Jadwal Imunisasi Anak: Panduan Lengkap Usia dan Jenis Vaksin

Sri Wulandari

Imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan vaksin. Jadwal imunisasi anak bervariasi tergantung pada negara dan rekomendasi organisasi kesehatan setempat, seperti WHO (World Health Organization) dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Namun, secara umum, imunisasi diberikan dalam beberapa tahap sejak bayi hingga usia remaja, dengan tujuan membangun kekebalan tubuh yang optimal. Artikel ini akan membahas secara detail jadwal imunisasi anak, jenis vaksin yang diberikan, serta pentingnya mengikuti jadwal tersebut.

1. Imunisasi di Masa Bayi (0-11 Bulan): Fondasi Kekebalan Tubuh

Masa bayi merupakan periode kritis dalam pembentukan kekebalan tubuh. Vaksinasi di usia ini bertujuan untuk melindungi bayi dari penyakit serius yang bisa berakibat fatal, seperti polio, difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), campak, gondongan, rubella, hepatitis B, dan haemophilus influenzae tipe B (Hib). Jadwal imunisasi bayi biasanya dimulai sejak lahir hingga usia 11 bulan, dan frekuensi pemberian vaksin bervariasi tergantung pada jenis vaksin.

Berikut ini adalah contoh jadwal imunisasi bayi yang umum di beberapa negara, namun perlu diingat bahwa jadwal ini bisa berbeda dan sebaiknya selalu dikonsultasikan dengan dokter anak:

  • Hepatitis B (HB): Biasanya diberikan tiga dosis: dosis pertama segera setelah lahir, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dan dosis ketiga pada usia 6-18 bulan.
  • BCG (Bacillus Calmette-Guérin): Vaksin BCG diberikan untuk mencegah tuberkulosis (TB), biasanya diberikan sekali pada usia bayi. Jadwal pemberiannya bervariasi antar negara.
  • DTaP (Difteri, Tetanus, Pertussis): Biasanya diberikan lima dosis: dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis kedua pada usia 4 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan, dosis keempat pada usia 15-18 bulan, dan dosis kelima pada usia 4-6 tahun.
  • Hib (Haemophilus influenzae tipe B): Mirip dengan DTaP, biasanya diberikan empat dosis: pada usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.
  • IPV (Inactivated Poliovirus): Biasanya diberikan empat dosis: pada usia 2, 4, 6, dan 12-18 bulan.
  • Rotavirus: Vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah infeksi rotavirus yang menyebabkan diare berat. Biasanya diberikan dua atau tiga dosis, tergantung jenis vaksin yang digunakan, mulai usia 2 bulan.
  • Pneumokokus: Vaksin pneumokokus melindungi dari infeksi bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah. Biasanya diberikan beberapa dosis, dimulai pada usia 2 bulan.
BACA JUGA:   Imunisasi Bayi di Puskesmas: Biaya, Program, dan Hal Penting Lainnya

Penting untuk diingat bahwa ini hanyalah contoh jadwal dan mungkin berbeda di setiap negara atau wilayah. Selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan jadwal imunisasi yang paling tepat untuk bayi Anda.

2. Imunisasi di Usia Toddler (12-23 Bulan): Memperkuat Kekebalan

Setelah masa bayi, imunisasi berlanjut di usia toddler (12-23 bulan). Pada tahap ini, beberapa vaksin booster diberikan untuk memperkuat kekebalan tubuh yang telah dibangun sebelumnya. Beberapa vaksin juga baru diberikan pada usia ini. Vaksin yang umumnya diberikan pada periode ini termasuk:

  • Dosis booster DTaP, Hib, dan IPV: Untuk memperkuat perlindungan terhadap difteri, tetanus, pertussis, haemophilus influenzae tipe B, dan polio.
  • Vaksin MMR (Campak, Gondongan, Rubella): Biasanya diberikan satu dosis pada usia 12-15 bulan, dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
  • Vaksin Varisela (Cacar Air): Biasanya diberikan dua dosis, dosis pertama pada usia 12-15 bulan dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
  • Vaksin Hepatitis A: Vaksin Hepatitis A biasanya diberikan dalam dua dosis, dengan interval waktu tertentu antara dosis pertama dan kedua. Jadwal pemberiannya bervariasi tergantung pada rekomendasi dokter.

