Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Pada usia 18 bulan, anak telah menerima beberapa dosis vaksin dasar, namun beberapa vaksin memerlukan dosis booster untuk memastikan perlindungan yang optimal dan jangka panjang. Memahami jadwal imunisasi booster pada usia ini sangat krusial bagi kesehatan dan perkembangan anak. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai imunisasi booster yang dianjurkan untuk anak usia 18 bulan, manfaatnya, efek samping yang mungkin terjadi, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan orang tua.
1. Vaksin apa saja yang perlu diberikan pada usia 18 bulan?
Jadwal imunisasi anak usia 18 bulan bervariasi sedikit tergantung pada pedoman imunisasi nasional masing-masing negara. Namun, secara umum, vaksin booster yang biasanya diberikan pada usia ini meliputi:
-
Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): Ini merupakan vaksin kombinasi yang melindungi anak dari difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Pada usia 18 bulan, anak biasanya menerima dosis booster ketiga dari vaksin DPT. Vaksin DPT membantu mencegah penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian, kecacatan permanen, atau komplikasi serius lainnya.
-
Vaksin PCV (Pneumokokus Konjugat): Vaksin ini melindungi anak dari penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Biasanya, anak menerima dosis booster PCV pada usia 18 bulan, setelah menerima dosis sebelumnya pada usia lebih muda.
-
Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe b): Bakteri Haemophilus influenzae tipe b dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi serius lainnya. Vaksin Hib memberikan perlindungan yang kuat terhadap infeksi ini, dan booster pada usia 18 bulan memastikan perlindungan jangka panjang. Seringkali, vaksin Hib diberikan bersamaan dengan vaksin DPT.
-
Vaksin IPV (Polio Inactivated): Vaksin polio inaktif melindungi anak dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Booster pada usia 18 bulan memastikan perlindungan yang berkelanjutan.
-
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella): Vaksin MMR memberikan perlindungan terhadap campak, gondongan, dan rubella. Dosis pertama diberikan sebelumnya, dan dosis booster kedua biasanya diberikan pada usia 18 bulan. Ini sangat penting karena penyakit-penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius.
-
Vaksin Varisela (Cacar Air): Beberapa negara memasukkan vaksin cacar air dalam jadwal imunisasi pada usia 18 bulan. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap penyakit cacar air yang dapat menyebabkan ruam gatal dan komplikasi serius pada beberapa kasus.
Penting untuk dicatat: Jadwal imunisasi ini hanyalah panduan umum. Orang tua dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk mendapatkan jadwal imunisasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan anak. Beberapa anak mungkin membutuhkan jadwal imunisasi yang dimodifikasi tergantung pada riwayat kesehatan dan kondisi khusus mereka.
2. Manfaat Imunisasi Booster Usia 18 Bulan
Imunisasi booster pada usia 18 bulan sangat penting untuk beberapa alasan:
-
Meningkatkan perlindungan: Dosis booster meningkatkan kadar antibodi dalam tubuh anak, memberikan perlindungan yang lebih kuat dan lebih lama terhadap penyakit-penyakit yang dicegah oleh vaksin. Kekebalan tubuh yang diberikan oleh vaksin awal dapat melemah seiring waktu.
-
Mencegah wabah penyakit: Imunisasi massal yang tinggi dapat mencegah penyebaran penyakit menular pada komunitas. Ketika sebagian besar populasi terimunisasi, penyakit sulit untuk menyebar dan menyebabkan wabah.
-
Mencegah komplikasi serius: Banyak penyakit yang dicegah oleh vaksin dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian, terutama pada anak-anak. Imunisasi booster membantu mengurangi risiko komplikasi ini.
-
Perlindungan jangka panjang: Beberapa vaksin memberikan perlindungan seumur hidup setelah serangkaian imunisasi lengkap, termasuk booster. Booster membantu memperpanjang periode perlindungan ini.
-
Menghindari rawat inap dan pengobatan yang mahal: Penyakit yang dicegah oleh vaksin dapat menyebabkan rawat inap yang panjang dan biaya pengobatan yang mahal. Imunisasi mencegah hal ini dan mengurangi beban ekonomi bagi keluarga dan sistem kesehatan.
3. Efek Samping Imunisasi Booster
Meskipun umumnya aman, imunisasi booster dapat menyebabkan beberapa efek samping ringan, seperti:
- Demam: Demam ringan (kurang dari 38°C) merupakan efek samping yang umum dan biasanya hilang dalam beberapa hari.
- Bengkak dan kemerahan di tempat suntikan: Ini adalah reaksi normal dan biasanya mereda dalam beberapa hari.
- Nyeri di tempat suntikan: Nyeri di tempat suntikan dapat diobati dengan kompres dingin dan obat pereda nyeri yang sesuai dengan usia anak (setelah berkonsultasi dengan dokter).
- Kelelahan dan lesu: Beberapa anak mungkin merasa lelah dan lesu setelah imunisasi.
- Mual dan muntah: Efek samping ini jarang terjadi.
Efek samping yang serius sangat jarang terjadi. Jika anak mengalami reaksi alergi yang serius, seperti kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, atau ruam yang parah, segera cari pertolongan medis.
4. Persiapan Sebelum Imunisasi Booster
Untuk memastikan imunisasi berjalan lancar, orang tua perlu melakukan beberapa persiapan:
-
Berkonsultasi dengan dokter: Diskusikan riwayat kesehatan anak dengan dokter untuk memastikan tidak ada kontraindikasi untuk imunisasi. Informasikan dokter jika anak memiliki alergi atau riwayat reaksi terhadap vaksin sebelumnya.
-
Memberikan informasi yang akurat: Berikan informasi yang lengkap dan akurat tentang riwayat kesehatan anak kepada petugas kesehatan.
-
Memberi makan anak sebelum imunisasi: Pastikan anak telah makan dan minum yang cukup sebelum imunisasi.
-
Membawa kartu imunisasi: Bawa kartu imunisasi anak untuk melacak riwayat imunisasi yang telah diterima.
-
Menyiapkan perlengkapan: Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti pakaian yang nyaman dan mainan kesayangan anak untuk menenangkannya.
5. Mengatasi Efek Samping Imunisasi Booster
Efek samping ringan biasanya dapat ditangani di rumah. Berikut beberapa tips untuk mengatasi efek samping imunisasi:
- Kompres dingin: Kompres dingin di tempat suntikan dapat membantu mengurangi bengkak dan nyeri.
- Obat pereda nyeri: Berikan obat pereda nyeri seperti paracetamol sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter untuk meredakan demam dan nyeri. Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak.
- Istirahat yang cukup: Berikan anak istirahat yang cukup untuk membantu tubuhnya pulih.
- Cairan yang cukup: Pastikan anak minum cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Pantau kondisi anak: Pantau kondisi anak dengan cermat dan segera hubungi dokter jika efek samping memburuk atau muncul reaksi alergi yang serius.
6. Pentingnya Imunisasi Lengkap untuk Anak
Imunisasi lengkap merupakan investasi yang sangat penting untuk kesehatan anak. Imunisasi tidak hanya melindungi anak dari penyakit berbahaya, tetapi juga memberikan kontribusi pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memastikan anak menerima semua vaksin yang direkomendasikan, termasuk booster pada usia 18 bulan, orang tua dapat memberikan perlindungan terbaik bagi kesehatan dan masa depan anak mereka. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk informasi lebih lanjut mengenai imunisasi dan jadwal imunisasi yang tepat untuk anak Anda. Informasi yang tepat dan komunikasi yang baik antara orang tua dan tenaga kesehatan sangat penting untuk keberhasilan program imunisasi anak.