Memberi ASI merupakan pengalaman yang indah dan penuh kebahagiaan bagi ibu dan bayi. Namun, di tengah perjalanan menyusui, seringkali muncul pertanyaan seputar praktik-praktik yang dianggap umum, salah satunya adalah sendawa. Banyak ibu bertanya-tanya: apakah bayi yang minum ASI harus disendawakan? Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Artikel ini akan menelusuri berbagai perspektif dan penelitian terkait kebiasaan sendawa pada bayi ASI, memberikan informasi yang komprehensif untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat untuk si kecil.
Mengapa Bayi Menelan Udara Saat Menyusu?
Bayi, terutama yang baru lahir, cenderung menelan udara saat menyusui, baik ASI maupun susu formula. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor:
- Teknik Menyusu yang Salah: Bayi yang belum terampil menyusui mungkin akan menelan lebih banyak udara karena posisi mulutnya tidak tepat pada puting atau areola. Posisi menyusui yang tidak ergonomis juga dapat berkontribusi pada hal ini.
- Puting Susu yang Tidak Tepat: Puting susu yang terlalu kecil, terlalu besar, atau bentuknya tidak sesuai dengan mulut bayi dapat membuat bayi menelan lebih banyak udara saat berusaha untuk mengisap ASI.
- Botol Susu (jika menggunakan botol): Jika bayi minum susu formula dari botol, aliran susu yang terlalu cepat dapat menyebabkan bayi menelan udara dalam jumlah yang signifikan. Botol susu yang bocor atau dot yang berlubang terlalu besar juga menjadi faktor penyebabnya.
- Kecepatan Menyusu: Bayi yang menyusu terlalu cepat atau terlalu sering juga berpotensi menelan lebih banyak udara. Hal ini terutama terjadi jika bayi merasa lapar dan ingin menyusu dengan cepat.
- Bayi yang Gelisah: Bayi yang gelisah atau terganggu saat menyusui mungkin akan menelan lebih banyak udara karena fokusnya terpecah.
Gejala Bayi yang Menelan Terlalu Banyak Udara
Meskipun tidak semua bayi yang menelan udara akan menunjukkan gejala, beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:
- Rewel dan Menangis: Bayi mungkin menjadi rewel, gelisah, dan menangis terus menerus, terutama setelah menyusu.
- Kembung: Perut bayi terasa keras dan membuncit.
- Muntah: Bayi mungkin memuntahkan ASI atau susu formula, terkadang disertai dengan udara.
- Sendawa yang Berlebihan: Bayi mungkin sering mengeluarkan sendawa setelah menyusu, yang menunjukkan bahwa ada banyak udara yang terperangkap di dalam perutnya.
- Susah Tidur: Bayi mungkin kesulitan tidur nyenyak karena ketidaknyamanan di perutnya.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua gejala ini menunjukkan bahwa bayi menelan terlalu banyak udara. Beberapa bayi mungkin secara alami lebih rewel atau mudah muntah.
Manfaat dan Ketidakberuntungan Mensendawakan Bayi ASI
Secara tradisional, mensendawakan bayi setelah menyusui dianggap sebagai praktik yang umum dan penting untuk mencegah kolik dan ketidaknyamanan. Namun, bukti ilmiah yang mendukung hal ini masih terbatas.
Manfaat yang Diduga:
- Mengurangi Kembung: Mensendawakan bayi diyakini dapat membantu mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam perut, sehingga mengurangi rasa kembung dan ketidaknyamanan.
- Mencegah Muntah: Dengan mengeluarkan udara, diharapkan bayi akan lebih sedikit muntah.
- Membuat Bayi Lebih Tenang: Bayi mungkin merasa lebih nyaman dan tenang setelah disendawakan, sehingga lebih mudah tidur.
Ketidakberuntungan:
- Tidak Semua Bayi Membutuhkannya: Banyak bayi yang minum ASI mampu mengeluarkan udara sendiri tanpa perlu disendawakan. Mensendawakan bayi secara paksa justru dapat membuat bayi menjadi rewel.
- Bisa Mengganggu Ikatan: Proses mensendawakan terkadang bisa mengganggu ikatan antara ibu dan bayi, terutama jika prosesnya lama dan merepotkan.
- Tidak Ada Bukti Ilmiah Kuat: Penelitian ilmiah yang mendukung manfaat mensendawakan bayi ASI masih terbatas dan belum cukup kuat untuk membuktikan khasiatnya secara pasti.
Teknik Mensendawakan Bayi yang Benar (jika diperlukan)
Jika Anda memutuskan untuk mensendawakan bayi Anda, berikut beberapa teknik yang dapat dicoba:
- Posisi di Bahu: Duduk tegak dan sandarkan bayi pada bahu Anda, tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut.
- Posisi di Pangkuan: Duduk dan letakkan bayi telungkup di pangkuan Anda, dengan kepala bayi menumpu di telapak tangan Anda. Tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut.
- Posisi di Atas Perut: Letakkan bayi telentang di atas pangkuan Anda, lalu usap-usap punggungnya dengan lembut.
Penting untuk melakukan hal ini dengan lembut dan sabar. Jika bayi tidak mengeluarkan sendawa setelah beberapa menit, jangan dipaksa.
Kapan Harus Mempertimbangkan Mensendawakan Bayi ASI?
Keputusan untuk mensendawakan bayi ASI sebaiknya didasarkan pada observasi terhadap bayi Anda sendiri. Pertimbangkan untuk mensendawakan bayi jika:
- Bayi terlihat sangat rewel dan gelisah setelah menyusu.
- Bayi terlihat kembung dan perutnya terasa keras.
- Bayi sering muntah.
- Anda merasa lebih nyaman mensendawakan bayi.
Namun, jika bayi Anda tampak tenang, puas, dan tidak menunjukkan gejala-gejala di atas, maka mensendawakan mungkin tidak diperlukan.
Kesimpulan Alternatif: Perhatikan Bayi Anda
Alih-alih fokus pada apakah bayi harus disendawakan, lebih baik fokus pada pengamatan perilaku dan kesehatan bayi. Jika bayi Anda sehat, tumbuh dengan baik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan seperti kembung atau rewel yang berlebihan, maka tidak perlu memaksa untuk mensendawakan. Prioritaskan membangun ikatan yang sehat dan nyaman antara ibu dan bayi. Jika Anda memiliki kekhawatiran, konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan nasihat yang lebih personal dan spesifik untuk bayi Anda. Kepercayaan diri Anda sebagai orang tua dan kemampuan untuk mengenali kebutuhan bayi Anda adalah kunci untuk menyusui yang sukses dan menyenangkan.