Aqiqah: Memilih Kambing Jantan atau Betina, Mana yang Lebih Utama?

Ibu Nani

Sunnah aqiqah merupakan ibadah yang dianjurkan bagi setiap muslim yang dikaruniai kelahiran anak. Aqiqah, yang berarti menyembelih hewan ternak sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran sang buah hati, memiliki tata cara dan ketentuan tertentu. Salah satu pertanyaan yang sering muncul seputar aqiqah adalah mengenai jenis kelamin hewan yang akan disembelih: kambing jantan atau betina? Perdebatan ini seringkali menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam. Artikel ini akan membahas secara detail hukum dan pandangan ulama mengenai penggunaan kambing jantan atau betina untuk aqiqah, dengan merujuk pada berbagai sumber dan pendapat para ahli fiqih.

Hukum Aqiqah dalam Islam

Sebelum membahas lebih jauh mengenai pilihan kambing jantan atau betina, penting untuk memahami hukum aqiqah dalam Islam. Secara umum, aqiqah hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini didasarkan pada sejumlah hadits Nabi Muhammad SAW, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah RA: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama." (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya melaksanakan aqiqah bagi seorang muslim. Keutamaan aqiqah sangat besar, di antaranya sebagai bentuk syukur atas karunia anak, tolak bala, dan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Mengabaikan aqiqah meskipun mampu tentu memiliki konsekuensi, namun dosa tersebut terletak pada meninggalkan sunnah yang dianjurkan, bukan pada haramnya.

Pendapat Ulama Mengenai Jenis Kambing untuk Aqiqah

Terkait jenis kambing yang digunakan untuk aqiqah, baik jantan maupun betina, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa tidak ada perbedaan hukum antara menggunakan kambing jantan atau betina untuk aqiqah. Mereka berpegang pada prinsip bahwa yang terpenting adalah memenuhi syarat dan rukun aqiqah, yaitu menyembelih hewan ternak yang halal, sehat, dan cukup umurnya. Tidak ada dalil yang secara eksplisit melarang penggunaan salah satu jenis kelamin kambing tersebut.

BACA JUGA:   Makanan Ibu Menyusui yang Dapat Meningkatkan Berat Badan Bayi

Imam Syafi’i, misalnya, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara menggunakan kambing jantan atau betina untuk aqiqah. Pendapat ini juga didukung oleh mayoritas ulama mazhab Hanafi, Maliki, dan Hambali. Mereka berfokus pada tujuan utama aqiqah, yaitu ibadah dan rasa syukur kepada Allah SWT, bukan pada jenis kelamin hewan yang disembelih.

Pertimbangan Praktis dalam Memilih Kambing Aqiqah

Meskipun secara hukum tidak ada perbedaan, beberapa pertimbangan praktis dapat mempengaruhi pilihan antara kambing jantan dan betina:

  • Harga: Harga kambing jantan dan betina bisa berbeda tergantung pada beberapa faktor seperti ukuran, umur, dan kondisi fisik. Kadang kala, kambing betina lebih murah dibandingkan kambing jantan. Perbedaan harga ini perlu dipertimbangkan terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.

  • Kualitas Daging: Beberapa orang mungkin lebih menyukai daging kambing jantan karena dianggap lebih empuk dan gurih. Namun, ini juga relatif dan tergantung pada jenis kambing dan cara penyembelihannya.

  • Ketersediaan: Ketersediaan kambing jantan dan betina juga bisa berbeda di setiap daerah. Pilihan jenis kambing dapat dipengaruhi oleh kemudahan akses dan ketersediaan di pasar hewan ternak.

Sunnah Memilih Kambing yang Baik

Terlepas dari jenis kelaminnya, sunnahnya adalah memilih kambing yang memenuhi beberapa kriteria, di antaranya:

  • Sehat: Kambing yang dipilih harus dalam keadaan sehat, bebas dari penyakit, dan tidak cacat.
  • Halal: Kambing tersebut harus diperoleh melalui cara yang halal dan tidak berasal dari hasil pencurian atau tindakan yang melanggar hukum.
  • Cukup Umur: Usia kambing yang ideal untuk aqiqah umumnya minimal enam bulan. Hal ini untuk memastikan kambing tersebut sudah cukup besar dan memenuhi syarat sebagai hewan kurban.
  • Tidak Bercacat: Kambing yang dipilih tidak boleh memiliki cacat fisik yang signifikan yang dapat mengurangi kualitas dagingnya.
BACA JUGA:   Bolehkah Ibu Menyusui Mengonsumsi Makanan Pedas? Panduan Lengkap & Rekomendasi

Niat dan Keikhlasan dalam Aqiqah

Yang paling penting dalam melaksanakan aqiqah adalah niat dan keikhlasan. Meskipun memilih kambing jantan atau betina secara hukum tidak memiliki perbedaan, keikhlasan dalam melaksanakan ibadah ini lebih utama. Pilihlah kambing yang terbaik yang mampu kita sediakan, dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Jangan sampai terbebani oleh pertimbangan-pertimbangan duniawi yang dapat mengurangi keikhlasan dalam beribadah.

Kesimpulan Sementara (Bukan Kesimpulan Akhir Artikel): Fokus pada Syariat, Bukan Jenis Kelamin

Dari berbagai pendapat ulama dan pertimbangan praktis di atas, dapat disimpulkan sementara bahwa fokus utama dalam memilih kambing aqiqah adalah pada kesesuaiannya dengan syariat Islam, bukan pada jenis kelaminnya. Kambing jantan atau betina sama-sama sah digunakan asalkan memenuhi syarat dan rukun aqiqah. Prioritaskan kesehatan, kehalalan, dan cukup umur kambing tersebut. Lebih penting lagi adalah niat dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah aqiqah ini. Janganlah terpaku pada perbedaan yang tidak substansial, melainkan fokus pada tujuan utama aqiqah sebagai bentuk syukur dan ketaatan kepada Allah SWT.

Also Read

Bagikan:

Tags