Bayi 11 Bulan Menolak Makanan: Penyebab, Pencegahan, dan Penanganannya

Sri Wulandari

Bayi berusia 11 bulan seharusnya sudah mulai menunjukkan minat yang lebih besar terhadap makanan padat dan mulai mengonsumsi berbagai tekstur. Namun, jika bayi Anda menolak untuk menelan makanan, meskipun ia terlihat tertarik atau bahkan memasukkan makanan ke dalam mulutnya, ini bisa menjadi tanda adanya masalah. Keengganan menelan pada bayi usia ini tidak boleh diabaikan dan memerlukan perhatian serta penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab, strategi pencegahan, dan cara penanganan bayi 11 bulan yang menolak menelan makanan.

1. Penyebab Bayi 11 Bulan Menolak Menelan Makanan

Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan bayi 11 bulan menolak menelan makanan. Penyebabnya dapat bervariasi, mulai dari hal yang relatif ringan hingga masalah medis yang serius. Berikut beberapa kemungkinan penyebab:

  • Fase Perkembangan: Bayi mengalami berbagai fase perkembangan, termasuk dalam hal makan. Pada usia 11 bulan, beberapa bayi mungkin mengalami "picky eating" atau fase memilih-milih makanan. Ini merupakan hal yang normal dan biasanya sementara. Bayi mungkin menolak makanan tertentu karena tekstur, rasa, atau baunya. Fase ini seringkali berulang dan muncul kembali dalam perkembangan selanjutnya.

  • Masalah Sensori: Beberapa bayi memiliki sensitivitas sensorik yang tinggi terhadap tekstur, rasa, atau suhu makanan. Makanan yang terlalu lembek, terlalu keras, terlalu dingin, atau terlalu panas dapat menyebabkan mereka menolak untuk menelan. Hal ini juga bisa berkaitan dengan masalah oral motorik, yaitu kemampuan untuk mengontrol otot-otot di mulut untuk mengunyah dan menelan.

  • Sakit: Jika bayi Anda tiba-tiba menolak menelan makanan, kemungkinan besar ia sedang sakit. Sakit tenggorokan, infeksi telinga, atau bahkan sakit gigi dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat menelan, sehingga bayi menolak untuk makan. Demam, muntah, dan diare juga dapat mengurangi nafsu makan dan menyebabkan keengganan menelan.

  • Alergi Makanan: Reaksi alergi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan bayi menolak untuk menelan makanan tersebut. Gejala alergi dapat bervariasi, mulai dari ruam kulit hingga kesulitan bernapas. Jika Anda mencurigai adanya alergi makanan, segera konsultasikan dengan dokter.

  • Refluks Gastroesofageal (GER): GER adalah kondisi di mana isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Bayi dengan GER mungkin menolak menelan makanan karena rasa tidak nyaman atau nyeri yang ditimbulkan oleh refluks.

  • Anoreksia: Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi mungkin mengalami anoreksia, yaitu gangguan makan yang ditandai dengan kehilangan nafsu makan yang signifikan. Anoreksia pada bayi biasanya disebabkan oleh faktor medis lain yang mendasarinya.

  • Kurangnya Kemauan: Terkadang, menolak makanan juga merupakan bentuk perilaku untuk menguji batas. Bayi mungkin ingin mengontrol situasi, khususnya jika mereka merasa tidak nyaman dengan rutinitas makan, suasana makan yang kurang tenang, atau cara pemberian makan.

BACA JUGA:   Makanan Penunjang Pemulihan Diare pada Bayi: Panduan Lengkap

2. Mengenali Tanda-Tanda Keengganan Menelan pada Bayi

Penting untuk mengenali tanda-tanda keengganan menelan pada bayi Anda, selain hanya menolak makan. Tanda-tanda ini dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang penyebab yang mendasarinya. Perhatikan hal berikut:

  • Menolak makanan secara konsisten: Bukan hanya satu kali, tetapi secara berulang dan berlangsung lama.
  • Menolak beberapa jenis tekstur makanan: Misalnya, hanya mau makan bubur, tetapi menolak makanan padat.
  • Menunjukkan rasa tidak nyaman saat makan: Misalnya, menangis, gelisah, atau mengejang saat makan.
  • Menolak untuk membuka mulut: Atau mulut hanya sedikit terbuka saat diberi makan.
  • Menolak untuk mengunyah: Makanan hanya dikunyah sedikit atau hanya diletakkan di lidah.
  • Menjatuhkan makanan secara sengaja: Setelah memasukkan makanan ke dalam mulut.
  • Muntah atau regurgitasi yang berlebihan: Setelah makan atau bahkan beberapa saat kemudian.
  • Penurunan berat badan yang signifikan: Ini merupakan tanda bahaya yang perlu segera ditangani.
  • Demam atau gejala penyakit lainnya: Seperti diare, batuk, atau pilek.

