Frekuensi Buang Air Besar pada Bayi: Apa yang Normal dan Kapan Harus Khawatir?

Sri Wulandari

Bayi yang baru lahir membawa banyak kegembiraan dan juga banyak pertanyaan, terutama mengenai kesehatan dan perkembangan mereka. Salah satu pertanyaan yang sering muncul di benak para orangtua adalah tentang frekuensi buang air besar (BAB) bayi mereka. Mari kita bahas secara mendetail tentang apa yang dianggap normal untuk bayi berusia 4 hari dan kapan orangtua harus mulai khawatir.

Frekuensi BAB pada Bayi Baru Lahir

Bayi yang baru lahir hingga berusia dua hari biasanya akan buang air besar sekitar empat kali dalam sehari. Feses pertama yang dikeluarkan adalah mekonium, yang memiliki tekstur lengket dan berwarna hitam kehijauan. Setelah beberapa hari, warna dan teksturnya akan berubah menjadi kuning. Jika feses bayi masih berwarna hitam kehijauan hingga berusia 4-5 hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Perubahan Frekuensi BAB Setelah Hari Pertama

Memasuki usia 4 bulan hingga sebelum memasuki Makanan Pendamping ASI (MPASI), bayi umumnya BAB sebanyak dua kali dalam sehari. Namun, ada juga bayi yang lebih jarang buang air besar, seperti satu kali dalam sehari atau sekali dalam beberapa hari.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi BAB

Frekuensi BAB pada bayi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis asupan (ASI atau susu formula), usia, serta aktivitas yang dilakukan. Bayi yang diberi ASI eksklusif cenderung BAB lebih sering dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.

Kapan Frekuensi BAB Menjadi Kekhawatiran?

Jika bayi sering BAB dengan jumlah yang sedikit-sedikit, ada beberapa penyebab yang perlu diperhatikan, seperti penyesuaian dengan kapasitas lambung bayi, infeksi virus atau bakteri pada pencernaan, perubahan pola makan, intoleransi laktosa, sembelit, refleks gastrokolik, dan sistem pencernaan yang masih berkembang.

BACA JUGA:   Pemberian ASI dan MPASI: Nutrisi Optimal untuk Bayi 6 Bulan

Tekstur dan Warna Feses sebagai Indikator Kesehatan

Selain frekuensi, tekstur dan warna feses bayi juga penting untuk diperhatikan. Ini bisa menunjukkan kondisi kesehatan yang sedang dialami si kecil. Misalnya, feses yang terlalu keras atau terlalu encer bisa menunjukkan masalah pencernaan.

Saran untuk Orangtua

Orangtua disarankan untuk mencatat frekuensi, tekstur, dan warna feses bayi serta perubahan yang terjadi. Jika ada kekhawatiran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan penilaian yang tepat dan saran yang sesuai dengan kondisi bayi.


Dengan memahami frekuensi BAB yang normal dan tanda-tanda yang perlu diwaspadai, orangtua dapat lebih tenang dalam merawat bayi mereka. Ingatlah bahwa setiap bayi unik dan memiliki pola yang berbeda-beda. Jika Anda memiliki kekhawatiran, jangan ragu untuk berbicara dengan profesional kesehatan.

Also Read

Bagikan: