Bayi Baru Lahir Kena Cacar Air: Risiko, Gejala, dan Penanganan

Retno Susanti

Cacar air pada bayi baru lahir merupakan kondisi yang serius dan memerlukan penanganan segera. Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih belum berkembang sepenuhnya, sehingga mereka sangat rentan terhadap komplikasi serius akibat infeksi virus varicella-zoster (VZV), penyebab cacar air. Artikel ini akan membahas secara detail tentang risiko, gejala, diagnosis, penanganan, dan pencegahan cacar air pada bayi baru lahir, berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC), American Academy of Pediatrics (AAP), dan jurnal medis terindeks.

Risiko Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir yang terinfeksi cacar air menghadapi risiko komplikasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh sistem imun yang belum matang dan kurangnya perlindungan antibodi. Risiko tersebut meliputi:

  • Pneumonia: Infeksi paru-paru merupakan komplikasi yang serius dan dapat mengancam jiwa pada bayi baru lahir. Virus varicella dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru, mengakibatkan kesulitan bernapas dan membutuhkan perawatan intensif.

  • Ensefalitis: Peradangan otak merupakan komplikasi langka tetapi sangat berbahaya. Ensefalitis akibat cacar air dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kejang, dan bahkan kematian.

  • Dehidrasi: Lesi kulit yang meluas dapat menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan melalui kulit yang rusak. Dehidrasi pada bayi baru lahir sangat berbahaya dan dapat berujung pada syok hipovolemik.

  • Infeksi Bakteri Sekunder: Luka cacar air yang terbuka dapat menjadi tempat masuknya bakteri, menyebabkan infeksi bakteri sekunder pada kulit. Infeksi ini dapat memperburuk kondisi dan membutuhkan pengobatan antibiotik.

  • Sepsis: Dalam kasus yang paling parah, infeksi cacar air dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis, kondisi yang mengancam jiwa.

  • Perdarahan: Pada beberapa kasus, terutama pada bayi prematur atau bayi dengan gangguan pembekuan darah, cacar air dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan.

BACA JUGA:   Bayi Kena Cacar Air Sebelum Imunisasi Campak: Penjelasan Komprehensif

Risiko komplikasi ini lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, atau bayi dengan sistem imun yang lemah akibat penyakit lain.

Gejala Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

Gejala cacar air pada bayi baru lahir dapat bervariasi, tetapi umumnya meliputi:

  • Demam: Demam ringan hingga sedang sering menjadi gejala awal.

  • Ruam: Munculnya ruam khas cacar air yang terdiri dari bintik-bintik merah yang berkembang menjadi vesikel (gelembung berisi cairan) yang kemudian mengering dan membentuk keropeng. Ruam ini dapat muncul di seluruh tubuh, termasuk kulit kepala, mulut, dan alat kelamin.

  • Gatal: Gatal yang hebat seringkali mengganggu bayi dan dapat menyebabkan iritasi kulit lebih lanjut.

  • Lesu: Bayi mungkin tampak lesu, rewel, dan kurang mau menyusu.

  • Sulit Bernapas: Jika terjadi pneumonia, bayi akan mengalami kesulitan bernapas, nafas cepat, dan mungkin tampak sesak nafas.

  • Kejang: Kejang dapat terjadi jika terjadi ensefalitis.

Penting untuk dicatat bahwa gejala cacar air pada bayi baru lahir mungkin tidak selalu khas, dan beberapa bayi mungkin hanya menunjukkan gejala ringan. Oleh karena itu, setiap bayi yang menunjukkan tanda-tanda infeksi harus segera diperiksa oleh dokter.

Diagnosis Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

Diagnosis cacar air pada bayi baru lahir umumnya didasarkan pada pemeriksaan fisik. Dokter akan memperhatikan ruam khas cacar air dan riwayat kontak dengan orang yang menderita cacar air. Dalam beberapa kasus, tes laboratorium seperti kultur virus atau tes PCR mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan infeksi virus lainnya. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan infeksi dan memeriksa adanya komplikasi.

Penanganan Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

Penanganan cacar air pada bayi baru lahir berfokus pada pengelolaan gejala dan pencegahan komplikasi. Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan, terutama jika bayi menunjukkan gejala yang parah atau memiliki faktor risiko komplikasi yang tinggi. Penanganan meliputi:

  • Pengobatan Simtomatik: Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat simtomatik, bertujuan untuk meredakan gejala. Ini termasuk pemberian obat penurun panas untuk mengatasi demam dan obat antihistamin atau krim kalamin untuk mengurangi gatal.

  • Cairan: Penting untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik, terutama jika dia mengalami demam atau muntah. Pemberian ASI atau susu formula harus ditingkatkan. Dalam kasus yang parah, cairan intravena mungkin diperlukan.

  • Antiviral: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti asiklovir untuk mengurangi keparahan infeksi dan mencegah komplikasi. Penggunaan obat antiviral ini terutama direkomendasikan pada bayi prematur, bayi dengan sistem imun yang lemah, atau bayi dengan gejala yang parah.

  • Perawatan Kulit: Kuku bayi harus dipotong pendek untuk mencegah goresan yang dapat menyebabkan infeksi sekunder. Menjaga kebersihan kulit dengan mencuci lembut dan menggunakan krim pelembap dapat membantu mengurangi gatal dan mencegah infeksi.

  • Isolasi: Bayi yang terinfeksi cacar air perlu diisolasi untuk mencegah penularan ke bayi lain.

BACA JUGA:   Apakah Ibu Menyusui Boleh Mengonsumsi Pete?

Pencegahan Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

Pencegahan cacar air pada bayi baru lahir sangat penting. Strategi pencegahan utama meliputi:

  • Imunisasi Ibu: Wanita hamil yang belum pernah menderita cacar air atau belum menerima vaksin varicella harus divaksinasi sebelum kehamilan atau selama trimester pertama kehamilan. Vaksin varicella aman untuk ibu hamil dan dapat melindungi bayi dari infeksi selama masa bayi.

  • Imunoglobulin Varicella-Zoster (VZIG): VZIG adalah imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap virus varicella-zoster. VZIG dapat diberikan kepada bayi baru lahir yang terpapar cacar air, terutama jika ibunya tidak memiliki kekebalan terhadap virus varicella. VZIG dapat membantu mencegah atau mengurangi keparahan infeksi.

  • Hindari Kontak: Bayi baru lahir harus dihindari kontak dengan orang yang menderita cacar air. Orang yang sakit cacar air harus menjauhi bayi baru lahir hingga ruam mengering sepenuhnya.

  • Kebersihan: Menjaga kebersihan tangan sangat penting untuk mencegah penyebaran virus.

Komplikasi Jangka Panjang Cacar Air pada Bayi Baru Lahir

Meskipun sebagian besar bayi sembuh dari cacar air tanpa komplikasi jangka panjang, beberapa kasus dapat menyebabkan efek jangka panjang seperti:

  • Kerusakan Saraf: Ensefalitis yang parah dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, yang berdampak pada perkembangan kognitif dan motorik.

  • Scarring: Luka cacar air yang parah dapat meninggalkan bekas luka.

  • Gangguan Penglihatan: Pada kasus yang jarang, cacar air dapat menyebabkan masalah penglihatan.

Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan pencegahan yang efektif sangat penting untuk meminimalkan risiko komplikasi jangka panjang. Pemantauan medis yang ketat setelah infeksi sangat direkomendasikan, terutama pada bayi dengan riwayat komplikasi.

Also Read

Bagikan:

Tags