Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan vaksin. Pada usia 18 bulan, anak telah menerima beberapa dosis vaksin sejak lahir, dan jadwal imunisasi selanjutnya bertujuan untuk memperkuat perlindungan dan memberikan perlindungan terhadap penyakit baru. Memahami efek imunisasi pada usia ini, baik manfaat maupun efek sampingnya, sangat penting bagi orang tua agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan terinformasi. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai aspek imunisasi anak usia 18 bulan, berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya seperti CDC (Centers for Disease Control and Prevention), WHO (World Health Organization), dan berbagai jurnal ilmiah.
Vaksin yang Direkomendasikan untuk Anak Usia 18 Bulan
Pada usia 18 bulan, jadwal imunisasi anak umumnya mencakup beberapa vaksin penting, yang mungkin sedikit bervariasi tergantung pada pedoman imunisasi nasional masing-masing negara. Namun, secara umum, vaksin yang direkomendasikan meliputi:
-
Dosis Booster MMR (Measles, Mumps, Rubella): Vaksin MMR memberikan perlindungan terhadap campak, gondongan, dan rubella, penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Dosis booster pada usia 18 bulan memastikan kekebalan tubuh anak tetap terjaga.
-
Dosis Booster Hepatitis B: Hepatitis B adalah infeksi hati yang serius. Dosis booster memastikan perlindungan jangka panjang terhadap virus ini.
-
Vaksin Varisela (Cacar Air): Vaksin varisela melindungi anak dari cacar air, yang meskipun umumnya ringan, dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-
Dosis Booster IPV (Inactivated Poliovirus Vaccine): Polio adalah penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Vaksin IPV memberikan perlindungan yang efektif.
-
Vaksin PCV13 (Pneumococcal Conjugate Vaccine): Vaksin ini melindungi terhadap berbagai jenis bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah.
-
Vaksin Hib (Haemophilus influenzae type b): Vaksin Hib melindungi terhadap bakteri Haemophilus influenzae tipe b yang dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi serius lainnya. Beberapa negara telah mengintegrasikan vaksin Hib ke dalam vaksin DTaP-Hib.
-
Dosis Booster DTaP (Difteri, Tetanus, Pertussis): Vaksin DTaP melindungi terhadap difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Pertusis khususnya berbahaya bagi bayi dan balita.
Penting untuk diingat bahwa jadwal imunisasi ini bisa berbeda sedikit di setiap negara. Orang tua selalu harus berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk mendapatkan informasi yang paling akurat dan sesuai dengan pedoman imunisasi di wilayah mereka.
Manfaat Imunisasi Anak Usia 18 Bulan
Manfaat utama imunisasi pada usia 18 bulan adalah untuk memperkuat kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit menular yang berbahaya. Ini berarti mengurangi risiko anak terkena penyakit tersebut, dan jika terkena, mengurangi keparahan gejala dan komplikasi yang mungkin terjadi. Manfaat spesifik dari masing-masing vaksin telah disebutkan di atas, namun secara umum, manfaat imunisasi mencakup:
-
Perlindungan individu: Imunisasi melindungi anak secara individu dari penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, rawat inap, bahkan kematian.
-
Perlindungan komunitas (herd immunity): Ketika sebagian besar populasi telah diimunisasi, penyakit menular sulit untuk menyebar. Ini melindungi mereka yang tidak dapat diimunisasi (misalnya, bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi atau individu dengan sistem kekebalan yang lemah).
-
Pengurangan beban kesehatan masyarakat: Imunisasi membantu mengurangi jumlah kasus penyakit menular, yang pada gilirannya mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan. Ini berarti lebih sedikit rawat inap, biaya perawatan kesehatan yang lebih rendah, dan sumber daya yang dapat dialokasikan untuk masalah kesehatan lainnya.
-
Meningkatkan produktivitas: Dengan mengurangi penyakit, imunisasi membantu memastikan anak-anak dapat bersekolah dan berpartisipasi penuh dalam aktivitas sosial dan ekonomi.
-
Mengurangi kematian anak: Imunisasi telah terbukti secara signifikan mengurangi angka kematian anak di seluruh dunia.
