Aqiqah Anak Perempuan: Hukum, Jumlah Hewan Kurban, dan Tata Caranya

Dewi Saraswati

Aqiqah merupakan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam yang dilakukan untuk memperingati kelahiran seorang bayi. Hukum aqiqah ini telah disepakati oleh para ulama, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah hewan kurban yang harus disembelih, khususnya untuk anak perempuan. Artikel ini akan membahas secara detail hukum aqiqah untuk anak perempuan, jumlah hewan kurban yang dianjurkan, serta tata cara pelaksanaannya berdasarkan berbagai referensi dan pemahaman Islam.

Hukum Aqiqah Anak Perempuan

Hukum aqiqah bagi anak perempuan maupun laki-laki adalah sunnah muakkadah. Artinya, meskipun bukan merupakan kewajiban yang harus dilakukan, namun sangat dianjurkan untuk dilaksanakan karena memiliki keutamaan yang besar. Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya aqiqah, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Meskipun tidak ada hadits yang secara eksplisit menyebutkan perbedaan jumlah hewan kurban antara anak laki-laki dan perempuan, namun sebagian besar ulama sepakat bahwa aqiqah tetap dianjurkan untuk keduanya. Keutamaan aqiqah meliputi: mencukupi kebutuhan anak, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan sebagai bentuk syukur atas karunia yang diberikan. Mengabaikan aqiqah tidaklah membawa dosa besar, namun meninggalkan sunnah yang dianjurkan tentu mengurangi pahala dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Perbedaan Pendapat Mengenai Jumlah Hewan Kurban

Perbedaan pendapat mengenai jumlah hewan kurban aqiqah muncul dari pemahaman terhadap hadits Nabi SAW yang menyebutkan tentang aqiqah. Sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah hewan kurban untuk aqiqah anak laki-laki adalah dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Pendapat ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmizi: "bagi anak laki-laki dua ekor kambing dan bagi anak perempuan seekor kambing" (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

BACA JUGA:   Nutrisi Penting untuk Ibu Menyusui: Menuju Bayi yang Sehat dan Gemuk

Namun, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa jumlah hewan kurban untuk aqiqah, baik laki-laki maupun perempuan, adalah satu ekor kambing saja. Pendapat ini didasarkan pada hadits-hadits yang lain yang menekankan pada pelaksanaan aqiqah tanpa menyebut perbedaan jumlah hewan kurban berdasarkan jenis kelamin. Mereka berpendapat bahwa perbedaan jumlah hewan kurban dalam hadits tersebut bersifat umum dan bukan merupakan dalil yang kuat untuk menetapkan perbedaan jumlah aqiqah antara anak laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut, mereka juga berargumen bahwa kemampuan ekonomi orang tua juga perlu diperhatikan.

Pendapat yang Lebih Dianjurkan: Mengikuti Sunnah Nabi SAW

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, sebagian besar ulama kontemporer menganjurkan agar orang tua mengikuti hadits yang menyebutkan aqiqah anak perempuan satu ekor kambing. Hal ini bukan berarti mengabaikan sunnah yang lain, melainkan memilih pendapat yang lebih mudah dipraktekkan dan merujuk pada hadits yang lebih shahih dan mutawatir. Memilih satu ekor kambing untuk aqiqah anak perempuan merupakan tindakan yang bijaksana, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Lebih penting untuk melaksanakan aqiqah, walaupun hanya satu ekor kambing, daripada menunda atau bahkan meninggalkannya sama sekali karena terbebani oleh perbedaan pendapat.

Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah Anak Perempuan

Tata cara pelaksanaan aqiqah, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan, pada dasarnya sama. Berikut beberapa langkah penting dalam pelaksanaan aqiqah:

  1. Waktu Pelaksanaan: Aqiqah sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Jika terlambat, aqiqah tetap dapat dilakukan kapan saja setelahnya.

  2. Hewan Kurban: Hewan kurban yang digunakan adalah kambing atau domba yang sehat dan memenuhi syarat syar’i. Hewan tersebut harus bebas dari cacat, seperti pincang, buta, kurus, dan sebagainya.

  3. Proses Penyembelihan: Penyembelihan hewan kurban harus dilakukan oleh orang yang memahami syariat Islam dan dengan menyebut nama Allah SWT.

  4. Pembagian Daging Aqiqah: Daging aqiqah dibagikan kepada kerabat, tetangga, fakir miskin, dan orang-orang yang membutuhkan. Sebagian daging dapat juga disimpan untuk dikonsumsi keluarga. Sebagian ulama menganjurkan agar sebagian daging dibagikan kepada orang-orang yang hadir dalam acara aqiqah, sebagai bentuk syiar dan mempererat silaturahmi.

  5. Doa dan Niat: Sebelum dan sesudah penyembelihan, dianjurkan untuk membaca doa dan niat aqiqah. Doa tersebut dapat dibaca secara pribadi maupun bersama-sama.

  6. Mencukur Rambut Bayi: Setelah penyembelihan, rambut bayi dicukur dan timbangan rambut tersebut disedekahkan dengan nilai setara emas atau perak. Tradisi ini sebagai simbol pembersihan dan penghapusan dosa.

BACA JUGA:   Pedas Dalam Genggaman: Seberapa Aman untuk Busui?

Memilih Kambing yang Sesuai Syariat

Pemilihan kambing untuk aqiqah sangat penting. Kambing yang dipilih harus memenuhi kriteria syar’i, yaitu:

  • Sehat: Kambing harus dalam keadaan sehat, tidak sakit, cacat fisik, atau mengalami kelainan.
  • Umur: Umur kambing yang ideal untuk aqiqah umumnya di atas enam bulan.
  • Tidak pincang: Kambing tidak boleh pincang atau memiliki cacat pada kakinya.
  • Tidak buta: Kambing harus dapat melihat dengan baik.
  • Tidak kurus: Kambing harus memiliki kondisi badan yang baik dan tidak kurus kering.
  • Jenis Kelamin: Kambing jantan atau betina yang memenuhi syarat di atas dapat digunakan.

Keutamaan dan Hikmah Aqiqah

Aqiqah memiliki banyak keutamaan dan hikmah bagi orang tua dan anak. Selain sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak, aqiqah juga memiliki manfaat sosial, di antaranya:

  • Menyambung silaturahmi: Aqiqah menjadi ajang berkumpulnya keluarga dan kerabat, mempererat tali silaturahmi.
  • Memberi manfaat kepada orang lain: Pembagian daging aqiqah kepada fakir miskin dan kaum dhuafa membantu meringankan beban mereka.
  • Mendidik anak tentang berbagi dan kepedulian sosial: Aqiqah mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi dan kepedulian kepada sesama.
  • Mengharapkan ridho Allah SWT: Melaksanakan aqiqah sebagai bentuk ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, diharapkan mendapatkan ridho-Nya.

Melaksanakan aqiqah dengan ikhlas dan penuh kesadaran merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Semoga penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hukum aqiqah anak perempuan dan tata caranya. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dalam melaksanakan aqiqah sebagai bentuk syukur dan taqarrub kepada Allah SWT.

Also Read

Bagikan:

Tags