Bayi dan Buang Air Besar: Memahami Kebiasaan BAB pada Bayi yang Diberi ASI Eksklusif

Ibu Nani

Pengantar: Frekuensi BAB pada Bayi ASI

Bayi yang diberi ASI eksklusif seringkali memiliki pola buang air besar (BAB) yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Pada umumnya, bayi berusia 0-3 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif akan mengalami BAB sekitar 4-10 kali sehari. Namun, ada juga bayi yang hanya BAB 2-3 hari sekali.

Konsistensi Tinja Bayi ASI

Konsistensi tinja bayi yang diberi ASI cenderung lebih encer. Ini adalah salah satu alasan mengapa bayi baru lahir sering dianggap BAB mencret, padahal ini adalah kondisi normal bagi bayi yang diberi ASI.

Perbandingan dengan Bayi yang Diberi Susu Formula

Bayi yang diberi susu formula biasanya memiliki frekuensi BAB yang lebih sedikit, yaitu 1-4 kali sehari. Setelah satu bulan, frekuensinya bisa menurun menjadi 1-2 kali sehari. Tinja bayi susu formula cenderung lebih lengket dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI.

Penyebab Bayi ASI Sering BAB

Bayi baru lahir belum memiliki kemampuan penuh untuk mengontrol sistem pencernaan mereka. Ketika perut bayi terisi, susu merangsang saluran pencernaan dan memberikan dorongan untuk buang air besar. Biasanya, bayi akan BAB beberapa saat setelah menyusu.

Tanda-Tanda BAB Bayi yang Perlu Diwaspadai

Beberapa tanda yang perlu diwaspadai termasuk tinja yang bercampur dengan darah atau lendir, tinja tanpa ampas, atau jika bayi mengalami demam. Jika bayi BAB kurang dari tiga kali sehari, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka tidak mendapatkan cukup ASI.

Perkembangan Sistem Pencernaan Bayi

Seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan bayi akan berkembang dan bekerja semakin baik. Pada usia enam bulan, ketika bayi mulai mengonsumsi makanan lain selain ASI, frekuensi BAB dan konsistensi tinja akan menyesuaikan dengan makanan yang dikonsumsi.

BACA JUGA:   Mengatasi ASI Seret pada Bayi 4 Bulan: Panduan Lengkap untuk Ibu

Artikel ini telah mengulas berbagai aspek mengenai kebiasaan BAB pada bayi yang diberi ASI eksklusif. Dari frekuensi normal BAB hingga tanda-tanda yang perlu diwaspadai, informasi ini diharapkan dapat membantu para orang tua memahami lebih baik tentang kesehatan pencernaan bayi mereka.

Also Read

Bagikan: