ASI Berkurang Pada Bayi 7 Bulan: Penyebab, Solusi, dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Retno Susanti

Menyusui bayi hingga usia 7 bulan merupakan pencapaian yang membanggakan bagi ibu. Namun, seringkali muncul kekhawatiran ketika produksi ASI mulai berkurang. Pada usia ini, bayi sudah mulai memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI), dan perubahan ini bisa mempengaruhi pola menyusu dan persepsi ibu tentang cukup atau tidaknya ASI yang dihasilkan. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai penyebab berkurangnya ASI pada bayi usia 7 bulan, solusi yang dapat diterapkan, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh ibu.

1. Penyebab ASI Berkurang pada Bayi Usia 7 Bulan

Berkurangnya ASI pada usia 7 bulan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berkaitan dengan ibu maupun bayi. Berikut beberapa penyebab yang umum ditemukan:

  • Perubahan Pola Menyusu: Pada usia 7 bulan, bayi mulai mengonsumsi MPASI. Hal ini dapat mengurangi frekuensi menyusu, yang secara alami dapat menurunkan produksi ASI. Bayi yang lebih kenyang setelah makan MPASI mungkin akan menyusu lebih sedikit. Namun, penting diingat bahwa MPASI hanya sebagai pelengkap, bukan pengganti ASI.

  • Kurang Istirahat dan Stres: Ibu yang kurang istirahat dan mengalami stres cenderung memiliki produksi ASI yang lebih rendah. Kelelahan fisik dan mental dapat mengganggu hormon prolaktin, hormon yang bertanggung jawab untuk memproduksi ASI. Kurang tidur, tekanan pekerjaan, dan masalah keluarga dapat mempengaruhi produksi ASI.

  • Dehidrasi: Asupan cairan yang tidak cukup dapat mengurangi produksi ASI. Ibu menyusui membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak daripada biasanya untuk menghasilkan ASI yang cukup. Dehidrasi dapat mengurangi volume darah, yang pada gilirannya akan mengurangi produksi ASI.

  • Nutrisi yang Tidak Cukup: Ibu menyusui membutuhkan nutrisi yang seimbang dan cukup untuk memproduksi ASI yang berkualitas. Kekurangan nutrisi penting, seperti zat besi, kalsium, dan vitamin B12, dapat mempengaruhi produksi ASI. Pola makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan kualitas ASI.

  • Penyakit dan Obat-obatan: Beberapa penyakit dan obat-obatan dapat mempengaruhi produksi ASI. Infeksi, demam, dan kondisi medis tertentu dapat mengurangi produksi ASI sementara. Beberapa obat-obatan juga dapat menekan produksi ASI, oleh karena itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan selama menyusui.

  • Perubahan Hormon: Meskipun jarang, perubahan hormon pada ibu juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Kondisi seperti hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormon lainnya dapat menyebabkan berkurangnya produksi ASI.

  • Puting Lecet atau Masalah Payudara: Puting lecet atau masalah payudara lainnya dapat membuat ibu merasa tidak nyaman saat menyusui, sehingga mengurangi frekuensi menyusu dan berpotensi menurunkan produksi ASI.

  • Pemberian Dot/Botol: Beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian dot atau botol dapat mengganggu proses menyusui dan mengurangi produksi ASI. Bayi mungkin lebih memilih dot karena lebih mudah dan membutuhkan usaha yang lebih sedikit dibandingkan menyusui.

BACA JUGA:   Toko Susu Bayi di Jember: Panduan Lengkap untuk Para Orang Tua

2. Mengatasi ASI Berkurang: Solusi Praktis

Menangani berkurangnya ASI membutuhkan pendekatan holistik yang memperhatikan faktor penyebabnya. Berikut beberapa solusi praktis yang dapat diterapkan:

  • Meningkatkan Frekuensi Menyusu: Meningkatkan frekuensi menyusu, terutama pada malam hari, dapat merangsang produksi ASI. Bayi yang sering menyusu akan memberi sinyal kepada tubuh ibu untuk memproduksi lebih banyak ASI.