3. Strategi Pencegahan Keengganan Menelan Makanan pada Bayi

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Berikut beberapa strategi yang dapat Anda lakukan untuk mencegah bayi Anda menolak menelan makanan:

  • Menciptakan lingkungan makan yang nyaman dan tenang: Hindari gangguan seperti televisi atau suara bising. Biarkan bayi fokus pada makanan.
  • Memberikan makanan dengan berbagai tekstur dan rasa: Jangan hanya memberikan makanan yang sama berulang kali. Variasikan makanan untuk merangsang selera bayi.
  • Memberikan makanan dalam porsi kecil: Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan semua makanan dalam satu waktu. Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering.
  • Sabar dan konsisten: Jangan frustasi jika bayi menolak makanan. Tetap sabar dan konsisten dalam menawarkan makanan yang sehat.
  • Mengajak bayi berpartisipasi dalam proses persiapan makanan: Membiarkan bayi terlibat dalam proses persiapan makanan dapat meningkatkan minat mereka untuk makan.
  • Menjadi teladan yang baik: Bayi cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Tunjukkan sikap positif terhadap makanan sehat.
  • Hindari memberi makan sambil bermain atau sambil menonton televisi: Hal ini dapat mengganggu proses makan dan membuat bayi tidak fokus pada makanan.
  • Memberikan waktu makan yang cukup: Jangan terburu-buru saat memberi makan bayi. Berikan waktu yang cukup untuk menikmati makanan.
  • Memastikan bayi merasa nyaman dan tenang sebelum makan: Bayi yang lelah, mengantuk, atau sedang merasa tidak nyaman cenderung menolak makan.
BACA JUGA:   Menu MPASI Bayi 5 Bulan untuk Meningkatkan Berat Badan

4. Cara Menangani Bayi 11 Bulan yang Menolak Menelan Makanan

Jika bayi Anda terus menolak menelan makanan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi anak. Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan saran yang tepat. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan di rumah:

  • Menawarkan makanan yang disukai bayi: Jika bayi hanya mau makan beberapa jenis makanan, cobalah untuk memberikan makanan tersebut secara teratur.
  • Menggunakan sendok yang berbeda: Beberapa bayi mungkin lebih suka menggunakan sendok tertentu.
  • Mengubah suhu makanan: Beberapa bayi mungkin lebih suka makanan yang dingin atau hangat.
  • Mengubah tekstur makanan: Coba ubah tekstur makanan menjadi lebih halus atau lebih kasar.
  • Menawarkan makanan dalam bentuk finger food: Bayi mungkin lebih tertarik untuk makan dengan tangan mereka sendiri.
  • Memberikan kesempatan pada bayi untuk mengeksplorasi makanan: Biarkan bayi menyentuh, merasakan, dan mencium makanan sebelum memakannya.
  • Jangan memaksa bayi untuk makan: Memaksa bayi untuk makan hanya akan membuat mereka lebih menolak. Cobalah pendekatan yang lebih santai dan menyenangkan.
  • Memberikan pujian dan penghargaan: Berikan pujian dan penghargaan kepada bayi jika mereka mencoba untuk makan.

5. Kapan Harus Segera ke Dokter

Beberapa situasi memerlukan kunjungan segera ke dokter. Hubungi dokter Anda segera jika:

  • Bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
  • Bayi mengalami demam tinggi disertai penolakan makan.
  • Bayi mengalami muntah atau diare yang hebat.
  • Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, air mata sedikit).
  • Bayi mengalami kesulitan bernapas.
  • Bayi menunjukkan reaksi alergi terhadap makanan tertentu.

6. Pentingnya Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

Mengatasi keengganan menelan makanan pada bayi 11 bulan membutuhkan kesabaran dan pendekatan yang holistik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi anak. Mereka dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh, mendiagnosis penyebab yang mendasari, dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan individual bayi Anda. Mereka dapat juga membantu Anda membuat rencana makan yang tepat untuk memastikan bayi Anda mendapatkan nutrisi yang cukup. Ingat, setiap bayi unik, dan pendekatan yang berhasil untuk satu bayi mungkin tidak berhasil untuk bayi lainnya. Kolaborasi dengan profesional kesehatan akan memastikan bahwa bayi Anda menerima perawatan terbaik dan tumbuh kembang dengan optimal.

Also Read

Bagikan:

Tags