Bayi Muntah ASI dari Mulut dan Hidung: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Sri Wulandari

Muntah pada bayi, terutama jika keluar dari mulut dan hidung, seringkali menjadi sumber kekhawatiran besar bagi orang tua. Meskipun muntah ASI pada bayi relatif umum, muntah yang keluar dari hidung bisa mengindikasikan kondisi yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis segera. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab bayi muntah ASI dari mulut dan hidung, gejala yang menyertainya, serta langkah-langkah penanganan yang tepat.

1. Penyebab Muntah ASI dari Mulut dan Hidung pada Bayi

Muntah ASI yang keluar dari mulut dan hidung pada bayi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perawatan medis intensif. Beberapa penyebab yang paling umum meliputi:

  • Refluks gastroesofageal (GER): GER adalah kondisi umum pada bayi di mana isi lambung kembali ke kerongkongan. Ini terjadi karena sfingter esofagus bawah (LES), katup otot antara kerongkongan dan lambung, belum berkembang sepenuhnya. Pada bayi dengan GER, ASI yang dimuntahkan seringkali bersifat pasif dan terjadi setelah menyusui. Meskipun sebagian besar kasus GER ringan dan tidak berbahaya, muntah yang sering dan berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan pertumbuhan. Pada kasus yang lebih parah, isi lambung dapat masuk ke saluran pernapasan, menyebabkan aspirasi. Aspirasi dapat menimbulkan pneumonia dan masalah pernapasan lainnya. Muntah dari hidung dalam kasus GER biasanya terjadi karena tekanan dari isi lambung yang naik.

  • Stenosis pilorus: Kondisi ini merupakan penyempitan otot pilorus, yang merupakan bagian dari lambung yang menghubungkan lambung ke usus halus. Stenosis pilorus menyebabkan penyumbatan aliran makanan dari lambung ke usus, mengakibatkan muntah yang kuat dan proyektil (muntah yang menyembur keluar dengan kuat). Muntah pada stenosis pilorus biasanya terjadi setelah menyusui dan dapat mengandung darah. Meskipun jarang terjadi, jika bayi mengalami stenosis pilorus, muntah dari hidung bisa terjadi jika tekanan muntahan cukup kuat.

  • Infeksi: Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), infeksi telinga tengah, atau infeksi lainnya dapat menyebabkan muntah pada bayi. Bayi yang mengalami infeksi seringkali menunjukkan gejala lain seperti demam, batuk, pilek, dan diare. Muntah dari hidung dapat terjadi jika bayi mengalami muntah yang kuat saat menderita ISPA, misalnya karena batuk keras yang disertai muntah.

  • Atresia esofagus: Kondisi langka ini ditandai dengan kelainan bawaan di mana kerongkongan tidak terbentuk dengan sempurna, sehingga makanan dan minuman tidak dapat mencapai lambung. Atresia esofagus akan menyebabkan bayi muntah segera setelah menyusu, dan muntahan mungkin juga keluar dari hidung. Ini merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan operasi segera.

  • Hernia hiatal: Hernia hiatal adalah kondisi di mana sebagian lambung menonjol ke rongga dada melalui diafragma. Kondisi ini dapat menyebabkan refluks dan muntah, termasuk muntah dari hidung.

  • Obstruksi usus: Penyumbatan di usus dapat menyebabkan muntah yang hebat, termasuk muntah dari hidung. Gejala lain termasuk perut kembung, nyeri perut, dan feses berwarna gelap atau berdarah.

  • Meningitis: Meskipun jarang, meningitis, infeksi pada selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang, dapat menyebabkan muntah, termasuk muntah dari hidung. Kondisi ini merupakan kondisi yang sangat serius dan memerlukan perawatan medis segera. Gejala lain dapat meliputi demam tinggi, kaku kuduk, dan mengantuk.

BACA JUGA:   Bayi ASI Tidak BAB Seharian: Mengapa Ini Bisa Terjadi?

