Efek Imunisasi BCG pada Anak: Manfaat, Risiko, dan Pertimbangan

Ibu Nani

Vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun keberhasilannya dalam mencegah TBC berat pada anak-anak masih diperdebatkan, vaksin BCG tetap menjadi bagian penting dari program imunisasi di banyak negara, termasuk Indonesia. Pemahaman yang komprehensif tentang efek imunisasi BCG pada anak, baik manfaat maupun risikonya, sangat penting bagi orang tua dan tenaga kesehatan.

Manfaat Imunisasi BCG: Perlindungan Terhadap TBC Berat

Manfaat utama imunisasi BCG adalah perlindungan terhadap bentuk TBC yang paling parah, terutama TBC milier dan meningitis tuberkulosis. TBC milier adalah penyebaran bakteri TBC ke seluruh tubuh melalui aliran darah, sedangkan meningitis tuberkulosis adalah infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang. Kedua kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Studi telah menunjukkan bahwa vaksin BCG secara efektif mengurangi risiko terkena TBC berat ini, terutama pada anak-anak. Namun, tingkat efektivitasnya bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk strain bakteri TBC yang beredar di suatu wilayah, usia saat vaksinasi, dan kualitas vaksin itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan tingkat perlindungan yang signifikan terhadap TBC berat hingga 80%, sementara penelitian lain menunjukkan efektivitas yang lebih rendah, bahkan di bawah 50%. Perbedaan ini menunjukkan kompleksitas efektivitas vaksin BCG dan pentingnya konteks geografis dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil.

Efektivitas BCG yang Bervariasi: Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Efektivitas vaksin BCG dalam mencegah semua bentuk TBC, termasuk TBC paru, jauh lebih rendah dan lebih bervariasi dibandingkan dengan perlindungan terhadap TBC berat. Beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas BCG meliputi:

  • Strain BCG: Berbagai strain BCG digunakan di seluruh dunia, dan efektivitasnya dapat berbeda.
  • Usia saat vaksinasi: Vaksinasi BCG paling efektif jika diberikan pada bayi baru lahir atau dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Efektivitasnya menurun seiring bertambahnya usia.
  • Status imun anak: Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin tidak mendapatkan manfaat penuh dari vaksin BCG.
  • Tingkat paparan bakteri TBC: Di daerah dengan tingkat prevalensi TBC yang tinggi, efektivitas BCG mungkin lebih rendah karena paparan bakteri yang lebih sering.
  • Kualitas vaksin dan penyimpanan: Kualitas vaksin dan cara penyimpanan yang tepat sangat penting untuk memastikan efektivitasnya.
BACA JUGA:   Pentingnya Imunisasi pada Anak SD Kelas 1

Karena variasi efektivitas ini, penting untuk memahami bahwa vaksin BCG bukanlah jaminan perlindungan absolut terhadap TBC. Pemantauan kesehatan anak secara berkala tetap diperlukan, termasuk melakukan tes Mantoux atau tes tuberkulin untuk mendeteksi infeksi TBC secara dini.

Reaksi Lokal dan Sistemik Pasca Imunisasi BCG

Seperti vaksin lainnya, vaksin BCG dapat menyebabkan reaksi lokal dan sistemik pada anak. Reaksi lokal biasanya berupa kemerahan, pembengkakan, dan pengerasan di tempat suntikan. Reaksi ini biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah vaksinasi dan umumnya ringan dan sembuh dengan sendirinya. Reaksi yang lebih parah, seperti abses atau ulkus di tempat suntikan, juga dapat terjadi, meskipun jarang. Dalam kasus yang jarang, reaksi sistemik seperti demam, malaise, dan pembesaran kelenjar getah bening juga dapat terjadi. Penting bagi orang tua untuk memantau anak setelah vaksinasi dan melaporkan setiap reaksi yang tidak biasa kepada tenaga kesehatan. Pengobatan biasanya hanya dibutuhkan jika terjadi komplikasi atau reaksi yang berat.

Risiko Jarang Tapi Serius: Keloid dan Infeksi BCG

Meskipun relatif jarang, ada beberapa risiko yang lebih serius yang terkait dengan vaksinasi BCG. Salah satu risiko yang paling dikhawatirkan adalah pembentukan keloid, yaitu jaringan parut yang berlebihan di tempat suntikan. Keloid lebih sering terjadi pada individu dengan kulit berwarna gelap. Selain itu, ada risiko infeksi BCG, meskipun sangat jarang. Infeksi ini bisa berkisar dari infeksi lokal yang ringan hingga infeksi yang lebih serius yang memerlukan perawatan medis. Risiko infeksi BCG lebih tinggi pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, skrining kesehatan sebelum vaksinasi sangat penting untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko tinggi mengalami komplikasi.

BACA JUGA:   Imunisasi Pada Anak Demam: Kapan Boleh dan Kapan Harus Ditunda?

Kontraindikasi Vaksinasi BCG: Kapan Vaksin Tidak Boleh Diberikan?

Vaksin BCG tidak boleh diberikan kepada semua anak. Terdapat beberapa kontraindikasi, yaitu kondisi medis yang membuat vaksinasi menjadi tidak aman atau tidak efektif. Beberapa kontraindikasi utama meliputi:

  • Imunodefisiensi: Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah, misalnya karena penyakit HIV/AIDS atau pengobatan imunosupresif, tidak boleh divaksinasi BCG.
  • Prematuritas berat: Bayi yang lahir prematur dengan berat badan lahir sangat rendah mungkin berisiko mengalami komplikasi setelah vaksinasi BCG.
  • Riwayat penyakit kulit yang aktif: Anak-anak dengan penyakit kulit aktif di tempat suntikan yang direncanakan tidak boleh divaksinasi BCG.
  • Alergi terhadap komponen vaksin: Meskipun jarang, alergi terhadap komponen vaksin BCG dapat terjadi. Riwayat alergi harus ditanyakan sebelum vaksinasi.

Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan anak sebelum memberikan vaksin BCG untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksinasi.

Pemantauan Pasca Imunisasi dan Edukasi Orang Tua

Setelah vaksinasi BCG, pemantauan kesehatan anak sangat penting. Orang tua harus memperhatikan reaksi lokal di tempat suntikan dan melaporkan setiap reaksi yang tidak biasa kepada tenaga kesehatan. Eduksi yang baik dari tenaga kesehatan kepada orang tua tentang manfaat, risiko, dan reaksi yang mungkin terjadi sangat penting untuk memastikan kepatuhan vaksinasi dan mengurangi kekhawatiran orang tua. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara tenaga kesehatan dan orang tua dapat membantu meningkatkan cakupan imunisasi BCG dan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlindungan terbaik terhadap TBC. Informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang vaksin BCG sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi.

Also Read

Bagikan:

Tags