Keluarnya cairan, termasuk susu, dari hidung bayi baru lahir dapat menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Meskipun terkadang hal ini tampak menakutkan, pada sebagian besar kasus, ini bukanlah kondisi yang serius dan dapat diatasi dengan mudah. Namun, penting untuk memahami penyebabnya agar dapat memberikan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi. Artikel ini akan membahas secara rinci berbagai penyebab susu keluar dari hidung bayi baru lahir, bagaimana menanganinya, serta kapan harus berkonsultasi dengan dokter.
1. Refleks Muntah dan Regurgitasi
Bayi baru lahir memiliki sistem pencernaan yang masih berkembang. Otot-otot sfingter esofagus (otot yang mengontrol aliran makanan dari kerongkongan ke lambung) belum sepenuhnya matang. Hal ini menyebabkan bayi sering mengalami regurgitasi atau muntah, yang dapat menyebabkan susu keluar dari hidung. Regurgitasi berbeda dengan muntah, regurgitasi adalah keluarnya sedikit susu secara pasif, tanpa disertai gerakan muntah yang kuat. Susu yang keluar ini dapat masuk ke saluran hidung melalui koneksi antara rongga hidung dan rongga mulut yang masih relatif terbuka pada bayi baru lahir. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan seringkali terjadi pada bayi yang diberi ASI atau susu formula. Posisi menyusui yang salah atau pemberian susu yang terlalu cepat juga dapat memperburuk kondisi ini.
Banyak sumber medis menekankan bahwa regurgitasi adalah hal yang normal pada bayi baru lahir dan biasanya akan membaik seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi. American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan untuk tetap tenang dan memantau bayi untuk memastikan berat badan mereka tetap bertambah dan mereka tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau kesulitan bernapas.
2. Fisura Palatum (Celah Bibir dan Langit-langit)
Pada kasus yang lebih serius, keluarnya susu dari hidung dapat menjadi indikasi adanya kelainan bawaan seperti fisura palatum (celah bibir dan/atau langit-langit). Celah langit-langit adalah celah atau lubang pada langit-langit mulut. Kondisi ini dapat menyebabkan makanan dan cairan, termasuk susu, masuk ke rongga hidung selama menyusui atau minum susu botol. Bayi dengan fisura palatum seringkali mengalami kesulitan menyusui dan mungkin membutuhkan bantuan khusus untuk makan. Mereka juga berisiko tinggi mengalami infeksi telinga tengah dan masalah bicara di kemudian hari. Diagnosis fisura palatum biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Penanganan biasanya melibatkan operasi rekonstruktif untuk memperbaiki celah tersebut.
Informasi lebih lanjut mengenai fisura palatum dapat ditemukan di situs web organisasi seperti March of Dimes dan American Cleft Palate-Craniofacial Association. Mereka menyediakan informasi yang komprehensif mengenai diagnosis, penanganan, dan dukungan untuk keluarga yang memiliki bayi dengan kondisi ini.
3. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek, dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir di hidung. Lendir yang bercampur dengan susu yang tertelan dapat keluar dari hidung, memberikan kesan bahwa susu langsung keluar dari hidung. Gejala ISPA lainnya yang mungkin muncul pada bayi termasuk batuk, bersin, demam, dan hidung tersumbat. Penanganan ISPA pada bayi biasanya berfokus pada meringankan gejala, seperti menggunakan larutan saline hidung untuk membersihkan hidung dan memberikan obat penurun demam jika diperlukan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika bayi mengalami kesulitan bernapas atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Hindari memberikan obat batuk dan pilek tanpa resep dokter karena dapat berbahaya bagi bayi.
4. Penyumbatan Saluran Hidung
Penyumbatan pada saluran hidung, baik karena lendir, benda asing, atau pembengkakan, juga dapat menyebabkan susu yang tertelan keluar dari hidung. Bayi mungkin kesulitan bernapas melalui hidung jika saluran hidungnya tersumbat. Pemeriksaan hidung secara hati-hati dapat membantu mengidentifikasi adanya penyumbatan. Jika ada benda asing yang menyumbat hidung, jangan mencoba mengeluarkannya sendiri. Segera bawa bayi ke dokter untuk penanganan yang tepat. Untuk lendir yang menyumbat, gunakan larutan saline hidung untuk membersihkannya. Jangan gunakan kapas atau benda lain untuk membersihkan hidung bayi, karena dapat melukai saluran hidung yang masih sensitif.
5. Refluks Gastroesofageal (GER)
Refluks gastroesofageal (GER) terjadi ketika asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Pada bayi, GER seringkali terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Namun, GER yang parah dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Meskipun tidak selalu menyebabkan susu keluar dari hidung, susu yang dimuntahkan akibat GER bisa masuk ke hidung melalui koneksi rongga mulut dan hidung. Gejala GER yang lebih parah meliputi muntah yang kuat, penurunan berat badan, iritabilitas, dan kesulitan menelan. Jika Anda mencurigai bayi Anda mengalami GER yang parah, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan GER pada bayi biasanya melibatkan perubahan pola makan dan posisi tidur. Dalam beberapa kasus, obat-obatan mungkin diperlukan.
6. Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun keluarnya susu dari hidung pada bayi baru lahir seringkali tidak berbahaya, ada beberapa situasi yang memerlukan konsultasi dengan dokter. Segera hubungi dokter jika bayi Anda:
- Mengalami kesulitan bernapas.
- Memiliki demam tinggi.
- Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, air mata sedikit, kurang buang air kecil).
- Muntah secara terus-menerus dan hebat.
- Kehilangan berat badan.
- Memiliki riwayat keluarga dengan fisura palatum atau kelainan bawaan lainnya.
- Susu yang keluar dari hidung disertai darah atau nanah.
Ingatlah bahwa informasi di atas bersifat umum dan tidak dapat menggantikan konsultasi dengan dokter. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan bayi Anda, segera hubungi dokter atau tenaga medis profesional lainnya. Mereka dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi bayi Anda. Kesehatan bayi Anda adalah prioritas utama, jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika dibutuhkan.