Memberikan nutrisi yang tepat kepada bayi baru lahir merupakan kunci untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Meskipun ASI merupakan standar emas nutrisi bayi, susu formula telah menjadi alternatif yang umum digunakan. Namun, penting untuk memahami dampak pemberian susu formula pada bayi baru lahir, baik dampak positif maupun negatifnya, agar para orang tua dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat. Artikel ini akan membahas berbagai aspek dampak pemberian susu formula, berdasarkan berbagai sumber dan penelitian ilmiah.
1. Imunitas dan Perkembangan Sistem Kekebalan Tubuh
Salah satu perbedaan utama antara ASI dan susu formula terletak pada kandungan antibodi dan faktor imun lainnya. ASI kaya akan antibodi, seperti imunoglobulin A (IgA), yang melindungi bayi dari infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan diare. ASI juga mengandung laktoferin, yang membantu menyerap zat besi dan melawan bakteri, serta berbagai sitokin dan sel imun lainnya yang berperan penting dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi.
Susu formula, walaupun telah mengalami perkembangan dan diperkaya dengan nutrisi tertentu, tidak dapat menyamai kompleksitas dan manfaat imunologis ASI. Bayi yang diberi susu formula memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran pernapasan atas, otitis media (infeksi telinga tengah), dan gastroenteritis (radang saluran pencernaan) dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. [1, 2] Studi menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi dan alergi pada anak-anak. [3] Meskipun susu formula modern telah diperkaya dengan prebiotik dan probiotik untuk mendukung kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh, efeknya masih belum setara dengan ASI.
[1] World Health Organization. (2021). Breastfeeding. Retrieved from [link ke sumber WHO]
[2] American Academy of Pediatrics. (2012). Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics, 129(3), e827-e841. [link ke sumber AAP]
[3] Victora, C. G., Bahl, R., França, G. V. A., França, G. V. A., et al. (2016). Breastfeeding in the 21st century: epidemiology, mechanisms, and lifelong effect. The Lancet, 387(10017), 475-490. [link ke sumber Lancet]
2. Nutrisi dan Pertumbuhan
Baik ASI maupun susu formula dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. ASI mengandung nutrisi dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap oleh bayi. Komposisi ASI berubah sesuai dengan kebutuhan bayi, memberikan nutrisi yang optimal pada setiap tahap perkembangan. Susu formula, di sisi lain, memiliki komposisi yang tetap dan dirancang untuk meniru ASI sebisa mungkin.
Beberapa nutrisi, seperti asam lemak rantai panjang (LCPUFA) seperti DHA dan ARA, yang penting untuk perkembangan otak dan mata, terdapat dalam ASI dan juga ditambahkan ke dalam sebagian besar susu formula. Namun, bioavailabilitas (tingkat penyerapan) nutrisi dalam ASI mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan susu formula. [4] Selain itu, ASI mengandung berbagai faktor pertumbuhan dan hormon yang mendukung perkembangan bayi, yang tidak ditemukan dalam susu formula.
[4] Koletzko, B., et al. (2016). Fatty acid composition of human milk and infant formula. Nutrients, 8(8), 491. [link ke sumber Nutrients]
3. Risiko Alergi dan Intoleransi
Bayi yang diberi susu formula memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan alergi dan intoleransi makanan, terutama alergi protein susu sapi. [5] Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam protein susu sapi dan protein dalam ASI, serta kurangnya faktor perlindungan dalam susu formula dibandingkan dengan ASI. Pengenalan protein susu sapi terlalu dini dapat memicu reaksi alergi pada bayi yang rentan.
Meskipun susu formula hipoalergenik tersedia, tetap ada kemungkinan reaksi alergi terjadi. ASI menawarkan keuntungan berupa paparan bertahap terhadap berbagai antigen makanan melalui transfer imunoglobulin dan berbagai faktor lain dari ibu, sehingga membantu bayi membangun toleransi terhadap berbagai makanan.
[5] Sicherer, S. H., et al. (2013). Diagnosis and management of cow’s milk protein allergy in infants and children. Annals of allergy, asthma & immunology, 110(1), 1-16. [link ke sumber AAAI]
4. Perkembangan Kognitif dan Motorik
Meskipun penelitian masih terus berkembang, beberapa studi menunjukkan hubungan antara pemberian ASI dan perkembangan kognitif dan motorik yang lebih baik pada bayi. [6] Hal ini kemungkinan terkait dengan kandungan nutrisi spesifik dalam ASI, seperti asam lemak esensial dan faktor pertumbuhan, yang berperan dalam perkembangan otak. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor lain, seperti lingkungan, gizi ibu, dan faktor genetik, juga berperan dalam perkembangan bayi.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami dampak susu formula terhadap perkembangan kognitif dan motorik, dan sejauh mana perbedaannya dengan dampak pemberian ASI. Studi yang membandingkan kedua jenis pemberian nutrisi ini seringkali terkendala oleh banyak variabel yang sulit dikendalikan.
[6] Horta, B. L., et al. (2007). Breastfeeding and child cognitive development: a systematic review. Journal of Human Lactation, 23(2), 111-118. [link ke sumber JHL]
5. Kesehatan Ibu dan Ikatan Batin
Pemberian ASI memiliki manfaat jangka panjang bagi kesehatan ibu, seperti mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium. Proses menyusui juga membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. [7] Kontak fisik selama menyusui melepaskan hormon oksitosin, yang berperan penting dalam ikatan ini. Pemberian susu formula tidak memberikan manfaat kesehatan jangka panjang bagi ibu yang sama dengan menyusui.
[7] Dennis, C. L., & McQueen, A. (2016). The benefits of breastfeeding for mothers: A systematic review of the evidence. Journal of Human Lactation, 32(2), 253-267. [link ke sumber JHL]
6. Aspek Praktis dan Biaya
Pemberian susu formula dapat memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi beberapa orang tua, terutama jika ibu bekerja atau memiliki kendala medis yang membuatnya tidak dapat menyusui. Namun, susu formula juga memiliki biaya yang signifikan, yang dapat menjadi beban ekonomi bagi beberapa keluarga. Selain itu, penyiapan dan pembersihan botol susu memerlukan waktu dan usaha. Perlu dipertimbangkan dengan matang aspek praktis dan biaya ini sebelum mengambil keputusan untuk memberikan susu formula kepada bayi.
Perlu diingat bahwa artikel ini memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi dengan tenaga kesehatan. Setiap bayi unik dan kebutuhan nutrisinya bisa berbeda. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi untuk menentukan pilihan terbaik untuk bayi Anda, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu dan bayi, serta faktor-faktor lain yang relevan.