Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit paling efektif yang tersedia bagi kita. Bagi bayi dan anak-anak, imunisasi berperan sangat vital dalam melindungi mereka dari berbagai penyakit menular yang berbahaya, bahkan mematikan. Pada usia 12 bulan, anak telah mencapai tahapan penting dalam jadwal imunisasi, di mana beberapa vaksin penting diberikan untuk melengkapi perlindungan yang telah dimulai sejak lahir. Artikel ini akan membahas secara detail imunisasi yang direkomendasikan untuk anak usia 12 bulan, manfaatnya, efek samping yang mungkin terjadi, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan orang tua.
1. Vaksin yang Direkomendasikan pada Usia 12 Bulan
Pada usia 12 bulan, anak biasanya akan mendapatkan beberapa dosis vaksin yang diberikan dalam beberapa tahapan sebelumnya, sebagai dosis lanjutan atau booster. Vaksin-vaksin ini dirancang untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh anak dan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit-penyakit tertentu. Berikut beberapa vaksin yang umumnya direkomendasikan pada usia 12 bulan, sesuai dengan rekomendasi dari berbagai organisasi kesehatan dunia seperti WHO dan CDC:
-
DTaP (Difteri, Tetanus, Pertusis): Ini adalah dosis ketiga atau keempat dari seri DTaP. Vaksin ini melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Difteri dan tetanus adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kerusakan organ dan kematian. Pertusis, atau batuk rejan, dapat menyebabkan batuk hebat yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama pada bayi.
-
Hib (Haemophilus influenzae tipe b): Ini merupakan dosis ketiga atau keempat dari seri Hib. Vaksin Hib melindungi anak dari penyakit Haemophilus influenzae tipe b yang dapat menyebabkan meningitis (infeksi otak dan lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang), pneumonia, dan infeksi lainnya yang mengancam jiwa.
-
Hepatitis B: Biasanya, bayi sudah mendapatkan vaksin Hepatitis B sejak lahir. Pada usia 12 bulan, dosis tambahan diberikan untuk memastikan perlindungan yang optimal. Hepatitis B merupakan penyakit hati yang serius yang dapat menyebabkan kerusakan hati permanen, sirosis, dan kanker hati.
-
Polio (Inactivated Poliovirus Vaccine – IPV): IPV melindungi anak dari polio, penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Ini adalah dosis ketiga atau keempat dalam seri IPV.
-
Pneumokokus (PCV13): PCV13 melindungi terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah (otitis media). Ini biasanya diberikan sebagai dosis keempat dalam rangkaian.
-
Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR): Ini merupakan dosis pertama dari vaksin MMR. Vaksin ini melindungi anak dari campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella (german measles), yang merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
-
Varisela (Cacar Air): Dosis pertama vaksin varisela diberikan pada usia 12 bulan. Vaksin ini melindungi anak dari cacar air, penyakit yang umumnya ringan, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Catatan Penting: Jadwal imunisasi dapat sedikit berbeda tergantung pada rekomendasi dari negara dan otoritas kesehatan setempat. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan jadwal imunisasi yang paling tepat untuk anak Anda.
2. Manfaat Imunisasi untuk Anak Usia 12 Bulan
Imunisasi memberikan perlindungan yang sangat penting bagi anak-anak, terutama pada usia 12 bulan ketika sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. Manfaat utama imunisasi meliputi:
-
Pencegahan Penyakit Berbahaya: Imunisasi melindungi anak dari berbagai penyakit serius yang dapat menyebabkan kecacatan permanen, bahkan kematian. Penyakit-penyakit seperti polio, difteri, tetanus, pertusis, campak, gondongan, dan rubella dapat dicegah sepenuhnya atau gejalanya dapat dikurangi dengan imunisasi.
-
Perlindungan Kelompok (Herd Immunity): Ketika sebagian besar populasi terimunisasi, mereka membantu melindungi orang lain yang tidak dapat divaksinasi, seperti bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini disebut sebagai "herd immunity" atau kekebalan kelompok.
-
Pengurangan Biaya Kesehatan: Imunisasi mencegah penyakit yang dapat menyebabkan biaya perawatan medis yang tinggi, seperti rawat inap, pengobatan, dan perawatan jangka panjang.
-
Meningkatkan Produktivitas: Dengan mengurangi jumlah kasus penyakit menular, imunisasi berkontribusi pada peningkatan produktivitas masyarakat, karena anak-anak dapat tetap sehat dan bersekolah.
