus hidup yang dilemahkan, seperti vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR), cenderung lebih sering menyebabkan demam dibandingkan vaksin yang mengandung antigen yang dimurnikan, seperti vaksin hepatitis B. Respons imun juga berbeda-beda pada setiap anak, sehingga beberapa anak mungkin mengalami demam yang lebih tinggi atau lebih lama daripada yang lain.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa demam yang ditimbulkan oleh imunisasi dapat dikaitkan dengan aktivitas sel imun spesifik, seperti produksi interferon gamma dan interleukin-6. Aktivitas sitokin ini merupakan indikator bahwa sistem kekebalan tubuh anak sedang merespon vaksin secara efektif dan membentuk memori imunologis untuk melindungi anak dari penyakit di masa depan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa demam yang tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak dan memerlukan pemantauan dan penanganan yang tepat.

BACA JUGA:   Mengapa Anak Menjadi Rewel Setelah Imunisasi dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Gejala Demam Pasca Imunisasi dan Cara Mengukurnya

Demam pasca imunisasi biasanya muncul dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah vaksinasi, meskipun dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat tergantung pada vaksin dan respon individu. Gejala demam umumnya meliputi:

  • Suhu tubuh meningkat: Cara paling akurat untuk mengukur suhu adalah dengan menggunakan termometer digital di ketiak, mulut (jika anak sudah cukup besar dan kooperatif), atau rektum (cara yang paling akurat, terutama untuk bayi). Suhu rektal dianggap demam jika di atas 38°C (100.4°F), sedangkan suhu ketiak dianggap demam jika di atas 37.5°C (99.5°F). Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan termometer dengan benar untuk hasil yang akurat.
  • Kulit terasa hangat: Sentuhan kulit dapat menjadi indikator awal demam. Jika kulit anak terasa lebih hangat dari biasanya, periksa suhunya dengan termometer.
  • Lemas dan lesu: Anak mungkin tampak lebih rewel, mudah menangis, atau kurang bersemangat dari biasanya.
  • Kehilangan nafsu makan: Anak mungkin menolak makan atau minum.
  • Nyeri otot dan sendi: Beberapa anak mungkin mengeluh nyeri pada otot atau sendi.

Selain demam, beberapa vaksin mungkin menyebabkan efek samping lokal di tempat suntikan, seperti kemerahan, bengkak, dan nyeri. Efek samping ini biasanya ringan dan hilang dalam beberapa hari. Namun, jika efek samping lokal sangat parah atau tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter Setelah Imunisasi?

Meskipun demam pasca imunisasi umumnya ringan dan sembuh sendiri, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera:

  • Demam tinggi yang berlangsung lama: Demam di atas 39°C (102.2°F) atau demam yang berlangsung lebih dari 3 hari memerlukan konsultasi medis.
  • Kejang demam: Kejang demam adalah kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan medis segera. Kejang demam ditandai dengan kontraksi otot yang tidak terkontrol, biasanya terjadi pada anak-anak dengan demam tinggi.
  • Ruam kulit yang parah: Ruam kulit yang menyebar luas, bengkak, atau disertai gatal yang hebat memerlukan pemeriksaan dokter.
  • Sulit bernapas atau sesak napas: Ini merupakan tanda-tanda masalah pernapasan yang serius dan harus ditangani segera.
  • Lemas atau lesu yang ekstrem: Jika anak tampak sangat lesu, tidak responsif, atau sulit dibangunkan, segera cari bantuan medis.
  • Tanda-tanda dehidrasi: Dehidrasi ditandai dengan mulut kering, air mata sedikit atau tidak ada, dan urin yang sedikit atau pekat. Dehidrasi dapat membahayakan, terutama pada bayi dan anak kecil.
BACA JUGA:   Demam Setelah Imunisasi: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Penanganan Demam Pasca Imunisasi di Rumah

Untuk demam ringan pasca imunisasi, penanganan di rumah biasanya cukup. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Berikan banyak cairan: Penting untuk mencegah dehidrasi dengan memberikan banyak cairan, seperti air putih, jus buah, atau larutan elektrolit oral (ORS) jika anak mengalami diare.
  • Kompres hangat: Kompres hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Jangan gunakan alkohol atau es batu untuk kompres.
  • Berikan obat penurun panas: Paracetamol (asetaminofen) merupakan obat penurun panas yang aman dan efektif untuk anak-anak. Ikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan atau konsultasikan dengan dokter atau apoteker. Hindari memberikan aspirin kepada anak-anak karena dapat menyebabkan sindrom Reye.
  • Istirahat yang cukup: Biarkan anak beristirahat dan tidur cukup untuk membantu tubuhnya melawan infeksi.
  • Pakaikan pakaian yang nyaman dan longgar: Hindari pakaian yang terlalu tebal atau ketat.
  • Pantau suhu tubuh secara teratur: Pantau suhu tubuh anak secara teratur untuk memastikan demam tidak naik terlalu tinggi.

Pencegahan Demam Pasca Imunisasi

Meskipun demam pasca imunisasi merupakan reaksi yang umum, beberapa langkah dapat membantu meminimalkan risikonya atau meringankannya:

  • Berikan imunisasi sesuai jadwal: Imunisasi yang diberikan sesuai jadwal dapat meminimalkan risiko efek samping, termasuk demam.
  • Berikan anak makanan bergizi: Anak yang sehat cenderung lebih mampu mengatasi efek samping imunisasi.
  • Konsultasikan dengan dokter: Berkonsultasi dengan dokter sebelum pemberian imunisasi jika anak memiliki riwayat alergi atau kondisi medis tertentu.
  • Perhatikan petunjuk pemberian vaksin: Ikuti petunjuk dokter atau petugas kesehatan terkait pemberian vaksin dan perawatan pasca imunisasi.

Vaksin Tertentu dan Potensi Demamnya

Berbagai jenis vaksin memiliki potensi menimbulkan demam dengan tingkat keparahan yang berbeda. Vaksin MMR, misalnya, diketahui lebih sering menyebabkan demam dibandingkan vaksin Hepatitis B. Vaksin polio juga dapat menyebabkan demam ringan pada sebagian anak. Penting untuk selalu membaca informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan tentang vaksin yang diberikan dan potensi efek sampingnya, termasuk demam. Informasi ini biasanya disertakan dalam lembar informasi pasien yang diberikan sebelum atau setelah imunisasi. Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas kesehatan jika ada yang tidak dimengerti. Mengetahui potensi efek samping ini akan membantu orang tua dalam mempersiapkan diri dan melakukan pemantauan yang tepat terhadap kondisi anak setelah imunisasi.

Also Read

Bagikan:

Tags