Efek Samping Imunisasi Anak Usia 18 Bulan
Meskipun manfaatnya sangat besar, imunisasi dapat menyebabkan beberapa efek samping. Sebagian besar efek samping ini ringan dan sementara, dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Efek samping yang umum meliputi:
-
Reaksi lokal di tempat suntikan: Ini bisa berupa kemerahan, bengkak, nyeri, atau panas di area suntikan. Biasanya, reaksi ini hilang dalam beberapa hari.
-
Demam: Beberapa anak mungkin mengalami demam ringan setelah imunisasi. Demam biasanya dapat ditangani dengan obat penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk dokter.
-
Iritabilitas atau mudah menangis: Anak mungkin menjadi lebih rewel atau mudah menangis selama beberapa hari setelah imunisasi.
-
Kelelahan atau lesu: Beberapa anak mungkin merasa lebih lelah atau lesu dari biasanya.
-
Mual atau muntah (jarang): Meskipun jarang, beberapa anak mungkin mengalami mual atau muntah.
Efek samping yang serius sangat jarang terjadi. Namun, orang tua harus tetap waspada dan segera mencari pertolongan medis jika anak mengalami reaksi yang parah, seperti reaksi alergi (sesak napas, ruam kulit yang meluas, bengkak di wajah atau tenggorokan), demam tinggi yang berlangsung lama, kejang, atau perubahan perilaku yang signifikan.
Kapan Harus Menghubungi Dokter Setelah Imunisasi
Setelah imunisasi, penting untuk memantau kondisi anak. Hubungi dokter Anda segera jika anak Anda mengalami:
- Demam tinggi (di atas 38,5°C atau 101,3°F) yang berlangsung lebih dari 24 jam.
- Reaksi alergi seperti sesak napas, bengkak di wajah atau tenggorokan, atau ruam yang luas.
- Kejang.
- Rasa sakit atau bengkak yang berlebihan di tempat suntikan.
- Perubahan perilaku yang signifikan, seperti lesu yang berlebihan atau kurang responsif.
- Gejala lain yang mengkhawatirkan.
Persiapan Sebelum Imunisasi dan Perawatan Setelah Imunisasi
Untuk memaksimalkan efektivitas imunisasi dan meminimalkan efek samping, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Sebelum Imunisasi:
- Berbicaralah dengan dokter Anda tentang riwayat kesehatan anak Anda, termasuk alergi dan reaksi terhadap vaksin sebelumnya.
- Pastikan anak Anda dalam keadaan sehat sebelum imunisasi. Jika anak Anda sakit, tunda imunisasi sampai ia pulih.
Setelah Imunisasi:
- Berikan banyak cairan kepada anak Anda untuk mencegah dehidrasi.
- Gunakan kompres dingin di tempat suntikan untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak.
- Berikan obat penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk dokter jika anak Anda mengalami demam.
- Awasi anak Anda dengan cermat dan cari pertolongan medis jika terjadi reaksi yang serius.
Mitos dan Fakta Seputar Imunisasi Anak
Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai imunisasi anak. Penting untuk memahami fakta-fakta ilmiah untuk mengambil keputusan yang tepat. Beberapa mitos umum dan fakta yang perlu diklarifikasi:
Mitos: Vaksin menyebabkan autisme. Fakta: Banyak studi telah dilakukan dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hubungan antara vaksin dan autisme.
Mitos: Vaksin melemahkan sistem kekebalan tubuh. Fakta: Vaksin justru memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan memberikan paparan aman terhadap patogen yang dilemahkan atau tidak aktif.
Mitos: Lebih baik terkena penyakit secara alami daripada divaksinasi. Fakta: Penyakit menular dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian, terutama pada anak-anak. Vaksinasi jauh lebih aman daripada terkena penyakit secara alami.
Mitos: Imunisasi tidak perlu karena penyakit tersebut sudah jarang terjadi. Fakta: Imunisasi penting untuk menjaga "herd immunity" dan mencegah wabah penyakit.
Orang tua dianjurkan untuk selalu mencari informasi yang valid dan terpercaya dari sumber-sumber kesehatan resmi seperti Kementerian Kesehatan, WHO, dan CDC, daripada mengandalkan informasi yang tidak terverifikasi dari sumber yang tidak kredibel. Diskusikan kekhawatiran dan pertanyaan Anda dengan dokter anak Anda untuk mendapatkan informasi yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak Anda.