-
Menciptakan Lingkungan yang Lebih Sehat: Imunisasi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua orang, terutama anak-anak yang paling rentan terhadap penyakit menular.
3. Efek Samping Imunisasi pada Anak Usia 12 Bulan
Meskipun sangat aman dan efektif, imunisasi dapat menyebabkan beberapa efek samping ringan, seperti:
-
Demam Ringan: Demam ringan (kurang dari 38.5 derajat Celcius) adalah efek samping yang umum. Obat penurun panas seperti paracetamol dapat diberikan sesuai petunjuk dokter.
-
Bengkak dan Nyeri di Tempat Suntikan: Area suntikan mungkin terasa sedikit bengkak, merah, dan nyeri selama beberapa hari. Kompres dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak.
-
Lemas dan Mudah Lelah: Anak mungkin merasa lebih lemas dan mudah lelah selama beberapa hari setelah imunisasi.
-
Iritabilitas: Anak mungkin menjadi lebih rewel atau mudah menangis selama beberapa hari setelah imunisasi.
Efek samping yang serius sangat jarang terjadi. Jika anak Anda mengalami reaksi yang serius, seperti kesulitan bernapas, ruam yang luas, atau demam tinggi (lebih dari 39 derajat Celcius), segera hubungi dokter.
4. Persiapan Sebelum Imunisasi
Sebelum imunisasi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan orangtua:
-
Konsultasi dengan Dokter: Diskusikan dengan dokter anak tentang riwayat kesehatan anak, termasuk alergi, penyakit yang pernah diderita, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
-
Beri Makan Anak Sebelum Imunisasi: Pastikan anak telah makan dan minum cukup sebelum imunisasi untuk mencegah rasa lemas.
-
Kenakan Pakaian yang Nyaman: Kenakan pakaian yang nyaman dan mudah dilepas untuk mempermudah proses imunisasi.
-
Bawa Kartu Imunisasi: Bawalah kartu imunisasi anak untuk mencatat imunisasi yang telah diterima.
-
Siapkan Obat Penurun Panas: Siapkan obat penurun panas sesuai petunjuk dokter untuk mengantisipasi demam ringan.
5. Mitos dan Fakta Seputar Imunisasi
Berbagai mitos seputar imunisasi masih beredar di masyarakat. Penting bagi orang tua untuk memahami fakta-fakta sebenarnya:
-
Mitos: Vaksin menyebabkan autisme. Fakta: Riset ilmiah telah secara konsisten membantah hubungan antara vaksin dan autisme.
-
Mitos: Lebih baik menunda imunisasi sampai anak lebih besar dan lebih kuat. Fakta: Jadwal imunisasi dirancang berdasarkan waktu yang paling efektif untuk melindungi anak dari penyakit. Menunda imunisasi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit.
-
Mitos: Imunisasi lebih berbahaya daripada penyakit itu sendiri. Fakta: Risiko komplikasi serius akibat imunisasi jauh lebih rendah daripada risiko terkena penyakit yang dicegah oleh vaksin tersebut.
-
Mitos: Anak yang sehat tidak perlu divaksinasi. Fakta: Imunisasi melindungi anak dari penyakit serius, bahkan jika anak tampak sehat.
-
Mitos: Vaksin menyebabkan anak sakit. Fakta: Beberapa efek samping ringan seperti demam ringan dapat terjadi, namun ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja. Efek samping ini biasanya sementara dan dapat dikelola.
6. Pentingnya Pemantauan Setelah Imunisasi
Setelah imunisasi, penting untuk memantau kondisi anak dan memperhatikan tanda-tanda efek samping. Jika anak mengalami demam tinggi, ruam, kesulitan bernapas, atau reaksi alergi lainnya, segera hubungi dokter. Perhatikan juga tanda-tanda lain seperti penurunan nafsu makan, muntah, diare, dan iritabilitas yang berlebihan. Catat semua hal yang Anda amati dan laporkan pada dokter anak saat melakukan kunjungan kontrol berikutnya. Keberhasilan imunisasi bergantung pada kerjasama antara orangtua dan tenaga kesehatan. Dengan memahami informasi yang akurat dan mengikuti rekomendasi dokter, kita dapat memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak kita dari penyakit-penyakit menular yang berbahaya.