Demam Setelah Imunisasi pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Sri Wulandari

Demam setelah imunisasi pada anak merupakan reaksi yang umum terjadi dan biasanya merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh anak sedang bekerja untuk membangun perlindungan terhadap penyakit. Meskipun sebagian besar demam pasca-imunisasi ringan dan dapat dikelola di rumah, penting bagi orang tua untuk memahami penyebabnya, gejala yang menyertainya, kapan harus mencari pertolongan medis, dan cara meredakan demam tersebut. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai aspek demam pasca-imunisasi pada anak, berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC), World Health Organization (WHO), dan berbagai jurnal medis terkemuka.

1. Mengapa Demam Terjadi Setelah Imunisasi?

Imunisasi bekerja dengan cara memperkenalkan antigen (bagian dari kuman penyakit) yang dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh anak. Antigen ini memicu respons imun, di mana sistem kekebalan tubuh anak menghasilkan antibodi untuk melawan antigen tersebut. Proses ini melibatkan berbagai sel imun, termasuk sel darah putih, yang bekerja keras untuk melawan "penyerbu" tersebut. Aktivitas sel-sel imun ini dapat menyebabkan pelepasan zat kimia yang disebut sitokin, yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, sehingga mengakibatkan demam. Jadi, demam setelah imunisasi seringkali merupakan tanda bahwa vaksin bekerja efektif dalam menstimulasi sistem imun anak. Tingkat keparahan demam bervariasi tergantung pada jenis vaksin, usia anak, dan respons imun individu masing-masing anak. Beberapa vaksin lebih cenderung menyebabkan demam daripada yang lain. Misalnya, vaksin MMR (campak, gondongan, dan rubella) lebih sering dikaitkan dengan demam yang lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin polio.

2. Gejala Demam Pasca-Imunisasi dan Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai

Demam merupakan gejala yang paling umum setelah imunisasi. Demam biasanya muncul dalam waktu 6 hingga 12 jam setelah imunisasi, meskipun dalam beberapa kasus dapat muncul lebih awal atau lebih lambat. Demam biasanya ringan hingga sedang, dengan suhu tubuh mencapai 38°C atau lebih tinggi. Selain demam, gejala lain yang mungkin muncul termasuk:

  • Merah, bengkak, atau nyeri di tempat suntikan: Ini merupakan reaksi lokal yang umum dan biasanya mereda dalam beberapa hari.
  • Lemas dan lesu: Anak mungkin tampak kurang aktif dan lebih mudah mengantuk daripada biasanya.
  • Kehilangan nafsu makan: Anak mungkin menolak makan atau minum sebanyak biasanya.
  • Sakit kepala: Beberapa anak mungkin mengalami sakit kepala ringan hingga sedang.
  • Mual dan muntah: Meskipun jarang, beberapa anak mungkin mengalami mual dan muntah.
  • Diare: Seperti halnya mual dan muntah, diare juga merupakan gejala yang jarang terjadi.
BACA JUGA:   Apakah Campak Menyebabkan Demam? Mengungkap Hubungan Antara Campak dan Gejala Demam

Gejala yang Memerlukan Perhatian Medis: Meskipun sebagian besar demam pasca-imunisasi ringan dan bersifat sementara, ada beberapa gejala yang memerlukan perhatian medis segera:

  • Demam tinggi yang menetap (lebih dari 39°C) selama lebih dari 24 jam: Demam tinggi yang persisten dapat mengindikasikan adanya komplikasi.
  • Ruam yang luas dan menyebar: Ruam yang tidak biasa atau yang menyebar dengan cepat dapat menandakan reaksi alergi.
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas: Ini merupakan tanda serius yang memerlukan pertolongan medis segera.
  • Kejang demam: Kejang yang terjadi akibat demam tinggi merupakan kondisi yang serius dan membutuhkan perawatan medis segera.
  • Bengkak di wajah, bibir, atau lidah: Ini dapat mengindikasikan reaksi alergi yang mengancam jiwa (anafilaksis).
  • Letargi yang ekstrem atau tidak responsif: Jika anak tampak sangat lesu dan tidak responsif, segera cari pertolongan medis.

3. Cara Meredakan Demam Setelah Imunisasi

Meredakan demam pada anak setelah imunisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara sederhana dan aman, diantaranya:

  • Berikan banyak cairan: Pastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikan air putih, jus buah, atau cairan elektrolit.
  • Kompres hangat: Kompres hangat di dahi atau ketiak dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
  • Pakai pakaian yang longgar dan nyaman: Hindari pakaian yang ketat dan tebal, karena dapat meningkatkan suhu tubuh.
  • Istirahat yang cukup: Istirahat yang cukup sangat penting untuk membantu tubuh anak pulih.
  • Parasetamol atau ibuprofen (sesuai anjuran dokter): Obat-obatan ini dapat membantu menurunkan demam, tetapi selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat-obatan tersebut kepada anak, terutama mengenai dosis yang tepat sesuai usia dan berat badan anak. Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak-anak.

4. Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Meskipun sebagian besar demam pasca-imunisasi ringan dan dapat dikelola di rumah, penting untuk segera menghubungi dokter atau membawa anak ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Demam tinggi (lebih dari 39°C) yang berlangsung lebih dari 24 jam.
  • Gejala-gejala yang disebutkan di atas yang memerlukan perhatian medis (lihat poin 2).
  • Anda merasa cemas atau khawatir tentang kondisi anak.
BACA JUGA:   Imunisasi Anak Jakarta Selatan: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Jangan ragu untuk menghubungi dokter atau tenaga kesehatan jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengenai demam pasca-imunisasi pada anak Anda. Mereka dapat memberikan panduan dan saran yang tepat berdasarkan kondisi anak Anda.

5. Pencegahan dan Minimisasi Risiko Demam Pasca Imunisasi

Meskipun demam merupakan reaksi yang umum dan seringkali merupakan tanda bahwa vaksin bekerja, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko dan keparahan demam pasca imunisasi:

  • Pastikan anak cukup istirahat dan makan bergizi sebelum imunisasi: Sistem imun yang sehat lebih mampu menghadapi respons terhadap vaksin.
  • Ikuti petunjuk dokter atau petugas kesehatan terkait pemberian vaksin: Pastikan Anda memahami petunjuk pemberian vaksin dan efek samping yang mungkin terjadi.
  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi anak: Informasi ini penting untuk mencegah reaksi alergi yang serius.
  • Pantau suhu tubuh anak secara teratur setelah imunisasi: Hal ini membantu mendeteksi demam dini.

6. Perbedaan Reaksi Lokal dan Sistemik

Penting untuk membedakan antara reaksi lokal dan reaksi sistemik terhadap imunisasi. Reaksi lokal adalah reaksi yang terjadi di tempat suntikan, seperti kemerahan, bengkak, dan nyeri. Reaksi ini biasanya ringan dan mereda dalam beberapa hari. Reaksi sistemik, di sisi lain, adalah reaksi yang terjadi di seluruh tubuh, seperti demam, lesu, dan sakit kepala. Demam yang dibahas dalam artikel ini termasuk dalam reaksi sistemik. Meskipun keduanya umum, reaksi sistemik seperti demam memerlukan perhatian yang lebih cermat dan pemantauan yang lebih ketat. Pemahaman tentang perbedaan ini dapat membantu orang tua untuk lebih siap dalam menghadapi berbagai reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi dan kapan harus mencari bantuan medis. Jika Anda mengalami keraguan atau kekhawatiran tentang reaksi yang dialami anak setelah imunisasi, selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan.

Also Read

Bagikan:

Tags