Aqiqah merupakan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang bayi. Hukumnya sendiri menjadi perdebatan selama bertahun-tahun, terutama dalam hal jenis hewan yang digunakan, khususnya untuk anak perempuan. Apakah kambing jantan atau betina yang lebih utama? Artikel ini akan membahas secara detail hukum aqiqah untuk anak perempuan, membahas berbagai pendapat ulama, serta menjelaskan tata cara pelaksanaannya berdasarkan dalil-dalil yang relevan.
1. Dalil dan Pendapat Ulama Mengenai Hewan Aqiqah
Hukum aqiqah sendiri telah dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW. Hadits yang paling sering dijadikan rujukan adalah hadits dari Ibnu Abbas RA yang berbunyi: "Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi SAW bersabda, “Setiap anak terikat dengan aqiqahnya, disembelih untuknya seekor kambing, untuk menghilangkan gangguan (dari setan) dan diberi nama serta dicukur rambut kepalanya.” (HR. Ahmad, An-Nasai, dan Ibnu Majah).
Hadits ini menyebutkan "seekor kambing", tidak secara spesifik menyebutkan jenis kelamin kambing yang digunakan. Inilah yang menjadi dasar perdebatan panjang di kalangan ulama. Sebagian besar ulama sepakat bahwa aqiqah disunnahkan menggunakan kambing, baik jantan maupun betina. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai mana yang lebih utama atau lebih afdhal.
Pendapat pertama menyebutkan bahwa kambing jantan lebih utama. Pendapat ini didasarkan pada hadits-hadits lain yang menyebutkan keutamaan kambing jantan dalam ibadah kurban. Argumennya adalah, karena aqiqah memiliki kemiripan dengan ibadah kurban, maka kambing jantan lebih baik. Pendapat ini dianut oleh beberapa mazhab fiqh.
Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kambing jantan dan betina dalam aqiqah. Pendapat ini berlandaskan pada hadits yang menyebutkan "seekor kambing" tanpa spesifikasi jenis kelamin. Mereka berpendapat bahwa yang terpenting adalah memenuhi sunnah aqiqah dengan menyembelih kambing yang sesuai syariat, baik jantan maupun betina yang sehat dan memenuhi syarat.
Pendapat ketiga mengemukakan bahwa jika mampu, maka lebih utama menggunakan kambing jantan, namun jika tidak mampu, maka kambing betina juga diperbolehkan. Pendapat ini cenderung lebih moderat dan mengakomodasi kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengedepankan kemudahan dan keadilan.
2. Syarat Kambing untuk Aqiqah Anak Perempuan
Terlepas dari jenis kelaminnya, kambing yang digunakan untuk aqiqah harus memenuhi beberapa syarat agar ibadah aqiqah tersebut sah dan diterima Allah SWT. Syarat-syarat tersebut meliputi:
-
Umur kambing: Kambing yang digunakan untuk aqiqah minimal berusia enam bulan. Ini mengacu pada ketentuan umum hewan kurban yang sudah cukup dewasa dan memenuhi kriteria layak untuk disembelih. Menggunakan kambing yang lebih muda dari usia tersebut dinilai kurang afdhal.
-
Kesehatan kambing: Kambing harus dalam keadaan sehat, tidak cacat, dan bebas dari penyakit. Kambing yang sakit, pincang, atau memiliki cacat fisik lainnya tidak memenuhi syarat untuk dijadikan hewan aqiqah.
-
Bukan kambing hasil curian atau haram: Kambing yang digunakan harus didapatkan melalui jalur yang halal dan tidak melanggar hukum syariat Islam. Kambing yang diperoleh dari hasil curian, riba, atau sumber-sumber yang haram lainnya tidak diperbolehkan untuk aqiqah.
-
Jenis Kambing: Meskipun tidak ada pembatasan jenis kambing secara spesifik, kambing yang umum digunakan adalah kambing domba atau kambing etawa. Namun, penting untuk memastikan bahwa kambing tersebut memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas.
3. Jumlah Kambing untuk Aqiqah Anak Perempuan
Jumlah kambing untuk aqiqah anak perempuan adalah satu ekor kambing. Ini berbeda dengan aqiqah anak laki-laki yang disunnahkan menyembelih dua ekor kambing. Hukum ini bersumber dari hadits-hadits yang menyebutkan perbedaan jumlah hewan aqiqah antara anak laki-laki dan perempuan.
4. Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah
Setelah memilih kambing yang sesuai syariat, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyembelihan dengan tata cara yang benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyembelihan aqiqah antara lain:
-
Niat: Sebelum menyembelih, hendaknya diniatkan dengan tulus ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Niat ini menjadi kunci utama sahnya ibadah aqiqah.
-
Bacaan Takbir: Saat menyembelih, hendaknya membaca takbir, “Allahu Akbar,” untuk menunjukkan ketaatan dan penyerahan diri kepada Allah SWT.
-
Cara Penyembelihan: Hewan harus disembelih dengan cara yang benar dan sesuai syariat Islam, yaitu dengan membaca basmalah dan menyembelih di bagian leher yang tepat.
-
Pembagian Daging: Daging aqiqah sebaiknya dibagikan kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan fakir miskin. Sebagian daging juga dapat disimpan untuk konsumsi keluarga. Pembagian daging aqiqah ini merupakan bagian penting dari ibadah aqiqah yang bertujuan untuk berbagi kebahagiaan dan bersedekah.
5. Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Waktu pelaksanaan aqiqah yang paling utama adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Namun, jika terhalang oleh suatu keadaan, aqiqah dapat dilakukan pada hari keempat belas atau dua puluh satu setelah kelahiran. Lebih dari itu juga diperbolehkan, selama niat aqiqah masih ada. Yang terpenting adalah segera mungkin melakukan aqiqah setelah bayi lahir.
6. Hikmah dan Keutamaan Aqiqah
Aqiqah memiliki banyak hikmah dan keutamaan, antara lain:
-
Syukur kepada Allah SWT: Aqiqah merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas karunia berupa kelahiran seorang anak yang sehat.
-
Menghilangkan gangguan (dari setan): Seperti disebutkan dalam hadits, aqiqah diyakini dapat menghilangkan gangguan dari setan.
-
Memberi nama dan mencukur rambut: Aqiqah juga dikaitkan dengan pemberian nama dan mencukur rambut bayi, yang merupakan tradisi baik dalam Islam.
-
Berbagi kebahagiaan: Pembagian daging aqiqah kepada fakir miskin dan kerabat merupakan bentuk berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi.
-
Menjaga Tradisi: Aqiqah juga berperan dalam menjaga tradisi baik yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Melakukan aqiqah dengan benar dan sesuai sunnah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Semoga penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang aqiqah anak perempuan, khususnya mengenai penggunaan kambing jantan atau betina. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan dan pemahaman.