Jadwal imunisasi di usia toddler juga bervariasi dan sangat penting untuk mengikuti anjuran dokter anak. Penundaan pemberian vaksin dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang dapat dicegah.

3. Imunisasi di Usia Prasekolah (4-6 Tahun): Meningkatkan Perlindungan

Usia prasekolah merupakan periode penting untuk memberikan beberapa dosis booster dan vaksin tambahan untuk menjaga kekebalan tubuh anak tetap optimal. Vaksin yang biasanya diberikan pada usia ini antara lain:

  • Dosis booster DTaP dan IPV: Untuk memperkuat perlindungan terhadap difteri, tetanus, pertussis, dan polio.
  • Dosis booster MMR (Campak, Gondongan, Rubella): Dosis kedua MMR diberikan untuk memastikan perlindungan yang optimal.
  • Dosis booster Varisela (Cacar Air): Dosis kedua varisela diberikan untuk memastikan perlindungan yang optimal.
  • Vaksin Influenza (Flu): Vaksin influenza diberikan setiap tahun, mulai dari usia 6 bulan. Vaksin ini melindungi anak dari berbagai jenis virus influenza yang bersirkulasi setiap tahunnya.
BACA JUGA:   Pentingnya Imunisasi pada Bayi Usia 3 Bulan

Vaksin influenza bersifat musiman dan harus diberikan setiap tahun karena virus influenza terus berubah.

4. Imunisasi di Usia Sekolah (7-12 Tahun): Perlindungan Berkelanjutan

Pada usia sekolah, anak-anak semakin aktif berinteraksi dengan lingkungan dan teman sebaya, sehingga risiko terkena penyakit menular meningkat. Oleh karena itu, imunisasi pada usia ini tetap penting untuk mempertahankan perlindungan yang optimal. Meskipun jadwal imunisasi pada usia ini relatif lebih sedikit dibandingkan usia sebelumnya, tetap penting untuk mengikuti rekomendasi dokter. Salah satu vaksin yang sering diberikan pada usia ini adalah vaksin HPV (Human Papillomavirus). Vaksin ini melindungi terhadap infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, dan jenis kanker lainnya. Jadwal pemberian vaksin HPV bervariasi tergantung pada jenis vaksin dan rekomendasi dokter.

5. Imunisasi di Masa Remaja (13 Tahun ke Atas): Melindungi Kesehatan di Masa Dewasa

Imunisasi tidak hanya penting di masa kanak-kanak, tetapi juga berlanjut hingga masa remaja dan dewasa. Beberapa vaksin diberikan atau dibooster pada usia ini untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan. Vaksin yang umum diberikan atau dibooster pada masa remaja termasuk:

  • Vaksin Meningokokus: Vaksin ini melindungi terhadap penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Jadwal pemberiannya bervariasi tergantung pada jenis vaksin dan rekomendasi dokter.
  • Vaksin HPV: Jika belum diberikan di usia praremaja, vaksin ini dapat diberikan pada masa remaja.
  • Vaksin Influenza: Vaksin influenza tetap penting diberikan setiap tahun untuk melindungi dari flu.
  • Vaksin Tetanus-Difteri (Td): Vaksin booster Td diberikan setiap 10 tahun sekali untuk mempertahankan perlindungan terhadap tetanus dan difteri.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan vaksin mana yang tepat diberikan pada masa remaja, tergantung pada riwayat kesehatan dan gaya hidup.

BACA JUGA:   Jadwal Imunisasi Campak pada Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

6. Pentingnya Mengikuti Jadwal Imunisasi dan Konsultasi dengan Dokter

Mengikuti jadwal imunisasi anak merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan dan melindungi mereka dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Namun, setiap anak memiliki kondisi kesehatan yang unik. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk membuat jadwal imunisasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan individu anak. Dokter anak dapat memberikan informasi yang akurat dan terkini tentang jenis vaksin yang direkomendasikan, jadwal pemberian vaksin, serta efek samping yang mungkin terjadi. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter tentang segala kekhawatiran atau pertanyaan yang Anda miliki mengenai imunisasi anak. Dengan mengikuti jadwal imunisasi dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur, Anda dapat membantu melindungi anak Anda dari penyakit yang berbahaya dan memastikan tumbuh kembangnya yang optimal.

Also Read

Bagikan:

Tags