Mengenal Alergi Susu Sapi pada Bayi Usia 7 Bulan

Siti Hartinah

Apa Itu Alergi Susu Sapi?

Alergi susu sapi adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Ini merupakan salah satu jenis alergi makanan yang paling umum pada bayi dan anak-anak. Gejala alergi susu sapi bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga parah, dan dapat mencakup ruam kulit, gatal-gatal, bengkak pada wajah atau bibir, muntah, diare, hingga reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa.

Penyebab Alergi Susu Sapi

Alergi susu sapi terjadi ketika sistem imun bayi menganggap protein susu sapi sebagai zat asing dan memicu respons alergi. Protein susu sapi yang sering menjadi penyebab alergi adalah kasein dan whey. Kedua protein ini dapat memicu sistem imun untuk melepaskan histamin dan zat kimia lainnya yang menyebabkan gejala alergi.

Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi

Gejala alergi susu sapi pada bayi dapat muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi susu sapi atau produk yang mengandung susu sapi. Beberapa gejala yang umum termasuk ruam kulit, muntah, diare, batuk, hidung tersumbat, mata berair, dan rewel.

Diagnosa Alergi Susu Sapi

Untuk mendiagnosa alergi susu sapi, dokter akan melakukan serangkaian tes alergi, seperti tes kulit atau tes darah. Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan untuk melakukan eliminasi diet, yaitu menghilangkan susu sapi dari diet bayi untuk melihat apakah gejala alergi berkurang atau hilang.

Pengelolaan dan Pengobatan Alergi Susu Sapi

Pengelolaan alergi susu sapi melibatkan penghindaran total terhadap susu sapi dan produk olahannya. Untuk bayi yang masih membutuhkan asupan susu, dokter mungkin akan menyarankan susu formula hipoalergenik atau susu alternatif seperti susu kedelai atau susu almond yang sesuai dengan usia bayi.

BACA JUGA:   Membantu Bayi Anda Naik Berat Badan dengan Susu Formula: Panduan Lengkap

Alternatif Nutrisi untuk Bayi dengan Alergi Susu Sapi

Bayi yang alergi susu sapi masih memerlukan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memberikan alternatif sumber nutrisi yang aman bagi bayi, seperti susu formula hipoalergenik atau susu alternatif yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, ibu juga dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang.


Catatan: Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan terkait kondisi khusus bayi Anda.

: Halodoc
: theAsianparent Indonesia
: Alodokter

Also Read

Bagikan: