Demam Pasca Imunisasi DPT: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Ratna Dewi

Demam setelah imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) merupakan reaksi yang umum terjadi dan biasanya bukan merupakan pertanda adanya masalah serius. Namun, penting bagi orang tua untuk memahami mengapa hal ini terjadi, bagaimana mengelola demam tersebut, dan kapan harus mencari bantuan medis. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai aspek demam pasca imunisasi DPT, berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk situs web organisasi kesehatan dunia (WHO), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan berbagai jurnal medis.

Mekanisme Demam Pasca Imunisasi DPT

Sistem kekebalan tubuh kita dirancang untuk mengenali dan melawan patogen asing seperti bakteri dan virus. Vaksin DPT mengandung antigen yang melemahkan atau tidak aktif dari bakteri penyebab difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketika antigen ini dimasukkan ke dalam tubuh melalui imunisasi, sistem imun akan merespon dengan memproduksi antibodi untuk melawannya. Proses ini merangsang respon imun, termasuk peradangan dan peningkatan suhu tubuh, yang kita kenal sebagai demam.

Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang normal dan dianggap sebagai bagian dari proses imunisasi yang efektif. Sel-sel kekebalan tubuh, seperti sel T dan sel B, diaktifkan dan mulai bekerja untuk menetralisir antigen. Proses ini menghasilkan pelepasan sitokin, protein yang memicu berbagai reaksi, termasuk peningkatan suhu tubuh. Intensitas demam bergantung pada respon individu terhadap vaksin dan kekuatan sistem imun masing-masing anak. Beberapa anak mungkin mengalami demam ringan, sementara yang lain mungkin mengalami demam yang lebih tinggi.

Gejala Demam Pasca Imunisasi DPT dan Cara Mengukurnya

Gejala demam pasca imunisasi DPT umumnya muncul dalam waktu 12-24 jam setelah imunisasi, meskipun dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Gejala utama adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang diukur dengan termometer yang akurat. Selain demam, anak mungkin juga mengalami gejala lain seperti:

  • Lemas dan lesu: Anak mungkin tampak kurang aktif dan lebih banyak tidur daripada biasanya.
  • Kehilangan nafsu makan: Anak mungkin menolak makanan atau minum.
  • Iritabilitas dan rewel: Anak mungkin lebih mudah menangis dan sulit ditenangkan.
  • Nyeri atau bengkak di tempat suntikan: Ini merupakan reaksi lokal yang umum terjadi dan biasanya hilang dalam beberapa hari.
  • Sakit kepala: Beberapa anak mungkin mengalami sakit kepala ringan.
BACA JUGA:   Imunisasi Wajib dan Rekomendasi untuk Bayi: Panduan Lengkap

Pengukuran suhu tubuh yang akurat sangat penting untuk memantau demam. Gunakan termometer digital untuk mengukur suhu secara rektal (yang paling akurat untuk bayi dan balita), aksilar (ketiak), atau oral (mulut) sesuai dengan petunjuk penggunaan termometer. Catat suhu dan waktu pengukuran untuk memantau perkembangan demam.

Penanganan Demam Pasca Imunisasi DPT di Rumah

Sebagian besar kasus demam pasca imunisasi DPT dapat ditangani di rumah dengan tindakan sederhana:

  • Kompres hangat: Gunakan kain basah hangat atau handuk untuk mengompres dahi anak. Hindari menggunakan air dingin, karena dapat menyebabkan menggigil.
  • Cairan: Pastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikan banyak cairan seperti air putih, ASI, atau susu formula. Hindari minuman manis yang dapat memperburuk demam.
  • Istirahat: Berikan anak cukup waktu untuk beristirahat dan tidur.
  • Pakaian longgar: Kenakan pakaian longgar dan nyaman pada anak untuk mencegah kepanasan.
  • Obat penurun panas: Jika demam mengganggu kenyamanan anak atau suhunya tinggi (di atas 38,5°C atau 101,3°F), Anda dapat memberikan obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk usia anak. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum memberikan obat apa pun pada anak.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter

Meskipun demam pasca imunisasi DPT biasanya ringan dan sembuh dengan sendirinya, penting untuk mewaspadai tanda-tanda yang memerlukan perhatian medis segera. Segera bawa anak ke dokter jika:

  • Demam sangat tinggi (di atas 40°C atau 104°F).
  • Demam berlangsung lebih dari 3-4 hari.
  • Anak mengalami kejang demam.
  • Anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, mata cekung, dan air mata sedikit.
  • Anak mengalami kesulitan bernapas atau mengi.
  • Anak tampak sangat lesu, tidak responsif, atau sulit dibangunkan.
  • Anak mengalami ruam kulit yang tidak biasa.
  • Tempat suntikan bengkak, merah, dan nyeri hebat.
BACA JUGA:   Biaya Imunisasi Anak: Investasi Kesehatan Masa Depan

Reaksi Alergi Terhadap Vaksin DPT

Meskipun jarang terjadi, reaksi alergi terhadap vaksin DPT dapat terjadi. Reaksi alergi dapat berupa reaksi ringan, seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau pembengkakan ringan di tempat suntikan, hingga reaksi berat yang mengancam jiwa seperti anafilaksis. Anafilaksis ditandai dengan gejala seperti sesak napas, pembengkakan tenggorokan, penurunan tekanan darah, dan syok. Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda reaksi alergi setelah imunisasi DPT, segera cari pertolongan medis darurat.

Pencegahan Demam dan Reaksi Lain Pasca Imunisasi

Meskipun demam merupakan respon yang umum, beberapa langkah dapat diambil untuk meminimalisir ketidaknyamanan yang dirasakan anak setelah imunisasi:

  • Pastikan anak cukup istirahat dan makan makanan bergizi sebelum imunisasi.
  • Berikan kompres dingin atau hangat di tempat suntikan untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
  • Ikuti instruksi dokter atau petugas kesehatan mengenai perawatan pasca imunisasi.
  • Pantau suhu tubuh anak secara teratur setelah imunisasi.
  • Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kondisi anak.

Ingatlah bahwa imunisasi DPT sangat penting untuk melindungi anak dari penyakit serius yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Meskipun demam pasca imunisasi adalah reaksi yang umum dan biasanya ringan, penting untuk memahami gejalanya, cara penanganannya, dan kapan harus mencari bantuan medis untuk memastikan keamanan dan kesehatan anak. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran.

Also Read

Bagikan:

Tags