  • Istirahat yang Cukup: Prioritaskan istirahat dan tidur yang cukup. Cobalah untuk tidur siang jika memungkinkan dan ciptakan lingkungan yang menenangkan untuk membantu mengurangi stres.

  • Konsumsi Cairan yang Cukup: Minum air putih minimal 8 gelas sehari. Konsumsi cairan lainnya seperti jus buah dan sup juga dapat membantu menjaga hidrasi tubuh.

  • Mengonsumsi Makanan Bergizi: Perhatikan asupan nutrisi harian dengan mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan rencana makan yang tepat untuk ibu menyusui.

  • Kompres Hangat dan Pijat Payudara: Kompres hangat dan pijat lembut payudara dapat membantu melancarkan aliran ASI.

  • Power Pumping: Power pumping, yaitu memompa ASI dengan interval pendek dan lama, dapat membantu meningkatkan produksi ASI.

  • Menggunakan Obat-obatan atau Suplemen (Konsultasi Dokter): Beberapa obat-obatan atau suplemen herbal dapat membantu meningkatkan produksi ASI, namun harus dikonsumsi setelah berkonsultasi dengan dokter.

  • Mengatasi Puting Lecet: Jika mengalami puting lecet, segera atasi dengan cara yang tepat untuk menghindari rasa sakit saat menyusui dan memastikan bayi tetap mau menyusu.

  • Dukungan Keluarga dan Teman: Mendapatkan dukungan emosional dari keluarga dan teman sangat penting untuk mengurangi stres dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam menyusui.

3. Pentingnya Konsultasi dengan Dokter atau Konselor Laktasi

Jika ASI berkurang secara signifikan dan membuat ibu khawatir, segera konsultasikan dengan dokter atau konselor laktasi. Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebab berkurangnya ASI dan memberikan solusi yang tepat berdasarkan kondisi individu. Konselor laktasi dapat memberikan panduan dan dukungan yang lebih spesifik terkait teknik menyusui, manajemen ASI, dan mengatasi berbagai masalah menyusui.

BACA JUGA:   Susu Bayi Morinaga 0-6 Bulan: Panduan Lengkap untuk Ibu

4. Membedakan Kurang ASI dengan Bayi yang Sudah Cukup ASI

Penting untuk membedakan antara bayi yang benar-benar kekurangan ASI dengan bayi yang sudah cukup ASI tetapi pola menyusu berubah karena mulai MPASI. Tanda-tanda bayi kekurangan ASI antara lain: berat badan tidak naik sesuai standar, bayi terlihat sering rewel dan selalu ingin menyusu, bayi tampak lemas dan kurang aktif. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda kekurangan ASI, segera konsultasikan dengan dokter.

5. Peran Makanan Pendamping ASI (MPASI)

MPASI diperkenalkan pada usia 6 bulan, dan pada usia 7 bulan, bayi biasanya sudah mulai mengonsumsi berbagai jenis MPASI. Meskipun MPASI penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, ASI tetap menjadi nutrisi utama hingga usia 2 tahun atau lebih. MPASI hanya sebagai pelengkap, bukan pengganti ASI. Jangan menganggap bahwa bayi sudah kenyang dengan MPASI sehingga mengurangi frekuensi menyusui. ASI tetap penting untuk memberikan antibodi dan nutrisi penting lainnya bagi bayi.

6. Menjaga Kesehatan Mental Ibu Menyusui

Kesehatan mental ibu sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Stres, kecemasan, dan depresi dapat mengurangi produksi ASI. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk menjaga kesehatan mentalnya dengan cara yang tepat, misalnya dengan beristirahat cukup, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan mendapatkan dukungan sosial dari keluarga dan teman. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika merasa kewalahan atau mengalami masalah kesehatan mental.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu ibu menyusui yang mengalami berkurangnya produksi ASI pada bayi usia 7 bulan. Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut.

Also Read

Bagikan:

Tags