Jenis-jenis Imunisasi Booster dan Rekomendasinya Berdasarkan Usia & Kondisi Kesehatan

Ibu Nani

Imunisasi booster, atau dosis tambahan vaksin, memainkan peran krusial dalam memperkuat kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit menular. Keefektifan vaksin dapat menurun seiring waktu, sehingga booster dibutuhkan untuk mempertahankan perlindungan optimal. Jenis imunisasi booster yang tersedia beragam, disesuaikan dengan jenis vaksin awal dan kondisi individu. Informasi berikut disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya, termasuk situs resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), dan WHO (World Health Organization), serta jurnal ilmiah terakreditasi. Penting untuk diingat bahwa informasi ini bersifat edukatif dan bukan pengganti konsultasi dengan tenaga medis profesional. Konsultasikan selalu dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk melakukan imunisasi booster.

1. Booster Vaksin COVID-19

Vaksin COVID-19, baik yang berbasis mRNA (seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna) maupun vektor virus (seperti AstraZeneca dan Johnson & Johnson), umumnya membutuhkan dosis booster untuk mempertahankan tingkat perlindungan yang tinggi terhadap infeksi, termasuk varian baru. Rekomendasi pemberian booster COVID-19 bervariasi berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan waktu pemberian dosis sebelumnya.

Secara umum, individu yang telah menyelesaikan serangkaian vaksinasi primer (biasanya dua dosis untuk vaksin mRNA dan satu dosis untuk vaksin Johnson & Johnson) disarankan untuk mendapatkan dosis booster setelah jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan pemerintah dan rekomendasi dari otoritas kesehatan setempat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi rekomendasi booster COVID-19 meliputi:

  • Usia: Individu lanjut usia dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah biasanya lebih rentan terhadap infeksi COVID-19 dan membutuhkan booster lebih cepat.
  • Kondisi Kesehatan: Individu dengan kondisi komorbid seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru kronis mungkin memerlukan booster lebih cepat dan lebih sering untuk perlindungan yang optimal.
  • Varian Baru: Munculnya varian baru virus SARS-CoV-2 dapat memengaruhi efektivitas vaksin sebelumnya, sehingga booster dengan formulasi yang disesuaikan dengan varian baru mungkin diperlukan.
  • Waktu sejak vaksinasi primer: Efektivitas vaksin akan menurun seiring waktu, sehingga booster diberikan untuk meningkatkan kembali perlindungan.
BACA JUGA:   Mengapa Bayi Mengalami Demam Setelah Imunisasi?

Jenis vaksin booster COVID-19 yang digunakan dapat sama atau berbeda dengan vaksin primer yang telah diterima. Namun, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan jenis vaksin booster yang paling sesuai.

2. Booster Vaksin Influenza (Flu)

Vaksin influenza direkomendasikan setiap tahun karena virus influenza terus bermutasi, menghasilkan strain baru setiap musim. Vaksin influenza tahunan bukanlah booster dalam arti memperkuat efektivitas vaksin flu sebelumnya, melainkan vaksin baru yang disesuaikan dengan strain influenza yang diperkirakan akan beredar pada musim tersebut. Oleh karena itu, vaksin influenza tahunan dianggap sebagai vaksinasi primer tahunan, bukan booster.

Kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi influenza, seperti bayi, anak kecil, orang dewasa usia lanjut, dan mereka dengan kondisi medis tertentu, sangat disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza setiap tahun. Vaksin influenza tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk suntikan dan semprotan hidung (untuk kelompok usia tertentu).

3. Booster Vaksin Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR)

Vaksin MMR umumnya diberikan dalam dua dosis pada masa kanak-kanak. Meskipun kekebalan setelah dua dosis vaksin MMR umumnya bertahan seumur hidup, beberapa individu mungkin memerlukan dosis booster dalam situasi tertentu, seperti:

  • Kekebalan tubuh yang lemah: Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin membutuhkan dosis booster untuk memastikan perlindungan yang memadai.
  • Perjalanan ke daerah endemis: Mereka yang akan bepergian ke daerah dengan wabah campak, gondongan, atau rubella mungkin perlu mendapatkan dosis booster untuk meningkatkan perlindungan.
  • Kontak dengan penderita: Individu yang telah kontak dengan penderita penyakit tersebut mungkin perlu mendapatkan dosis booster untuk mencegah infeksi.

Namun, kebanyakan orang dewasa tidak memerlukan dosis booster MMR kecuali mereka termasuk dalam kelompok berisiko tinggi di atas. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan kebutuhan dosis booster MMR.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap Jadwal Imunisasi Anak Menurut Kemenkes

4. Booster Vaksin Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B umumnya diberikan dalam tiga dosis pada masa kanak-kanak atau dewasa. Meskipun kekebalan setelah tiga dosis umumnya bertahan lama, tes antibodi dapat dilakukan untuk menilai tingkat perlindungan. Jika tingkat antibodi menurun di bawah tingkat protektif, dosis booster mungkin diperlukan. Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin memerlukan dosis booster lebih sering. Orang dewasa yang belum pernah divaksinasi juga memerlukan rangkaian vaksinasi lengkap, bukan booster.

5. Booster Vaksin Difteri, Tetanus, dan Pertusis (DTP)

Vaksin DTP diberikan dalam beberapa dosis pada masa kanak-kanak. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap difteri dan tetanus, dosis booster diberikan secara berkala, biasanya setiap 10 tahun sekali. Booster DTP juga melindungi dari pertusis (batuk rejan), yang penting terutama untuk melindungi bayi yang belum cukup usia untuk divaksinasi. Wanita hamil juga sering disarankan untuk mendapatkan booster DTP untuk melindungi bayi mereka.

6. Booster Vaksin Lain dan Pentingnya Konsultasi Medis

Selain vaksin yang telah disebutkan di atas, beberapa vaksin lain mungkin membutuhkan dosis booster, tergantung pada jenis vaksin, usia, dan kondisi kesehatan individu. Contohnya, vaksin polio, vaksin meningitis, dan vaksin pneumokokus mungkin memerlukan dosis booster dalam situasi tertentu.

Penting untuk diingat bahwa rekomendasi untuk imunisasi booster dapat bervariasi tergantung pada kebijakan kesehatan setempat dan perkembangan terbaru dalam penelitian vaksin. Informasi ini hanyalah panduan umum, dan konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional sangat penting untuk menentukan jenis dan jadwal imunisasi booster yang tepat untuk kebutuhan individu. Mereka akan dapat menilai riwayat kesehatan Anda, kondisi medis yang ada, dan risiko Anda terhadap berbagai penyakit untuk memberikan rekomendasi yang paling tepat dan aman. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan kekhawatiran Anda dengan dokter Anda sebelum menerima imunisasi booster.

Also Read

Bagikan:

Tags