Imunisasi BCG pada Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Ratna Dewi

Vaksinasi merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah kedokteran, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Di antara berbagai macam vaksin yang diberikan kepada anak-anak, vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) memegang peranan penting dalam mencegah penyakit serius, yaitu tuberkulosis (TB). Artikel ini akan membahas secara detail mengenai imunisasi BCG pada anak, mulai dari manfaatnya hingga efek samping yang mungkin terjadi. Informasi yang disajikan diperoleh dari berbagai sumber terpercaya, termasuk situs web organisasi kesehatan dunia (WHO), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan berbagai jurnal medis terkemuka.

1. Apa itu Tuberkulosis (TB) dan Mengapa Imunisasi BCG Penting?

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti otak, ginjal, dan tulang belakang. Penularan TB terjadi melalui udara, ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, menyebarkan droplet yang mengandung bakteri. Anak-anak, khususnya mereka yang memiliki sistem imun yang lemah, sangat rentan terhadap infeksi TB. Gejala TB dapat bervariasi, mulai dari batuk yang berlangsung selama beberapa minggu, batuk darah, nyeri dada, kelelahan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam. Dalam beberapa kasus, TB dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.

Imunisasi BCG diberikan untuk melindungi anak dari bentuk TB yang paling parah, yaitu TB milier dan meningitis TB. Meskipun BCG tidak memberikan perlindungan 100% terhadap infeksi TB paru, vaksin ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko perkembangan penyakit TB yang serius, terutama pada anak-anak. Efektivitas vaksin BCG bervariasi tergantung pada strain bakteri yang digunakan, cara pemberian vaksin, dan faktor genetik individu. Namun, vaksin ini tetap menjadi alat penting dalam upaya pengendalian dan pencegahan TB secara global. WHO merekomendasikan imunisasi BCG untuk semua bayi yang baru lahir di negara-negara dengan prevalensi TB yang tinggi.

BACA JUGA:   Imunisasi Anak Terbaru: Panduan Lengkap dari IDAI

2. Bagaimana Cara Kerja Vaksin BCG?

Vaksin BCG mengandung bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan (atenuasi). Bakteri ini merupakan kerabat dekat dari Mycobacterium tuberculosis, tetapi tidak cukup kuat untuk menyebabkan penyakit TB yang serius. Ketika vaksin BCG disuntikkan ke dalam tubuh, sistem imun anak akan mengenali bakteri yang dilemahkan sebagai ancaman dan akan menghasilkan respons imun. Respons imun ini akan menciptakan sel-sel memori yang akan mengingat bakteri tersebut dan siap untuk melawannya jika anak terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis di kemudian hari. Dengan demikian, vaksin BCG melatih sistem imun anak untuk melawan bakteri penyebab TB. Respon imun yang dihasilkan oleh vaksin BCG meliputi sel-sel T, yang merupakan sel penting dalam melawan infeksi intraseluler seperti TB.

3. Kapan dan Bagaimana Vaksin BCG Diberikan?

Vaksin BCG biasanya diberikan pada bayi baru lahir, idealnya dalam waktu 24 hingga 72 jam setelah kelahiran. Namun, pemberian vaksin BCG dapat dilakukan hingga usia 12 bulan jika bayi lahir prematur atau memiliki masalah kesehatan tertentu yang mengharuskan penundaan vaksinasi. Vaksin diberikan melalui suntikan intradermal, artinya disuntikkan di bawah lapisan kulit bagian atas. Tempat penyuntikan biasanya di lengan atas bagian atas. Setelah penyuntikan, akan muncul benjolan kecil di tempat penyuntikan yang akan meradang dalam beberapa minggu. Ini merupakan reaksi normal dari tubuh terhadap vaksin dan bukanlah tanda infeksi.

Prosedur vaksinasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan berpengalaman. Petugas kesehatan akan memeriksa kondisi kesehatan bayi sebelum memberikan vaksin. Mereka juga akan memberikan informasi kepada orang tua mengenai manfaat dan risiko vaksinasi, serta perawatan pasca vaksinasi. Pemberian vaksin BCG harus dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku imunisasi anak.

