Gejala Cacar Air pada Bayi: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Siti Hartinah

Cacar air, atau varicella, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Meskipun umumnya dianggap ringan pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, cacar air pada bayi dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius. Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala-gejala awal agar dapat segera mendapatkan perawatan medis yang tepat. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai gejala cacar air pada bayi, membantu orang tua untuk lebih waspada dan mengambil tindakan yang diperlukan.

1. Tahap Inkubasi dan Gejala Awal: Sebelum Ruam Muncul

Sebelum ruam khas cacar air muncul, bayi mungkin mengalami periode inkubasi selama 10 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Pada tahap ini, bayi mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, beberapa bayi mungkin mengalami gejala prodromal, yaitu gejala yang muncul sebelum ruam muncul. Gejala prodromal ini bisa meliputi:

  • Demam Ringan: Demam ringan (37,5°C – 38,5°C) adalah salah satu tanda awal yang umum. Demam ini biasanya tidak terlalu tinggi dan bisa bertahan selama beberapa hari. Namun, pada beberapa kasus, demam dapat menjadi lebih tinggi dan memerlukan perhatian medis.
  • Lesu dan Lelah: Bayi mungkin tampak lebih lesu, rewel, dan mudah mengantuk daripada biasanya. Mereka mungkin kurang tertarik untuk bermain atau makan.
  • Sakit Kepala: Sakit kepala ringan juga dapat terjadi, meskipun tidak selalu menjadi gejala utama.
  • Kehilangan Nafsu Makan: Bayi mungkin menolak makan atau minum sebanyak biasanya. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa tidak nyaman atau ketidaknyamanan.
  • Sakit Perut: Beberapa bayi mungkin mengalami sakit perut ringan atau mual.

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini tidak spesifik untuk cacar air dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lain. Oleh karena itu, hanya ruam khas yang dapat memastikan diagnosis cacar air.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap Fidyah Ibu Menyusui Menurut NU Online dan Sumber Referensi Lainnya

2. Munculnya Ruam: Ciri Khas Cacar Air pada Bayi

Setelah periode inkubasi, ruam khas cacar air akan mulai muncul. Ruam ini biasanya dimulai sebagai bercak-bercak merah kecil yang kemudian berkembang menjadi papula (benjolan kecil yang terangkat). Dalam beberapa jam, papula ini akan berkembang menjadi vesikel (lepuhan kecil berisi cairan bening).

Berikut karakteristik ruam cacar air pada bayi:

  • Bercak-bercak Merah: Awalnya, ruam tampak sebagai bintik-bintik merah kecil yang sedikit terangkat di kulit.
  • Papula: Bintik-bintik merah ini kemudian berkembang menjadi papula, benjolan kecil yang terasa sedikit kasar saat disentuh.
  • Vesikel: Papula kemudian akan berubah menjadi vesikel, lepuhan kecil berisi cairan bening yang sedikit menonjol.
  • Pustula: Beberapa vesikel akan berubah menjadi pustula (lepuhan berisi nanah) sebelum akhirnya mengering dan membentuk keropeng.
  • Distribusi Ruam: Ruam pada cacar air biasanya tersebar di seluruh tubuh, termasuk wajah, kulit kepala, batang tubuh, tangan, dan kaki. Namun, konsentrasi ruam bisa lebih banyak di beberapa area.
  • Tahap Perkembangan Ruam yang Berbeda: Ciri khas cacar air adalah adanya ruam dalam berbagai tahap perkembangan pada waktu yang sama. Anda mungkin akan melihat bercak merah, papula, vesikel, dan keropeng pada saat yang bersamaan.

3. Gejala Lain yang Mungkin Muncul: Selain Ruam Kulit

Selain ruam, beberapa bayi juga mungkin mengalami gejala-gejala lain yang menyertainya, seperti:

  • Gatal yang Intens: Gatal merupakan gejala yang sangat umum dan bisa sangat mengganggu bayi, menyebabkan mereka rewel dan sulit tidur. Menggaruk ruam dapat menyebabkan infeksi sekunder.
  • Demam Tinggi: Meskipun demam ringan lebih umum pada tahap awal, beberapa bayi mungkin mengalami demam tinggi (di atas 38,5°C) saat ruam muncul.
  • Lemas dan Sakit Tubuh: Bayi mungkin merasa lemas, lesu, dan mengalami nyeri tubuh.
  • Pembesaran Kelenjar Getah Bening: Pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan mungkin terjadi.
  • Sulit Makan dan Minum: Karena rasa tidak nyaman dan nyeri di mulut, bayi mungkin mengalami kesulitan makan dan minum.
BACA JUGA:   Mengenal Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

4. Komplikasi Cacar Air pada Bayi: Perhatian Khusus

Meskipun sebagian besar kasus cacar air pada bayi sembuh dengan sendirinya, beberapa komplikasi dapat terjadi, terutama pada bayi yang belum mendapatkan imunisasi atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah:

  • Infeksi Bakteri Sekunder: Menggaruk ruam dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder, yang membutuhkan perawatan antibiotik.
  • Pneumonia: Pada kasus yang jarang, cacar air dapat menyebabkan pneumonia (infeksi paru-paru).
  • Ensefalitis: Ensefalitis (peradangan otak) merupakan komplikasi yang sangat serius, meskipun jarang terjadi.
  • Dehidrasi: Demam tinggi dan kesulitan makan dan minum dapat menyebabkan dehidrasi.

5. Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Penting untuk membawa bayi ke dokter jika:

  • Bayi Anda mengalami demam tinggi (di atas 38,5°C).
  • Ruam sangat meluas dan menyebar dengan cepat.
  • Bayi Anda sangat rewel dan sulit ditenangkan.
  • Bayi Anda mengalami kesulitan bernapas.
  • Bayi Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, mata cekung, sedikit atau tidak ada air mata).
  • Ruam menunjukkan tanda-tanda infeksi sekunder (nanah, bengkak, kemerahan yang semakin parah).

6. Pencegahan dan Perawatan di Rumah: Mengurangi Gejala

Pencegahan cacar air yang paling efektif adalah melalui vaksinasi. Vaksin cacar air sangat aman dan efektif dalam mencegah penyakit ini. Jika bayi Anda sudah terinfeksi, perawatan di rumah dapat membantu mengurangi gejala:

  • Mandi Hangat: Mandi air hangat dapat membantu meredakan gatal. Hindari penggunaan sabun yang keras atau menggosok ruam terlalu keras.
  • Oatmeal Bath: Menambahkan oatmeal koloid ke dalam air mandi dapat membantu menenangkan kulit yang gatal.
  • Potongan Pakaian Longgar: Pakaian longgar dan berbahan katun dapat mencegah gesekan pada ruam dan mengurangi gatal.
  • Potongan Kuku Pendek: Potong kuku bayi Anda pendek untuk mencegah garukan yang dapat menyebabkan infeksi sekunder.
  • Obat Pereda Gatal: Dokter mungkin merekomendasikan obat pereda gatal seperti kalamin lotion atau krim hidrokortison. Jangan memberikan obat apa pun tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
  • Cukupi Asupan Cairan: Pastikan bayi Anda cukup minum untuk mencegah dehidrasi.

Also Read

Bagikan:

Tags