2. Gejala Pendamping Muntah ASI dari Mulut dan Hidung

Selain muntah dari mulut dan hidung, beberapa gejala lain mungkin muncul bersamaan, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Gejala tersebut dapat meliputi:

  • Demam: Menunjukkan kemungkinan adanya infeksi.
  • Diare: Seringkali berhubungan dengan infeksi.
  • Batuk dan pilek: Tanda-tanda infeksi saluran pernapasan.
  • Kehilangan nafsu makan: Bayi mungkin menolak untuk menyusu atau minum.
  • Lemas dan lesu: Tanda dehidrasi atau penyakit serius.
  • Muntah proyektil: Muntah yang menyembur keluar dengan kuat, menunjukkan kemungkinan stenosis pilorus.
  • Darah dalam muntahan: Menunjukkan kemungkinan luka atau kondisi serius seperti stenosis pilorus.
  • Perut kembung: Bisa mengindikasikan obstruksi usus.
  • Kaku kuduk: Bisa menjadi tanda meningitis.

3. Kapan Harus Segera ke Dokter?

Meskipun muntah ASI pada bayi relatif umum, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika bayi Anda menunjukkan gejala-gejala berikut:

  • Muntah yang sangat sering dan berlebihan.
  • Muntah yang disertai demam tinggi.
  • Muntah proyektil.
  • Muntah yang mengandung darah.
  • Bayi tampak lesu dan tidak responsif.
  • Bayi mengalami kesulitan bernapas.
  • Perut bayi tampak kembung atau keras.
  • Kaku kuduk.

4. Diagnosa Muntah ASI dari Mulut dan Hidung

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada bayi, termasuk memeriksa tanda-tanda vital seperti suhu tubuh, denyut nadi, dan pernapasan. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan bayi dan gejala yang dialami. Untuk menentukan penyebab muntah, beberapa tes diagnostik mungkin diperlukan, seperti:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa bayi secara menyeluruh untuk mencari tanda-tanda infeksi atau kelainan struktural.
  • Ultrasonografi: Untuk mendiagnosis stenosis pilorus atau kondisi lain pada saluran pencernaan.
  • Rontgen: Untuk mendeteksi obstruksi usus atau kelainan lain.
  • Tes darah: Untuk memeriksa infeksi atau kelainan lainnya.
  • Endoskopi: Prosedur yang melibatkan memasukkan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera ke dalam kerongkongan dan lambung untuk memeriksa adanya kelainan.
BACA JUGA:   Susu Bayi Terbaik di Jepang: Panduan Lengkap untuk Para Orang Tua

5. Penanganan Muntah ASI dari Mulut dan Hidung

Penanganan muntah ASI dari mulut dan hidung akan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk kasus GER ringan, beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Menyusui atau memberi ASI lebih sering dalam jumlah lebih sedikit: Ini dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung.
  • Menggendong bayi tegak selama dan setelah menyusui: Ini dapat membantu mencegah refluks.
  • Menghindari memberi bayi makan berlebihan: Memberi makan bayi dengan jumlah yang lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu.
  • Menggunakan bantal khusus untuk bayi (jangan menggunakan bantal biasa): Bantal khusus bayi yang lembut bisa membantu posisi tidur bayi tetap nyaman dan terhindar dari posisi tidur tengkurap yang menyebabkan refluks.
  • Mengubah posisi tidur bayi: Hindari posisi tidur tengkurap.
  • Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti antasida atau obat untuk mengurangi asam lambung.

Untuk kondisi yang lebih serius seperti stenosis pilorus atau atresia esofagus, penanganan medis yang lebih intensif diperlukan, termasuk operasi.

6. Pencegahan Muntah ASI dari Mulut dan Hidung

Meskipun tidak semua kasus muntah dapat dicegah, beberapa langkah pencegahan dapat membantu mengurangi risiko:

  • Menyusui dengan posisi yang tepat: Pastikan bayi menyusu dengan benar dan tidak menelan udara berlebihan.
  • Menyusui atau memberi ASI lebih sering dalam jumlah lebih sedikit: Ini dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung.
  • Menggendong bayi tegak selama dan setelah menyusui: Ini dapat membantu mencegah refluks.
  • Menghindari memberi bayi makan berlebihan: Berikan ASI sesuai kebutuhan bayi dan jangan memaksa bayi untuk makan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
  • Memastikan bayi mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk infeksi.

Ingatlah bahwa informasi ini hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dapat menggantikan konsultasi dengan dokter. Jika bayi Anda muntah ASI dari mulut dan hidung, terutama jika disertai gejala-gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Also Read

Bagikan:

Tags