Imunisasi merupakan tindakan pencegahan penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit menular yang berbahaya. Program imunisasi nasional di berbagai negara dirancang untuk memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak sejak usia dini. Namun, pemahaman yang mendalam mengenai jenis imunisasi yang diberikan, jadwalnya, dan manfaatnya sangat penting bagi orang tua dalam mengambil keputusan yang tepat untuk kesehatan anak mereka. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai jenis imunisasi anak yang direkomendasikan, termasuk vaksinnya, penyakit yang dicegah, dan efek samping yang mungkin terjadi.
1. Imunisasi Hepatitis B (HB)
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan hati jangka panjang, sirosis, dan kanker hati. Imunisasi hepatitis B diberikan sejak bayi lahir, biasanya dalam bentuk suntikan intramuskular. Vaksin Hepatitis B diberikan dalam tiga dosis:
- Dosis 1: Segera setelah lahir (dalam 24 jam pertama).
- Dosis 2: Usia 1-2 bulan.
- Dosis 3: Usia 6 bulan.
Vaksin Hepatitis B sangat efektif dalam mencegah infeksi HBV. Efek samping yang mungkin terjadi umumnya ringan, seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan. Reaksi alergi yang serius sangat jarang terjadi. Imunisasi ini penting karena infeksi Hepatitis B pada bayi dapat berakibat fatal.
2. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin)
Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit Tuberkulosis (TBC), yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya, menyebabkan penyakit serius bahkan kematian. Vaksin BCG diberikan melalui suntikan intradermal (di bawah kulit) biasanya pada bayi usia 0-2 bulan. Respon imun terhadap vaksin BCG bervariasi antar individu, sehingga tidak semua individu akan terlindungi sepenuhnya dari TBC setelah divaksinasi. Namun, vaksin ini tetap penting dalam mengurangi keparahan penyakit dan risiko kematian akibat TBC. Reaksi lokal di tempat suntikan, seperti kemerahan, pembengkakan, dan pembentukan bisul kecil, adalah hal yang umum terjadi.
3. Imunisasi Polio (Poliomyelitis)
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Vaksin polio tersedia dalam dua jenis: vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV). Kebanyakan negara sekarang menggunakan IPV karena lebih aman dan efektif. IPV diberikan melalui suntikan intramuskular. Jadwal imunisasi polio biasanya meliputi:
- Dosis 1: Usia 2 bulan.
- Dosis 2: Usia 4 bulan.
- Dosis 3: Usia 6 bulan.
- Dosis 4: Usia 18 bulan.
- Dosis 5: Usia 4-6 tahun.
Efek samping dari vaksin polio sangat jarang terjadi. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi meliputi nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan.
4. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Vaksin DPT melindungi anak dari tiga penyakit berbahaya:
- Difteri: Infeksi pernapasan yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kematian.
- Pertusis (batuk rejan): Infeksi pernapasan yang menyebabkan batuk hebat dan dapat menyebabkan pneumonia atau bahkan kematian, terutama pada bayi.
- Tetanus (kaku otot): Infeksi bakteri yang menyebabkan kejang otot yang parah dan dapat menyebabkan kematian.
Vaksin DPT diberikan melalui suntikan intramuskular. Jadwal imunisasi DPT biasanya meliputi:
- Dosis 1: Usia 2 bulan.
- Dosis 2: Usia 4 bulan.
- Dosis 3: Usia 6 bulan.
- Dosis 4: Usia 18 bulan.
- Dosis 5: Usia 4-6 tahun.
Efek samping yang umum terjadi meliputi nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan, demam ringan, dan kejang ringan.
5. Imunisasi Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR)
Vaksin MMR melindungi anak dari tiga penyakit virus:
- Campak: Penyakit yang sangat menular yang dapat menyebabkan ruam, demam tinggi, batuk, dan pneumonia.
- Gondongan: Infeksi yang menyebabkan pembengkakan kelenjar parotis (kelenjar ludah).
- Rubella (campak Jerman): Penyakit yang dapat menyebabkan masalah serius bagi ibu hamil dan janinnya.
Vaksin MMR diberikan melalui suntikan subkutan (di bawah kulit). Jadwal imunisasi MMR biasanya meliputi:
- Dosis 1: Usia 9 bulan.
- Dosis 2: Usia 4-6 tahun.
Efek samping yang mungkin terjadi meliputi nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan, demam ringan, dan ruam.
6. Imunisasi Lainnya
Selain imunisasi yang telah disebutkan di atas, beberapa imunisasi lain juga direkomendasikan untuk anak-anak, tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan faktor risiko lainnya. Beberapa imunisasi tersebut meliputi:
- Vaksin Influenza (Flu): Vaksin flu diberikan setiap tahun untuk melindungi anak dari berbagai jenis virus influenza.
- Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe b): Vaksin Hib melindungi anak dari infeksi bakteri yang dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi lainnya.
- Vaksin Rotavirus: Vaksin Rotavirus melindungi anak dari infeksi virus yang menyebabkan diare berat.
- Vaksin Pneumokokus: Vaksin pneumokokus melindungi anak dari infeksi bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah.
- Vaksin Varisela (Cacar Air): Vaksin Varisela melindungi anak dari cacar air.
- Vaksin HPV (Human Papillomavirus): Vaksin HPV melindungi dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, dan kanker lainnya.
Jadwal dan jenis imunisasi yang tepat akan ditentukan oleh dokter anak berdasarkan kondisi kesehatan anak dan rekomendasi dari program imunisasi nasional. Konsultasikan selalu dengan dokter anak Anda untuk menentukan jadwal imunisasi yang tepat untuk anak Anda. Informasi dalam artikel ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan saran medis dari profesional kesehatan.