BACA JUGA:   Efek Imunisasi Campak pada Anak: Perlindungan Vital dan Respons Tubuh

4. Efek Samping Vaksin BCG: Apa yang Harus Diperhatikan?

Seperti vaksin lainnya, vaksin BCG juga dapat menimbulkan efek samping. Namun, sebagian besar efek samping ini ringan dan bersifat sementara. Efek samping yang umum terjadi meliputi:

  • Reaksi lokal di tempat penyuntikan: Benjolan kecil yang meradang, kemerahan, dan sedikit nyeri di tempat suntikan. Reaksi ini biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah penyuntikan dan akan hilang dengan sendirinya.
  • Pembentukan nanah (abses) di tempat penyuntikan: Pada sebagian kecil kasus, dapat terjadi pembentukan nanah di tempat penyuntikan. Jika terjadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
  • Pembentukan bekas luka: Setelah benjolan mereda, biasanya akan terbentuk bekas luka kecil di tempat penyuntikan. Bekas luka ini biasanya akan memudar seiring waktu.
  • Demam ringan: Beberapa anak mungkin mengalami demam ringan setelah penyuntikan. Demam ringan biasanya dapat diatasi dengan pemberian obat penurun panas.
  • Reaksi alergi: Reaksi alergi terhadap vaksin BCG sangat jarang terjadi. Namun, jika terjadi reaksi alergi seperti sesak napas, ruam kulit yang meluas, atau pembengkakan wajah, segera bawa anak ke rumah sakit.

Penting untuk diingat bahwa efek samping yang disebutkan di atas biasanya ringan dan bersifat sementara. Jika efek samping yang terjadi berat atau berlangsung lama, segera konsultasikan dengan dokter.

5. Kontraindikasi dan Kewaspadaan dalam Pemberian Vaksin BCG

Meskipun vaksin BCG umumnya aman, terdapat beberapa kondisi yang dapat menjadi kontraindikasi atau memerlukan kewaspadaan dalam pemberian vaksin. Beberapa kondisi tersebut meliputi:

  • Sistem imun yang lemah: Anak dengan sistem imun yang sangat lemah, seperti anak dengan HIV/AIDS atau yang sedang menjalani kemoterapi, mungkin tidak boleh mendapatkan vaksin BCG.
  • Penyakit kulit yang aktif: Anak dengan penyakit kulit yang aktif di tempat penyuntikan sebaiknya menunda vaksinasi hingga penyakit kulit sembuh.
  • Riwayat penyakit tertentu: Beberapa penyakit tertentu, seperti penyakit kulit granulomatosa, juga dapat menjadi kontraindikasi untuk pemberian vaksin BCG.
  • Penggunaan obat imunosupresif: Anak yang menggunakan obat imunosupresif juga mungkin tidak boleh mendapatkan vaksin BCG.
BACA JUGA:   Imunisasi Bayi Terlambat 1 Bulan: Dampak, Penanganan, dan Pencegahan

Sebelum memberikan vaksin BCG, petugas kesehatan akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk memastikan bahwa anak tersebut tidak memiliki kontraindikasi atau memerlukan kewaspadaan khusus. Orang tua juga harus memberitahu petugas kesehatan mengenai riwayat kesehatan anak, termasuk riwayat alergi dan pengobatan yang sedang dijalani.

6. Pentingnya Monitoring dan Tindak Lanjut Pasca Imunisasi BCG

Setelah pemberian vaksin BCG, penting untuk memantau kondisi anak secara seksama. Perhatikan reaksi di tempat penyuntikan dan gejala-gejala lain yang mungkin muncul. Jika terjadi reaksi yang tidak biasa atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter. Orang tua juga harus memastikan bahwa anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan istirahat yang cukup untuk membantu sistem imunnya berfungsi secara optimal.

Pemantauan juga penting untuk memastikan bahwa anak telah mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai jadwal imunisasi nasional. Orang tua harus menyimpan kartu imunisasi anak dengan baik dan selalu memastikan bahwa anak mendapatkan semua imunisasi yang dibutuhkan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit. Vaksin BCG, meskipun penting, hanya merupakan salah satu bagian dari program imunisasi yang menyeluruh. Imunisasi lengkap akan memberikan perlindungan terbaik bagi anak dari berbagai penyakit menular. Kolaborasi antara orang tua dan petugas kesehatan sangat penting dalam memastikan keberhasilan program imunisasi dan kesehatan anak secara optimal.

Also Read

Bagikan:

Tags