Diare pada bayi merupakan kondisi yang mengkhawatirkan bagi para orang tua. Selain membuat bayi tidak nyaman, diare juga dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya. Memberikan makanan yang tepat sangat krusial dalam membantu bayi pulih dari diare dan mencegah komplikasi. Namun, memilih makanan yang tepat bisa membingungkan. Artikel ini akan memberikan panduan detail tentang makanan yang tepat dan yang harus dihindari saat bayi mengalami diare, berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya seperti WHO, American Academy of Pediatrics (AAP), dan berbagai jurnal medis.
Mengapa Pola Makan Penting Saat Bayi Diare?
Diare menyebabkan tubuh bayi kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan. Tujuan utama dalam menangani diare adalah mencegah dehidrasi dan membantu tubuh bayi memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit. Selain itu, sistem pencernaan bayi yang masih berkembang rentan terhadap iritasi. Oleh karena itu, pemilihan makanan yang mudah dicerna dan tidak memperparah diare sangat penting. Makanan yang tepat dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar, meredakan gejala, dan mempercepat proses penyembuhan. Sebaliknya, makanan yang salah dapat memperburuk diare dan memperpanjang durasi penyakit. Konsultasi dengan dokter anak sangat dianjurkan sebelum mengubah pola makan bayi, terutama jika diare berlangsung lama atau disertai gejala lain seperti demam tinggi atau muntah.
Rehidrasi: Langkah Pertama dan Terpenting
Sebelum membahas makanan, penting untuk menekankan bahwa rehidrasi merupakan langkah paling penting dalam menangani diare pada bayi. Dehidrasi dapat mengancam jiwa, terutama pada bayi. Larutan oralit (oral rehydration solution/ORS) merupakan pilihan terbaik untuk rehidrasi karena mengandung proporsi garam dan gula yang tepat untuk membantu penyerapan cairan dan elektrolit. Jangan memberikan air putih saja, karena tidak cukup untuk mengganti elektrolit yang hilang. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan ORS:
- Frekuensi: Berikan ORS dalam jumlah kecil dan sering, sesuai petunjuk pada kemasan. Jangan memaksa bayi untuk minum banyak sekaligus.
- Suhu: Berikan ORS pada suhu ruangan atau sedikit hangat agar lebih nyaman bagi bayi.
- Pengawasan: Pantau kondisi bayi dengan cermat. Jika diare tidak membaik atau bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (misalnya, mata cekung, kulit kering, menangis tanpa air mata), segera hubungi dokter.
- Alternatif ORS: Jika ORS tidak tersedia, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai alternatif lain yang aman.
Makanan yang Direkomendasikan untuk Bayi Diare
Setelah rehidrasi, pemilihan makanan yang tepat akan membantu mempercepat proses pemulihan. Berikut beberapa jenis makanan yang umumnya direkomendasikan:
- Air Susu Ibu (ASI): ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, termasuk bayi yang mengalami diare. ASI mengandung antibodi yang membantu melawan infeksi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi. Lanjutkan pemberian ASI sesuai jadwal yang biasa.
- Susu Formula: Jika bayi mengonsumsi susu formula, lanjutkan pemberiannya, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk mengganti sementara dengan formula yang rendah laktosa jika bayi menunjukkan intoleransi laktosa. Namun, keputusan ini harus berdasarkan konsultasi dengan dokter.
- Pisang: Pisang mudah dicerna, kaya kalium (yang hilang selama diare), dan memiliki efek mengikat pada feses. Berikan pisang yang matang dan lembek dalam jumlah kecil.
- Nasi putih: Nasi putih mudah dicerna dan membantu mengganti karbohidrat yang hilang. Sajikan nasi putih yang dimasak hingga lembek.
- Apel: Apel mengandung pektin, serat larut yang dapat membantu mengencangkan feses. Berikan apel yang sudah dihaluskan atau dibuat bubur.
- Yogurt (Plain, tanpa pemanis): Yogurt plain mengandung probiotik yang dapat membantu menyeimbangkan bakteri baik dalam usus. Pastikan yogurt yang diberikan tanpa pemanis tambahan. Perkenalkan yogurt secara bertahap, dan amati reaksi bayi.
- Brokoli: Brokoli mudah dicerna dan kaya nutrisi. Kukus dan haluskan hingga teksturnya lembut.
Makanan yang Harus Dihindari Saat Bayi Diare
Beberapa jenis makanan dapat memperparah diare atau menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan bayi. Hindari makanan berikut ini:
- Makanan manis dan olahan: Makanan manis dan olahan tinggi gula dapat memperparah diare karena dapat menarik air ke dalam usus. Hindari permen, minuman bersoda, jus buah, dan makanan olahan lainnya.
- Produk susu (kecuali ASI): Beberapa bayi mungkin mengalami intoleransi laktosa sementara selama diare. Hindari produk susu sapi, kecuali jika dokter menyarankan sebaliknya.
- Makanan berlemak: Makanan berlemak sulit dicerna dan dapat memperparah diare. Hindari makanan gorengan, makanan cepat saji, dan makanan berlemak lainnya.
- Makanan berserat tinggi: Meskipun serat penting, makanan berserat tinggi dapat memperparah diare pada bayi. Hindari sayuran mentah, buah-buahan dengan kulit, dan biji-bijian.
- Makanan pedas dan asam: Makanan pedas dan asam dapat mengiritasi usus dan memperparah diare.
- Makanan yang mengandung kafein: Kafein dapat memperparah diare dan dehidrasi.
Strategi Pemberian Makanan
Perkenalkan kembali makanan padat secara bertahap setelah diare mereda. Mulailah dengan makanan yang mudah dicerna seperti nasi putih dan pisang, lalu secara bertahap tambahkan makanan lain sesuai toleransi bayi. Amati reaksi bayi terhadap setiap makanan baru. Jika diare kambuh, hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter. Jangan memberikan makanan baru lebih dari satu jenis dalam sehari untuk memudahkan identifikasi penyebab jika diare kambuh. Ukuran porsi juga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan pencernaan bayi. Berikan dalam jumlah kecil dan sering.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun panduan ini memberikan informasi umum, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anak jika bayi Anda mengalami diare. Segera hubungi dokter jika:
- Diare berlangsung lebih dari 24 jam.
- Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (misalnya, mata cekung, kulit kering, menangis tanpa air mata, mulut kering).
- Bayi mengalami demam tinggi.
- Bayi muntah terus-menerus.
- Bayi mengalami diare berdarah.
- Bayi tampak lesu atau apatis.